Virus Corona
Bersiap New Normal, Sandiaga Uno: Ekonomi Sangat Memprihatinkan, Berbeda dengan Krisis Sebelumnya
Sandiaga Uno mengatakan bahwa New Normal ada kaitannya dengan ekonomi Indonesia yang sudah terpuruk karena Virus Corona.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Indonesia kini tengah bersiap untuk menerapkan tatanan baru New Normal sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sandiaga Uno mengatakan bahwa New Normal ada kaitannya dengan ekonomi Indonesia yang sudah terpuruk karena Virus Corona.
Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Official iNews pada Kamis (28/5/2020), Sandiaga Uno mengatakan bahwa Indonesia sudah mulai memasuki tahap akhir atau puncak Virus Corona.

• Sebut Mal Buka 5 Juni Hanya Imajinasi, Anies Baswedan: PSBB Bisa Diperpanjang, Tergantung Kita
Pemerintah juga sudah melakukan berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai Covid-19, misalnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Kalau kita melihat Covid-19 ini sudah memasuki tahap-tahap akhir atau tahap-tahap puncak dari kurva yang dua tiga bulan terakhir yang coba kita atasi melalui beberapa intervensi."
"Kebijakan publik seperti PSBB, dengan kegiata-kegiatan bagaimana kita memutus mata rantai Covid-19," jelas Sandiaga.
Sandiaga mengungkapkan, ekonomi di Indonesia kini sangat terpuruk, khususnya di bidang UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).
Apalagi 70 persen lapangan pekerjaan di Indonesia berasal dari UMKM.
"Ekonomi sendiri sangat memprihatinkan dan khususnya di bidang UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian kita,"
"60 persen lebih UMKM berkontribusi terhadap ekonomi kita dan 70 persen lapangan pekerjaan ini dari UMKM," terang Sandi.
Menurut Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, krisis ekonomi karena Virus Corona berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
• Reaksi Dokter soal New Normal: Sekarang Saja Sudah Overload, Rasanya akan Lebih Membeludak Lagi
"Jadi memang berbeda pada krisis-krisis sebelumnya."
"Pada krisis 2020 ini lapangan kerja yang banyak terhantam sehingga masyarakat sangat prihatin. Bahwa sumber penghasilan, mata pencaharian mereka hilang," ucap dia.
Sandi berharap pemerintah bisa menerapkan New Normal namun harus dilandasi dengan data-data sains.
Data sains yang pasti bisa dilakukan di tengah pandemi Covid-19 agar ekonomi juga kembali bangkit.
"Dan ini kita berharap keputusan yang akan diambil oleh pemerintah berdasarkan data-data terakhir oleh tim medis data-data sains."
"Yang akhirnya memberikan satu keyakinan bahwa kita sudah bisa mulai membuka perekonomian kita tentu akan disambut baik oleh sektor usaha," ungkap pria 50 tahun ini.
• Ini 3 Indikator bagi Daerah untuk Terapkan New Normal, soal Jumlah Kasus hingga Layanan Kesehatan
Sandi menegaskan lagi, sebelum New Normal diterapkan harus ada langkah-langkah persiapan yang jelas.
"Tentunya perlu langkah-langkah persiapan juga nanti kita bisa bahas bagaimana langkah-langkah persiapan itu agar ekonomi kita bisa pulih kembali," kata dia.
Lihat videonya mulai menit-4:20:
Ali Ngabalin Jelaskan Aturan New Normal
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menjelaskan pengerahan aparat TNI dan Polri dalam penerapan new normal.
Seperti diketahui, new normal disebut sebagai cara hidup baru setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selesai.
Sebelumnya PSBB diberlakukan untuk menekan pertumbuhan kasus positif Virus Corona (Covid-19).

• Jokowi Putuskan The New Normal Mulai 1 Juni, Pengamat dari Trisakti: Terlalu Berani sampai ke Sana
Dilansir TribunWow.com, awalnya Ali Ngabalin mengomentari fungsi aparat untuk mengawasi dalam penerapan PSBB sebelumnya.
Dalam penerapan new normal, pengawasan oleh aparat akan menjadi lebih ketat lagi.
"Sanksi itu 'kan sudah diatur dalam PSBB dan regulasi yang ada," kata Ali Ngabalin dalam tayangan Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Rabu (27/5/2020).
Ia menyebutkan penurunan aparat keamanan telah diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri.
Selain pengawasan aparat, imbauan akan terus disampaikan pemerintah.
"Karena itu memang kenapa Bapak Presiden memerintahkan TNI Polri, jadi dari awal memang sudah disampaikan dalam bentuk anjuran dan imbauan," kata Ali Ngabalin.
Ali menilai langkah itu perlu untuk memastikan kedisiplinan masyarakat melakukan protokol kesehatan.
"Sampai masuk pada tatanan hidup baru seperti yang kita kenal dengan new normal ini, maka memang harus mendapat pengawalan ketat," katanya.
Ia menjabarkan ada dua bentuk pengawasan dari petugas.
• Sambil Pose, Ridwan Kamil Buat Hadirin Terbahak sebelum Konferensi Pers New Normal: Ibu Jaga Jarak
"Pengawalan ketat itulah dua hal. Yang pertama dilakukan dengan cara imbauan," ungkap Ali Ngabalin.
"Yang kedua adalah diterapkannya sanksi," lanjutnya.
Menurut dia, pengawasan itu perlu agar kegiatan ekonomi dapat tetap berjalan lancar dengan mengikuti prokotol kesehatan.
"Itu sebabnya kalau dalam protokol pencegahan Covid-19 dalam Surat Edaran Menteri Kesehatan, dikenal sektor jasa, perdagangan, atau area publik dalam mendukung keberlangsungan usaha," papar Ali.
"Makanya ada yang kita sebut dengan protokol pencegahan Covid-19 itu bagi pekerja, konsumen, pengelola, pelaku usaha di area publik," tambah dia.
Ia menjelaskan penurunan aparat TNI dan Polri hanya sebatas mengawasi kedisiplinan masyarakat menjalani new normal.
"Hadirnya TNI Polri ini yang diperintahkan Bapak Presiden adalah untuk mengawal jalannya pemberlakukan PSBB dengan tahapan sesuai surat keputusan pemerintah, Menteri Kesehatan dalam mitigasi masyarakat terkait new normal," kata Ali.
Ali Ngabalin menambahkan saat ini pemerintah sedang menggencarkan sosialisasi new normal kepada seluruh lapisan masyarakat.
"Jadi memang sosialisasi itu penting, makanya kenapa kita berulang-ulang menyampaikan penerapan tatanan hidup baru ini," jelasnya.
• Pemkot Bekasi Siap Terapkan New Normal setelah PSBB Berakhir 29 Mei, Apa Saja Aturannya?
Lihat videonya mulai menit 9:00
(TribunWow.com/Mariah Gipty)