Virus Corona
Adaptasi New Normal, Taman Hiburan di Jepang Larang Penumpang Roller Coaster untuk Berteriak
Jepang menjadi satu di antara negara yang melonggarkan kembali pembatasan sosialnya setelah berhasil menekan penyebaran pandemi Covid-19.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Jepang menjadi satu di antara negara yang melonggarkan kembali pembatasan sosialnya setelah berhasil menekan penyebaran pandemi Covid-19.
Namun, hal ini tak berarti warga akan dapat beraktivitas seperti sedia kala seperti saat sebelum terjadinya pandemi.
Masyarakat Jepang kini memasuki masa new normal di mana mereka harus mematuhi sejumlah aturan yang dibuat untuk hidup berdampingan dengan Virus Corona.
Tak hanya pada warga, aturan tatanan baru tersebut juga berlaku bagi tempat-tempat umum seperti ruang publik dan taman hiburan yang mulai akan dibuka.
• Jokowi Bahas Wacana Pembukaan Pariwisata Secara New Normal: Tolong Tidak Usah Tergesa-gesa
Dilansir The Japan Times, Kamis (28/5/2020), sejumlah taman hiburan telah bersiap untuk menyesuaikan operasionalnya dengan tatanan normal baru.
Beberapa perubahan dan aturan dibuat untuk mengurangi potensi penularan Covid-19 di antara pengunjung.
Satu dari aturan tersebut adalah kewajiban menggunakan masker dan larangan untuk berteriak saat menaiki roller coaster.
"Panduan ini tidak akan dapat menghilangkan potensi penularan hingga nol, namun dapat mengurangi risiko penyebaran (Virus Corona)," tutur Operator taman hiburan.
Sejumlah perubahan ketentuan tersebut tidak hanya akan mengikat pengunjung, namun juga mengatur para pekerja taman hiburan.
Antara lain aturan agar para staf yang berperan untuk menakut-nakuti pengunjung juga diharuskan menjaga jarak aman dengan pengunjung.
Sedangkan staf yang berpakaian menyerupai toko pahlawan atau maskot binatang, tidak diizinkan untuk bersalaman dengan anak-anak dan harus menjaga jarak.
Selain itu, pertunjukan yang biasanya ditampilkan seperti pertempuran antara superhero dan penjahat juga akan dilarang untuk berinteraksi dengan penonton agar tidak menimbulkan sorakan dan teriakan.
Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi kemungkinan menyebarnya droplets ke udara.
Dalam panduan tersebut, diarue juga terkait wahana virtual reality tidak akan diizinkankan untuk beroperasi bila tidak bisa menjamin kacamata virtualnya dapat dibersihkan setiap kali selesai digunakan pengunjung.
Faktor lain yang akan diatur dalam panduan tersebut adalah pelarangan untuk memajang sampel mainan atau makanan yang rawan disentuh anak-anak.