Breaking News:

Virus Corona

Dokter Tirta Luruskan Ungkapan Jokowi soal 'Damai dengan Corona': Bukan Bersalaman dengan Covid-19

Dokter sekaligus influencer, Tirta Mandira Hudhi turut meluruskan apa yang diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal 'Berdamai dengan Corona'.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
Channel YouTube BNPB Indonesia/Sekretariat Presiden
Dokter Tirta turut (kiri) meluruskan apa yang diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal 'berdamai dengan Corona'. Hal itu diungkapkan dokter Tirta bersama dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 melalui channel YouTube BNPB Indonesia pada Rabu (27/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Dokter sekaligus nfluencer, Tirta Mandira Hudhi turut meluruskan apa yang diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal 'Berdamai dengan Corona'.

Hal itu diungkapkan dokter Tirta bersama dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 melalui channel YouTube BNPB Indonesia pada Rabu (27/5/2020).

Dokter Tirta menjelaskan bahwa 'Berdamai dengan Virus Corona' bukan berarti bisa melakukan hal seenaknya.

Dokter Tirta Mandira Hudhi dalam acara konferensi pers di kantor Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020). Dokter Tirta menjelaskan maksud dari istilah new normal.
Dokter Tirta Mandira Hudhi dalam acara konferensi pers di kantor Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020). Dokter Tirta menjelaskan maksud dari istilah new normal. (YouTube BNPB Indonesia)

Angka Kematian akibat Virus Corona di AS Capai 102.109, Disebut Lampaui Korban Tiga Perang Amerika

Menurutnya, 'Berdamai dengan Virus Corona' bukan berarti harus pasrah dengan keadaan.

"Ini yang perlu kita revisi, banyak media yang nanti akan bisa mempelesetkan ataupun menggiring, yang paling penting adalah maksudnya menerima kita ini bukan salaman ama Covid bukan, tapi adalah."

"Saya akan menerangkan maksudnya Pak Presiden, Beliau kan bilang menerima itu bukan artian kita wes nerimo wae pasrah," ujar dokter Tirta.

Dokter Tirta menegaskan, Covid-19 tak akan pernah hilang namun bisa dikontrol.

Hal itu dapat dilakukan dengan cara melakukan kebiasaan baru.

"Tapi Covid ini dikontrol, dia akan selalu ada."

"Untuk tetap menjaga minimal kita tetap harus memutus rantai infeksi dengan cara apa, adat baru," ungkapnya.

Ia lantas menceritakan bagaimana ada restoran dan driver mobil daring yang menggunakan penyekat plastik untuk mengurangi risiko penyebaran Virus Corona.

Respons Kebingungan Netizen soal New Normal, Dokter Tirta: Covid Itu Tidak Bisa Hilang Layaknya TBC

"Ada restoran buka kan ada meja-mejanya, apa adaptasi gaya barunya? Sekarang setiap restoran setiap meja dikasih celah plastik."

"Kemarin saya mengalami, saya order sebuah aplikasi online yang transportasi saya lihat di belakang di drivernya itu dikasih sekat plastik," ceritanya.

Ia yang seorang dokter mengaku, hal itu membuat dirinya tidak lebih kreatif dari sang driver.

"Saya tanya kenapa Bapak kayak gini? Ini inisiatif saya New Normal, wah kok lebih nyampe dari saya," imbuhnya.

Selain itu, kebiasaan baru yang lain adalah adanya bisnis penyemprotan disinfektan.

"Kemudian ada bisnis baru, fogging dan disinfektan mobil dan motor."

"Dan New Normal sekarang adalah orang membeli makanan yang bersih," ucap dia.

Abaikan Sikap Masyarakat, Dokter Tirta Sebut Nakes Sudah Surati Keluarga soal Kemungkinan Terburuk

Dokter asal Solo ini mengatakan, dengan Covid-19 orang jadi lebih menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang sebenarnya sudah sejak lama dicanangkan.

"Karena Covid semua warga Indonesia melakukan PHBS, lebih cepat dan itu sebenarnya agenda kita dari tahun 70an," katanya.

Dirinya berharap disiplin kesehatan bisa dilakukan mulai dari atas hingga bawah.

"Jadi merupakan PHBS harus kita laksanakan lebih lanjut, protokol kesehatan kita jalankan sesuai dengan kebijakan pemerintah atas bawah terstruktur," sambungnya.

Lihat videonya mulai menit ke-9:59:

Kebijakan New Normal Terlalu Dini

Pada kesempatan lain, dokter Tirta sempat mengkritisi soal aturan 'The New Normal'.

Menurut dokter Tirta hal itu terlalu dini untuk dilakukan.

Hal itu diungkapkan dokter Tirta melalui acara Fakta tvOne yang tayang pada Selasa (25/5/2020).

