Virus Corona
Tak Ada Toleransi, Begini Nasib Anggota DPRD yang Viral Cekcok dengan Petugas PSBB soal Masker
Kasus oknum anggota DPRD Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar) yang cekcok dengan petugas PSBB kini memasuki babak baru.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Kasus oknum anggota DPRD Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar) yang cekcok dengan petugas PSBB kini memasuki babak baru.
Martias, anggota DPRD dari Fraksi Gerindra itu diberi sanksi surat peringatan dua dan terancam pergantian antar waktu (PAW).
Dikutip dari Kompas.com, dia tidak menjalani sanksi membagikan masker dan sembako kepada masyarakat. Selain itu, Martias juga tidak menjaga sikap karena berkeinginan melaporkan petugas Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Agam.
• Di ILC, Sudjiwo Tedjo Dukung Penuh Kebijakan Anies soal Mudik saat Corona: Budaya Bisa Diubah
"Betul dia sudah minta maaf, tapi dia tidak menjaga etika karena ingin membawa persoalan cekcok ke polisi," kata Ketua DPC Gerindra Pasaman, Bustomi yang dihubungi Kompas.com, Rabu (20/5/2020).
Selain itu, menurut Bustomi, Martias juga tidak menjalani sanksi membagikan masker dan sembako kepada masyarakat.
Saat diklarifikasi, kata Bustomi, yang bersangkutan tidak datang sehingga dikeluarkan surat peringatan kedua.
"Dipanggil secara resmi tidak datang sehingga kita keluarkan SP dua," kata Bustomi.
Menurut Bustomi, surat peringatan kedua ditandatanganinya pada Selasa (19/5/2020) kemarin.
Jika yang bersangkutan masih tidak menjalani sanksi dan tidak menjaga etika, Martias terancam PAW.
"Kita akan panggil setelah SP dua ini. Jika tidak datang dan masih membangkang, kita usulkan PAW ke DPP Gerindra," jelas Bustomi.
Tak ada toleransi
Sementara Ketua DPD Gerindra Sumbar Andre Rosiade mengaku sudah menerima tembusan SP dua Martias dari DPC Gerindra Pasaman.
"Kita tidak menolerir kader yang tidak beretika dan membangkang kepada garis arahan partai yang telah dibuat Ketum Pak Prabowo," kata Andre.
Kader yang berani membangkang dan tidak berjalan sesuai arahan partai, kata Andre, pilihannya hanya ada dua, yaitu keluar atau dikeluarkan.
"Arahannya sudah jelas dan tegas dari Pak Prabowo. Bagi yang tidak mau mengikuti garis arahan partai ya silakan keluar," jelas Andre.