Virus Corona
Kisah tentang Virus Corona dari Afghanistan: Sulit Lakukan Jaga Jarak karena Bukan Budaya
Dr Yousef adalah yang pertama terkena Covid-19 di keluarganya dan yang pertama meninggal.
Editor: Ananda Putri Octaviani
Di Herat, Provinsi yang berbatasan dengan Iran, dokter bercerita tentang kurangnya peralatan penting seperti ventilator dan pakaian pelindung di ICU.
Mereka juga bepergian sehari dua kali di dalam satu minibus tanpa jaga jarak yang cukup.
Sementara itu di kawasan yang dekat dengan kawasan Taliban, dokter yang bekerja di rumah sakit darurat di Lashkar Gah melakukan disinfektasi dan menjaga jarak. Namun di ruang operasi, mereka merawat korban perang bukan korban virus.
• Lakukan Tes Swab di Rumah, Irfan Hakim Bersyukur Keluarga dan Karyawannya Negatif Virus Corona
Di desa tetangga, Taliban mencari bantuan lebih besar dari lembaga bantuan untuk melawan Covid-19, tetapi mengabaikan seruan untuk mengadakan gencatan senjata demi kemanusiaan.
"Taliban adalah virus yang lebih besar ketimbang Virus Corona," kata wakil presiden Saleh.
Kekerasan dan virus mengancam orang-orang yang berani berharap bahwa ini akan menjadi tahun perdamaian, daripada mereka harus menghadapi perang di beberapa fron sekaligus. (BBC Indonesia)
Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul Covid-19 di Afghanistan: Malam-malam tanpa tidur bagi para dokter dan warga yang lebih khawatir meninggal karena kelaparan dan bukan akibat Virus Corona