Virus Corona
Pastikan New Normal Dipertimbangkan Matang, Ali Ngabalin: Presiden Itu Tak Mau Rakyatnya Kelaparan
Tenaga Ahli Utama KSP Ali Ngabalin memastikan bahwa penerapan tatanan kehidupan normal baru atau New Normal merupakan hasil pertimbangan yang matang.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Atri Wahyu Mukti
Maka dari itu, melihat kondisi seperti itu, menurut Ali Ngabalin, Presiden harus bisa mengambil kebijakan nyata untuk menyikapi penyebaran Covid-19.
Dikatakannya, Jokowi tentunya tidak ingin masyarakat kehilangan pekerjaan dan penghasilan dalam waktu lama.
Sehingga angka kemiskinan jauh meningkat dan berdampak pada krisis.
Namun disatu sisi, Jokowi juga tidak ingin masyarakat terpapar Virus Corona.
"Itu sebabnya kenapa Bapak Presiden mengatakan harus produktif dan aman," terangnya.
"Presiden itu juga tak mau rakyatnya terpapar Corona juga tak mau lapar ini, rakyatnya tidak boleh lapar," tegas Ngabalin.
• Ditanya Seandainya Jokowi Buat Skripsi Komunikasi saat Corona, Guru Besar UI Terkekeh: Nilainya C
Simak videonya mulai menit ke- 2.20:
Dosen UI: Barangkali Pak Jokowi Sudah Kerja Keras
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando mengungkapkan kelemahan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengatasi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Ade Armando menganggap bahwa kelemahan pemerintahan Jokowi adalah dari segi komunikasi.
Hal ini disampaikan Ade Armando dalam acara Rosi yang tayang di kanal Youtube KompasTV, Kamis (28/5/2020).

• Hasil Survey Penanganan Corona, 53,8 Persen Tak Puas dengan Jokowi, Berikut Poin Ketidakpuasannya
Ade Armando menilai pemerintah tidak mempunyai strategi untuk mengembangkan komunikasi yang baik kepada publik.
Akibatnya banyak terjadi kesalahpahaman atau simpang siur informasi di kalangan masyarakat.
"Saya enggak bisa menilai karena kayaknya enggak ada strategi komunikasinya," ujar Ade Armando.
"Dan itu yang akan saya katakan sebagai itulah kelemahan pemerintahan Jokowi saat ini," jelasnya.
Ketika benar kelamahan pemerintah Jokowi ada pada faktor komunikasi, maka yang terjadi justru sebaliknya.