Dokter Tirta Mandira Hudhi menilai, untuk menghindari penyebaran Virus Corona makin luas adalah pembatasan mobilisasi masyarakat.

Ia merasa Salat Id di zona hijau tidak masalah dilaksanakan tapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Yang patut direm adalah mobilisasi, kalau hijau kalian salat Id dengan prosedur New Normal pakai masker atau tidak cium tangan enggak papa," ujar dokter Tirta.

Selain itu, restoran menurutnya juga boleh buka asal dengan penerapan protokol kesehatan.

Sedangkan, yang harus dijaga ketat adalah mobilisasi manusia.

dokter Tirta Mandira Hudhi mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal istilah berdamai dengan Virus  Corona. Hal itu diungkapkan dokter Tirta Mandira Hudhi melalui acara Fakta tvOne yang tayang pada Selasa (25/5/2020).
Dokter Tirta Mandira Hudhi mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal istilah berdamai dengan Virus Corona. Hal itu diungkapkan dokter Tirta Mandira Hudhi melalui acara Fakta tvOne yang tayang pada Selasa (25/5/2020). (Apa Kabar Indonesia tvOne)

 Bahas soal The New Normal, AM Putut Prabantoro Sebut Pemerintah Tak Boleh Dibiarkan Jalan Sendiri

"Kalau membuka restoran tapi dengan catatan kapasitas separo enggak papa."

"Tetapi kalau kalian mobilisasi ya jadi merah lagi, Covid itu akan terus ada kita kontrol," jelasnya.

Lalu, dokter Tirta mengkritik ungkapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal 'berdamai dengan Virus Corona'.

Menurut dia, ungkapan itu salah besar.

"La ini saya meluruskan maksud Pak Jokowi, Pak Jokowi mengatakan berdamai, la ini salah kaprah, berdamai di sini itu, "Yoh Corona kita damai', bukan gitu pak," ungkapnya.

Seharusnya dijelaskan bahwa Virus Corona ini akan terus ada sehingga mobilisasi masyarakat harus tetap diatur.

"Maksudnya adalah Covid ini akan terus ada, sheetnya banyak tetapi kita kontrol cara kontrolnya dengan cara membatasi mobilisasi masyarakat dengan cara New Normal, pakai masker, jaga jarak, PHBS ditingkatkan," katanya.

Dokter Tirta menambahkan, sekolah menurutnya adalah tempat terakhir dibuka saat penerapan 'The New Normal'.

"Ketiga membatasi tempat-tempat yang kerumunan di mana yang paling terakhir sekolah," ungkapnya.

Lalu, dalam kesempata tersebut dokter Tirta menanggapi soal wacana pelonggaran PSBB pada Juni.

Menurut dia, hal itu terlalu dini untuk dilakukan.

"Wah kalau saya secara pribadi sih enggak kepikiran, itu ranahnya Pak Jokowi."

"Tapi kalau saya bilang sih masih jauh, ya masih jauh kalau saya bilang," kritiknya.

Pasalnya, puncak Virus Corona di Indonesia juga belum diketahui kapan.

 Sempat Puji Perekonomian Pemerintahan Jokowi, Refly Harun: Ketika Hadapi Corona Rasanya Kelabakan

Dokter yang juga pengusaha ini khawatir bahwa jumlah korban Virus Corona di Indonesia terus bertambah di mana negara lain sudah mulai menurun.

"Ini aja puncak sekarang kita Juni katanya 'The New Normal', ini aja puncaknya saja enggak tahu loh kapan ini."

"Meroket ini, ketika negara lain turun kita satu-satunya meroket bos," ungkapnya.

Soal jumlah kasus baru Virus Corona yang sempat mencapai hampir 1.000 orang, dokter Tirta menduga karena ada kemungkinan.

"Jadi kalau yang saya bilang di sini adalah kita percaya data dari Kemenkes, Kemenkes tadi mengeluarkan naik 900, naik del di sini, kita itu tanya ini ada dua kemungkinan."

"Apakah positifnya karena mudik atau karena yang dicek tambah banyak, kalau makin banyak yang dicek makin banyak yang positif," jelas dia.

Sehingga, ia menyarankan agar pemerintah menjaga ketat mobilisasi masyarakat minimal tujuh hari setelah lebaran.

"Nah kita jaga-jaga ini puncak apa enggak, kita tunggu dulu, maka saya bilang sampai h+ 7 hari sampai h+ 7 hari lebaran itu kalau bisa mobilisasi dibatasin," ucap dia.

 Pemerintah Tetapkan Aturan New Normal untuk Bidang Usaha, Bekerja dari Rumah Dapat Terus Diterapkan

Lihat videonya mulai menit ke-12:09:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Virus CoronaTirta MandiriDokter TirtaCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved