Breaking News:

Virus Corona

Jatim Terancam Jadi Episentrum Baru, Prof Nidom: Bisa karena Pengujian Lebih Banyak dari Daerah Lain

Professor Choirul Anwar Nidom lantas angkat bicara soal Jawa Timur kini dikhawatirkan menjadi pusat penyebaran baru Virus Corona di Indonesia.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
Channel YouTube metrotvonenews
Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin PNF, Professor Choirul Anwar Nidom lantas angkat bicara soal Jawa Timur kini dikhawatirkan menjadi pusat penyebaran baru Virus Corona di Indonesia melalui acara Metro Pagi Prime Time pada Jumat (29/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Jawa Timur kini dikhawatirkan menjadi pusat penyebaran baru Virus Corona di Indonesia.

Kasus Virus Corona di Jawa Timur berada di bawah DKI Jakarta yang masih menjadi provinsi dengan jumlah terbanyak Covid-19.

Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin PNF, Professor Choirul Anwar Nidom lantas angkat bicara melalui acara Metro Pagi Prime Time pada Jumat (29/5/2020).

Professor Nidom mengatakan, hal itu terjadi karena berbagai faktor.

Emil Dardak mengatakan bahwa sebenarnya pihaknya sudah sering mengatakan bagaimana cara penanganan Virus Corona di daerahnya.  Hal itu diungkapkan di acara Metro TV pada Jumat (29/5/2020).
Emil Dardak mengatakan bahwa sebenarnya pihaknya sudah sering mengatakan bagaimana cara penanganan Virus Corona di daerahnya. Hal itu diungkapkan di acara Metro TV pada Jumat (29/5/2020). (Channel YouTube metrotvonenews)

Ada Lonjakan Kasus dan Jejak Corona di Pakaian-Sepatu, Ratusan Sekolah di Korsel Kembali Ditutup

Bisa saja kasus Virus Corona di Jatim memang benar-benar tinggi.

"Jadi melihat data dari keadaan Surabaya khususnya atau Jawa Timur secara umum itu harus komprehensif meilihatnya tidak hanya melihat peningkatan jumlah kasus itu saja."

"Jadi memang bisa bahwa data itu menunjukkan bahwa masih tingginya kasus di Jawa Timur dan Surabaya," ujar Prof Nidom.

Selain itu, bisa jadi kasus Virus Corona di Jawa Timur ini tinggi karena memang jumlah pengecekan lebih tinggi dari daerah lain.

Apalagi selama ini belum ada perbandingan jumlah orang yang dites antara daerah satu dengan lainnya.

"Tapi bisa juga karena aktifnya pengujian sehingga jumlah diuji itu besar, otomatis prosentase akan meningkat jumlah yang positif itu akan meningkat."

"Itu juga akan selama ini belum ada perbandingan dari sekian itu berapa jumlah yang disampling," jelas Nidom.

Kasus Corona di Jatim Tertinggi Kedua di Indonesia, Emil Dardak: Sebenarnya Sudah Sering Disampaikan

Sehingga, hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa daerah lain bisa jadi juga sama banyaknya dengan Jatim.

"Apakah sama yang disampling dengan daerah-daerah lain sehingga Surabaya tampak sebagai episentrum."

"Mungkin saja daerah-daerah lain melakukan hal yang sama dengan Surabaya dan Jawa Timur mungkin memberikan kasus yang sama, memberikan fonemenan gambaran yang sama," katanya.

Lalu, Prof Nidom mengaku khawatir nantinya akan terjadi fenomena gunung es.

"Seperti yang Pak Wagub bilang bahwa sebetulnya Covid-19 ini kan masih kita khawatirkan terjadi gunung es."

"Sehingga semakin besar kita pengujiannya, kemudian semakin nampak berapa banyak jumlah yang positif di lapangan," ungkap Nidom.

Gunung es bisa terjadi karena ada penumpukan pengujian.

"Yang ketiga validitas pengujian jadi dikatakan oleh Pak Wagub terjadi penumpukan pengujian, sementara itu membutuhkan kecepatan di dalam hasil diagnosis," ujar dia.

Kata Ketua Gugus Covid-19 Jatim soal Mobil PCR Tak ke Surabaya, Sebut Sudah Janjian dengan 2 Kota

Selain itu, adanya kemungkinan tenaga lab terkena Virus Corona sehingga mempengaruhi hasil data.

