Breaking News:

Indonesia Terserah

Ungkap 3 Target Kekecewaan di Balik 'Indonesia Terserah', Imam Prasodjo: Pertama Tentu Pemerintah

Imam Prasodjo menjelaskan siapa target kekecewaan yang dirasakan oleh para tenaga medis di balik lahirnya tagar 'Indonesia Terserah'

Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
Kolase (instagram@dr.tirta) dan (KOMPAS.com/Wahyu Adityo Prodjo)
Peristiwa seperti kerumunan massa saat penutupan McD Sarinah (kanan), diduga menjadi satu di antara beberapa faktor munculnya tagar 'Indonesia Terserah' dari para tenaga medis yang lelah mengingatkan masyarakat soal bahaya pandemi Virus Corona (Covid-19). 

TRIBUNWOW.COM - Beberapa hari belakangan ini viral tagar 'Indonesia Terserah'.

Tagar tersebut diramaikan oleh para tenaga medis yang seolah sudah merasa lelah dengan sikap masyarakat yang tidak peduli dengan pandemi Virus Corona (Covid-19).

Sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasodjo mengatakan tagar tersebut lahir dari rasa kekecewaan tenaga medis terhadap sejumlah pihak.

Sosiolog, Imam Prasodjo dalam kanal YouTube Kompas TV, Minggu (17/5/2020).
Sosiolog, Imam Prasodjo dalam kanal YouTube Kompas TV, Minggu (17/5/2020). (YouTube Kompas TV)

Pihak Istana Tanggapi soal Indonesia Terserah, Sebut Ada Faktor Kejenuhan Masyarakat di Rumah

Dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (17/5/2020), Imam mengatakan ada tiga pihak yang menjadi target kekecewaan 'Indonesia Terserah'.

"Ada tiga pilar menurut saya ya yang bisa ikut kontribusi suasana kok jadi begini," kata Imam.

Imam menjelaskan pertama adalah pemerintah.

Ia mengatakan kekecewaan muncul dari langkah pemerintah yang plin plan khususnya dalam urusan pembukaan moda transportasi.

"Pertama tentu pemerintah ya, pemerintah itu satu segi pernah secara tegas mengatakan misalnya ya kita fokus ke mudik saja ya yang sudah jelas-jelas relevan," ujar Imam.

"Dilarang mudik misalnya tapi terus tiba-tiba Kementerian Perhubungan membuka transportasi walaupun ada pembatasan-pembatasan."

Imam menilai larangan mudik dan membuka moda transportasi adalah hal yang berlawanan.

"Tapi semua orang tahu bahwa transportasi umum dibuka walaupun katanya dengan protokol kesehatan tidak akan mungkin itu bisa berjalan karena pertama memang sudah ada animo orang itu kepengin pulang kampung," ujarnya.

Kedua, Imam menyoroti komunitas bisnis yang nantinya kan memanfaatkan celah-celah peraturan yang ada.

"Yang kedua bisnis community, komunitas bisnis itu juga tidak mungkin membuka transportasi yang hanya mengangkut orang atau penumpang 50 persen saja," papar Imam.

"Sudah gitu kultur Indonesia banyak sekali pelanggaran-pelanggaran," katanya.

Viral Indonesia Teserah, Dokter Ungkap Pengorbanan Selamatkan Korban Corona: Rasanya Sakit Hati

Pihak yang paling bertanggungjawab atas peristiwa-peristiwa di atas menurut Imam adalah Kementerian Perhubungan.

"Jadi akhirnya regulasi dari Kementerian Perhubungan, saya mohon maaf kalau saya terpaksa harus mengatakan bahwa lubang terbesar adalah di Kementerian Perhubungan," ungkapnya.

Imam mengatakan bagaimana nantinya para pemilik bisnis-bisnis di sektor transportasi akan memanfaatkan peluang dibukanya semua moda transportasi.

"Nah terus yang kedua adalah bisnis transportasi, tentu bisnis transportasi memanfaatkan situasi ini karena tentu mereka juga bukan lembaga yang sekarang tidak merugi."

"Di situasi seperti ini semua merugi tentu dengan pembatasan-pembatasan tadi harus ada physical distancing dan sebagainya akan merugikan mereka."

Demi menghindari kerugian yang berkelanjutan, Imam memprediksi para pebisnis berkemungkinan besar mencari-cari celah dari dibukanya semua moda transportasi.

Imam melanjutkan nantinya lama-lama physical distancing tidak akan diindahkan oleh para pengusaha demi mengejar laba.

"Sehingga sangat mungkin menjadi upaya-upaya untuk melakukan kreativitas negatif ya artinya jadi akhirnya tidak ada physical distancing yang ketat," jelasnya.

Setelah Said Didu, Kini Giliran Hersubeno Arief yang akan Diperiksa Bareksrim terkait Laporan Luhut

Soal Indonesia Terserah, Dokter Akui Tak Peduli Warga Langgar PSBB: Kalau Maunya Begitu Terserah

Pihak terakhir yang menimbulkan kekecewaan menurut Imam adalah masyarakat.

Pertama Imam memahami bahwa banyak warga yang kini hidup dengan kondisi keuangan yang mepet karena pandemi Covid-19.

"Pada saat yang sama masyarakat, mungkin masyarakat yang tidak ada pilihan dia harus pulang karena di kota dia sudah tidak punya ongkos."

Namun pada saat yang bersamaan, ia juga menyayangkan adanya penumpukan penumpang seperti yang terjadi di Bandara Soekarno Hatta, Kamis (14/5/2020) lalu.

Imam meragukan apakah orang-orang tersebut memang pergi karena keperluan-keperluan mendesak.

"Tapi kemarin yang peristiwa terjadi di Soekarno Hatta orang berjubel seperti itu apa iya itu orang-orang yang karena tugas, apa iya itu orang-orang tua nya sakit atau meninggal," jelasnya.

Ia menyimpulkan kekecewaan dari tiga pihak tersebut yang akhirnya melahirkan 'Indonesia Terserah'.

"Jadi kekecewaan yang kumulatif seperti itu yang dirasakan tenaga medis," ujar Imam.

"Saya menduga mereka ya sudah dari pada saya menunjuk secara blak-blakan nanti malah menimbulkan salah paham, ya terserah lah," tandasnya.

Dikutip dari Kompas.com, Senin (18/5/2020), diketahui topik 'Indonesia Terserah' populer setelah dua kejadian viral.

Pertama adalah penumpukkan penumpang di Bandara Soekarno Hatta dan viral kerumunan orang yang mendatangi penutupan McD Sarinah.

Setelah adanya dua momen tersebut, topik 'Indonesia Terserah' mulai populer sejak Jumat (15/5/2020).

Ramai Tagar Indonesia Terserah, Dokter Relawan: Kami Juga Manusia, Kami Memang Capek dan Marah

Lihat videonya mulai menit ke-1:50:

(TribunWow.com/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Imam PrasodjoIndonesia Terserahtenaga medis
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved