Virus Corona
Viral Cuitan Twitter Dokter Ungkap Buruknya Penanganan Corona di Surabaya, Pemkot Beri Klarifikasi
Viral cuitan dokter di Twitter dengan akun @cakasana yang mengungkap buruknya penanganan Covid-19 di Surabaya.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Viral cuitan dokter di Twitter yang mengungkap buruknya penanganan Covid-19 di Surabaya.
Dalam cuitan dokter dengan akun Twitter @cakasana itu menyebut fasilitas kesehatan di 15 rumah sakit rujukan berbeda-beda.
Bahkan, akun itu juga menyebut bahwa pemakaman jenazah pasien Covid-19 cukup mahal.

• Reaksi Donald Trump terkait Angka Kematian Pasien Covid-19 di AS Lebih dari 100.000
Namun, tak berselang lama akun @cakasana memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas informasi yang telah ia buat dan sebar.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas TV pada Kamis (28/5/2020), Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ternyata sudah mendengar cuitan tersebut.
Koordinator Protokol Komunikasi Gugas Covid-19 Surabaya, M Fikser membantah apa yang telah diungkap dokter itu.
Ia menegaskan bahwa pihaknya sudah memberikan 60 ribu lebih Alat Pelindung Diri (APD) kepada tenaga medis di Surabaya.
"Jadi kemarin kita mengikuti perkembangan di media sosial ada utas di Twitter yang membahas bahwa Pemerintah Kota Surabaya tidak mau memperhatikan tenaga medis yang ada di rumah sakit," ujar M Fikser.
"Jadi perlu kami klarifikasi, yang pertama, kami sudah memberikan bantuan untuk APD kurang lebih 60 ribu lebih yang kami bagi rata," jelasnya.
Ia mengakui bahwa Pemkot Surabaya tidak sampai mengintervensi apakah APD itu benar-benar sampai ke tenaga medis.
"Pemerintah Kota itu adil semua rumah sakit diberikan APD. Nah APD itu diharapkan digunakan untuk tenaga medis saat bertugas."
"Persoalannya, apakah bantuan itu sampai tenaga medis yang bertugas itu kan kita Pemerintah Kota tidak sampai intervensi di situ," katanya.
• Respons Kebingungan Netizen soal New Normal, Dokter Tirta: Covid Itu Tidak Bisa Hilang Layaknya TBC
Namun, jelas M Fikser, pihaknya memiliki bukti bahwa APD langsung diberikan ke tenaga medis.
Wali Kota Tri Rismaharini sendiri yang mendistribusikan APD.
"Tetapi kami memiliki data bahwa seluruh APD yang diberikan yang ada Pemerintah Kota hari itu juga kami langsung distribusikan."