Indonesia Terserah
Pihak Istana Tanggapi soal 'Indonesia Terserah', Sebut Ada Faktor Kejenuhan Masyarakat di Rumah
Pihak Istana angkat bicara soal viral tagar 'Indonesia Menyerah'. Abetnego Tarigan mengungkap dua faktor
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
"Itu satu yang satu isu memang perlu ditangani gitu ya, kemudian yang kedua terkait isu ekonomi itu satu ya," ujar dia.
Lantas, Abetnego menyinggung acara penutupan gerai McD Sarinah beberapa hari yang lalu.
Menurutnya orang-orang yang datang ke sana di tengah pandemi sungguh keterlaluan.
• PSBB akan Dilonggarkan, IDI Beri Contoh Penutupan McDonalds Sarinah: Monggo Saja Kalau Sudah Puncak
"Walaupun ada yang memang tadi kritik itu salah satu yang paling menurut kita enggak pantas banget, hanya untuk melihat suatu toko ditutup atau gerai ditutup beramai-ramai," singgungnya.
Sedangkan terkait ekonomi itu memang hal yang sulit di atasi di tengah pandemi Covid-19.
"Terus kemudian soal ekonomi tadi itu memang ada di tengah-tengah kita," ungkapnya.
Lihat videonnya mulai menit ke 8.09:
Dokter Ungkap Tak Mau Ambil Pusing
Di sisi lain, dokter relawan Covid-19 di Wisma Atlet, Debryna Dewi angkat bicara terkait tagar 'Indonesia Terserah'.
Dokter Debryna membantah bahwa kata-kata itu menandakan tenaga medis kini sudah menyerah menghadapi para pasien Covid-19.
Ia menilai kata-kata itu menandakan bahwa tenaga medis kini hanya fokus menangani para pasien Virus Corona bukan memikirkan pasien-pasien di luar sana.
"Oh tidak, terserah sama menyerah kan beda mbak, kalau menyerah berarti kita berhenti sampai di sini."
"Sebetulnya dengan yang saya rasa dan teman-teman sejawat maknai dengan 'Indonesia Terserah' itu adalah ya sudah memang fokus kita saat ini bagaimana kita meminimalisirkan kerusakaan atau pandemik yang sudah terjadi," jelas dokter Debryna.
• Jatim Corona Terbanyak ke-2, Khofifah Izinkan Salat Ied di Masjid: PSBB Pembatasan Bukan Penghentian
Debryna menilai para tenaga medis sudah tak mau berpikir apa yang akan dilakukan masyarakat maupun pemerintah di luar sana.
"Yakni pasien-pasien yang sakit tanpa harus pusing-pusing memikirkan masyarakat sakit apa enggak."