"Apalagi lab ini di suspend karena diduga ada tenaga lab yang terinfeksi nah ini kan juga mempengaruhi hasil apakah terjadi kontaminasi polos positif dalam pengujian-pengujiannya, karena yang menguji terjadi infeksi yang positif, nah ini kan komprehensif melihat data," ujar dia.

Sehingga, terkait tingginya Virus Corona di Jatim itu memang karena banyak faktor.

"Bukan sekedar tingginya data positif di Surabaya maupun Jawa Timur," sambugnya.

Lihat videonya mulai menit ke-6:22:

Doni Monardo Sebut Jatim Banyak Klaster Besar 

Provinsi Jawa Timur menjadi satu dari beberapa daerah dengan penambahan kasus positif Virus Corona yang masih tinggi.

Hal ini disinyalir karena adanya penularan dari sejumlah klaster besar yang ada di wilayah tersebut.

Untuk itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara khusus telah meminta jajarannya untuk memberikan perhatian secara penuh untuk membantu penanggulangan Covid-19 di Jawa Timur.

 Jokowi Instruksikan Penanggulangan Covid-19 Difokuskan ke Jawa Timur: Betul-betul Saya Minta

 Angka Kematian akibat Virus Corona di AS Capai 102.109, Disebut Lampaui Korban Tiga Perang Amerika

Sesuai instruksi presiden, jajaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah memberikan dukungan berupa dana operasional dan alat-alat medis.

Dilansir Kompas.com, Rabu (27/5/2020), Ketua Gugus tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mengungkapkan alasan Jawa Timur masih terus memiliki penambahan kasus yang tinggi.

Menurutnya hal ini merupakan perkembangan penularan dari klaster-klaster besar yang ada di Jawa Timur.

"Jawa Timur ini termasuk daerah yang potensi dari klaster tertentu sangat tinggi. Antara lain dari Gowa, kemudian jemaah tabligh, termasuk juga yang berasal dari dalam yaitu Pesantren Temboro dan Pabrik Sampoerna," ungkap Doni.

Pihak Gugus Tugas dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur masih terus melakukan penelusuran kontak terhadap orang-orang yang terlibat dengan klaster tersebut.

Menurut Doni, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menangani kasus-kasus tersebut dengan baik.

Pemprov telah memaksimalkan penanggulangan penyebaran Virus Corona tersebut dengan bekerja bersama jajaran TNI dan Polri.

Untuk mendukung kinerja pemprov dalan menekan angka penularan, pemerintah pusat melalui Gugus Tugas juga telah memberikan sejumlah bantuan.

Satu di antaranya berupa dua buah alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang digunakan untuk mendeteksi adanya Covid-19 pada sampel swab pasien.

Alat PCR berkapasitas 4 mesin tersebut dikatakan dapat menguji hingga 800 spesimen dalam sehari.

Adapun bantuan lain yang diberikan berupa tiga buah rumah sakit lapangan dengan fasilitas pendukung, dan bantuan dana untuk operasional rumah sakit lapangan tersebut.

"Kemudian ada tiga unit rumah sakit lapangan yang berupa tenda dengan fasilitas AC dan pendukung lainnya. Pemerintah dalam hal ini Gugus Tugas telah menyalurkan dana operasional untuk rumah sakit lapangan sebesar Rp 10 miliar," ujar Doni.

Diketahui, Jawa Timur saat ini menjadi satu dari beberapa episentrum penyebaran Virus Corona setelah mencatat adanya 199 kasus baru, per Rabu (27/5/2020).

Sehingga, jumlah total kasus positif Covid-19 di Jawa Timur telah mencapai angka 4.142 kasus.

 Pemerintah Kabupaten Madiun Rapid Test 1.000 Pegawai Rokok setelah Ada yang Dinyatakan Positif

 Reaksi Dokter soal New Normal: Sekarang Saja Sudah Overload, Rasanya akan Lebih Membeludak Lagi

Selain itu, Jawa Timur sebelumnya sempat menjadi daerah dengan penambahan kasus terbanyak yaitu 1.099 kasus positif Covid-19 selama 3 hari.

Yang pertama adalah penambahan kasus pada Kamis (21/5/2020) sebanyak 502 kasus, lalu Jumat (22/5/2020) sebanyak 131 kasus.

Dan yang terakhir adalah penambahan 466 kasus positif Virus Corona baru pada Sabtu (23/5/2020). (TribunWow.com/Mariah Gipty/Noviana Pramesti)

Tags:
Virus CoronaJawa TimurCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved