Breaking News:

Virus Corona

Guru Besar UI Beri Saran Berikut pada Jokowi yang Sering Dikritik: Kalau Enggak Kita Dihajar Terus

Professor Ibnu Hamad menilai kelemahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terletak pada cara penyampaian komunikasi pada masyarakat.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
Youtube/KompasTV
Guru Besar Ilmu Komunikasi UI, Professor Ibnu Hamad menjawab soal mengapa pernyataan pemerintah saat ini sering direspon negatif oleh masyarakat. Hal itu diungkapkan Professor Ibnu Hamad di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (28/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Professor Ibnu Hamad menilai kelemahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terletak pada cara penyampaian komunikasi pada masyarakat.

Sehingga, Jokowi saat ini banyak dikritik oleh berbagai pihak.

Hal itu diungkapkan Ibnu Hamad saat menjadi narasumber di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (28/5/2020).

Guru Besar Ilmu Komunikasi UI Prof Ibnu Hamad menilai komunikasi Jokowi selama masa pandemi Corona, dalam acara Rosi, Kamis (28/5/2020).
Guru Besar Ilmu Komunikasi UI Prof Ibnu Hamad menilai komunikasi Jokowi selama masa pandemi Corona, dalam acara Rosi, Kamis (28/5/2020). (Capture Youtube KompasTV)

 

New Normal Segera Mulai, Ade Armando Sebut Rakyat Belum Dijelaskan: Masak Berharap Pak Jokowi?

Sehingga, jika ada pihak yang menyerang Jokowi dengan kemampuan keterampilan komunikasi mereka, harus dilawan dengan keterampilan komunikasi juga.

"Menurut saya tetap jawabannya keterampilan komunikasi karena yang nyerang itu memakai ketrampilan komunikatif."

"Dilawannya dengan ketrampilan komunikatif juga," ujar Ibnu.

Menurutnya pemerintah harus bisa menyampaikan pesan dengan lebih masuk akal.

"Dengan kemasan pesan yang lebih masuk akal, lebih deskriptif, lebih luas, lebih bermakna begitu," katanya.

Soal Corona, Hasil Survei Tunjukkan Banyak yang Tak Puas dengan Jokowi, Paling Banyak Alasan Bansos

Jika komunikasi pemerintah tidak baik, maka akan terus diserang oleh pihak-pihak yang kontra pada pemerintah.

"Kalau enggak kita dihajar terus, saya pengalaman empat tahun di birokrasi," sambungnya.

Meski demikian, bukan berarti orang yang ingin menyampaikan kritik dibatasi.

Tetap harus diberi ruang.

"Ruang tetap diberikan komunikasi, jadi mitigasi komunikasinya harus dihitung dari awal," ujarnya.

Lihat videonya mulai menit ke-6:36:

Tanggapan Jokowi Lebih Sering Dapat Respon Negatif saat Corona

Pada kesempatan yang sama, Ibnu menjawab soal mengapa pernyataan pemerintah saat ini sering direspon negatif oleh masyarakat.

Satu di antara pernyataan yang mendapat respon negatif adalah masalah New Normal.

 Adaptasi New Normal, Sekolah di Kediri akan Masuk Seminggu Sekali, Kadin Pendidikan: 10-15 Anak

"Apa yang menurut Anda tidak dilakukan oleh pemerintah sehingga apapun yang dilakukan pemerintah selalu direspons negatif oleh publik."

"Yang salah mereka memang pada dasarnya enggak suka pada Jokowi, atau ini suara-suara kritis warga," tanya Rosiana Silalahi sang presenter.

Mulanya, Ibnu Hamad menyinggung soal peninjauan persiapan New Normal di Summarecon Mall Bekasi yang justru membuat masyarakat salah persepsi.

Menurut Ibnu Hamad tak ada penjelasan yang jelas mengenai hal tersebut.

"Saya ingin mengomentari yang Bekasi itu dulu, saya ikuti beritanya sebelum jam 13 pagi tadi lah bahwa Pak Jokowi bakal ke Bekasi meresmikan mall begitu bahasanya di online-online."

"Di situ tampaknya tidak ada yang menjelaskan di balik ke Bekasi dari segi kebijakan itu memang tidak ada yang menjelaskan dikaitkan dengan New Normal dengan usaha apa, orientasinya ke mana," jelas Ibnu Hamad.

 Jokowi Tinjau Langsung Mall Diduga karena Memang Suka Blusukan, Ade Armando: Enggak Bisa, Ini Krisis

Karena kurang jelasnya pesan yang disampaikan, presiden justru dianggap tengah meresmikan pembukaan mall.

"Jadi persepsi publik banyak mau meresmikan mall akhirnya," katanya.

Menurut Ibnu, seharusnya ada tim komunikasi yang lekat dengan presiden seperti Juru Bicara era Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Andi Mallarangeng.

"Sekali lagi ini diperlukan tim komunikasi yang bukan hanya bekerja seperti Pak Andi Malaranggeng itu yang tiap hari dekat dengan presiden."

"Jadi kalau setiap saat ditunjuk Jubir, Jubir yang harus lekat dengan Pak Presiden kalau perlu dipanggil 3 kali sehari," ujar Ibnu.

Bila perlu Ibnu menyarankan Jokowi bisa berkomunikasi dengan jubirnya tiga kali sehari.

"'Saudara saya melakukan ini, saya mau melakukan ini tolong jelaskan ke masyarakat', mestinya begitu."

"Kalau perlu sekali tiga kali sehari," ujar dia.

 Jokowi Tinjau Persiapan New Normal di Mal, M Qodari: Seharusnya Tak Boleh Ada Pak Presiden di Sana

Saat ditanya Rosi apakah masalah komunikasi menjadi alasan mengapa pemerintah sering dikritik, Ibnu lantas membenarkan.

"Iya di era medsos banyak suara itu biarin saja, tapi kepastian dari suara resmi dari pemerintah itu harus konsisten."

"Karena dalam era sekarang benarpun bisa disalahkan," ujarnya.

Sedangkan, hal yang dianggapnya tidak konsisten, Ibnu menjawab adanya dua kebijakan yang tidak sinkron.

Di satu sisi masih menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sisi lainnya ingin segera menerapkan New Normal.

"Di satu sisi PSBB masih ingin ditegakkan, dilakukan tapi di sisi lain ada pelonggaran, jadi ini mana yang mau dipegang," ucapnya.

 Sebut Tak Ingin Warga Kelaparan Jadi Alasan Jokowi Pilih New Normal, Ngabalin: Saya Pastikan

Lihat videonya mulai menit ke-10:25:

 

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Virus CoronaCovid-19Joko WidodoJokowi
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved