Viral Medsos
Viral Warganya Jual Blender Sambil Menangis, Kepala Desa: Akan Masuk sebagai Warga Penerima BLT
Edy, Kepala Desa Pojok Sari, Kabupaten Magetan, Jawa Timur menanggapi adanya seorang warga di desanya yang viral.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Edy, Kepala Desa Pojok Sari, Kabupaten Magetan, Jawa Timur menanggapi adanya seorang warga di desanya yang viral.
Warganya yang bernama Sujono (40) tersebut viral di media sosial setelah rekaman videonya saat berjualan blender sambil menangis di pinggir jalan beredar di kalangan masyarakat.
Edy memastikan warganya yang tergolong masyarakat tidak mampu tersebut akan segera mendapatkan bantuan.
• Viral Polisi Petugas PSBB Menangis Minta Dites Swab sebelum Pulang: Kami Ingat Anak Istri di Rumah
Menurut Edy, Sujono telah terdaftar menjadi salah satu penerima bantuan langsung tunai (BLT) dari Dana Desa (DD).
Dilansir Kompas.com, Kamis (21/5/2020), Edy menyampaikan konfirmasi tersebut melaui pesan singkat pada Rabu malam.
Ia mengatakan bahwa kepastian warganya tersebut menjadi penerima BLT baru diketahuinya pada hari itu.
"Penyaluran BLT baru besok. Jadwalnya baru dikirim oleh Bank Jatim," tutur Edy.
Ia kemudian menambahkan bahwa Sujono menjadi salah satu penerima BLT bersama 57 warga lainnya pada Kamis pagi.
"Sujono ini bukan penerima PKH maupun penerima bantuan pangan non tunai sehingga masuk sebagai warga penerima BLT," imbuhnya.
Menurut penuturan Edy, pihaknya telah memberikan bantuan berupa sembako serta memberitahukan bahwa Sujono menjadi salah satu penerima BLT.
"Ada sembako kita serahkan tadi dan memberitahukan namanya terdaftar sebagai penerima BLT," kata Edy.
Edy mengaku mengetahui adaya salah satu warga di desanya terpaksa menjual blender bekas untuk membeli beras setelah diberitahu warga lain yang melihat unggahan video di media sosial.
• Batas Garis Kemiskinan Ditentukan oleh 2 Faktor: Inflasi dan Harga Kebutuhan Dasar
Semetara itu, Sujono yang ditemui di rumahnya mengaku bahwa ia teroaksa menjual blender di pinggir jalan tersebut karena sama sekali sudah tidak memiliki uang.
Satu-satunya harta berharga di rumahnya adalah blender yang telah sementara waktu dimilikinya tersebut.
"Sudah tidak mempunyai uang untuk beli beras. Barang yang bisa dijual ya hanya blender," tutur Sujono.