Terkini Nasional
Penderita Gagal Ginjal Ungkap Susahnya Jadi Penerima Bantuan BPJS: Harus Miskin dan Menderita Dulu
Penderita gagal ginjal, Tony Samosir mengungkapkan protesnya terkait kenaikan BPJS.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Penderita gagal ginjal, Tony Samosir mengungkapkan protesnya terkait kenaikan BPJS.
Hal itu diungkapkan Tony Samosir dalam acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Rabu (13/5/2020).
Tony Samosir yang juga merupakan Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) mengatakan bahwa banyak penderita gagal ginjal yang kini terpuruk terkait ekonomi.

• Keluhan Karyawan yang Di-PHK soal Kenaikan Iuran BPJS: Kantong Orang Susah, Uang 10 Ribu Juga Besar
"Tapi banyak temen-temen kami yang di luar sana yang pasien gagal ginjal 200 ribu orang ya mengalami nasib seperti saya bahkan terpuruk," ujar Tony.
Pasalnya penderita gagal ginjal biasanya di-PHK lantaran rutin berobat,
Namun, dari mana mereka mendapat uang untuk membayar iuran BPJS.
"Pasti karena dua sampai tiga kali cuci darah terus dari mana penghasilan untuk bayar BPJS Kesehatan," ungkapnya.
Selain itu, mengajukan untuk menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI) juga tidak mudah.
Menurutnya penerima bantuan harus menjadi orang-orang yang benar menderita.
"Sedangkan kita tidak bisa masuk PBI karena disuruh menjual harta menjadi miskin dan menderita baru kita masuk PBI kan itu aturannya."
"Tentunya ada tahapannya ya ada surveinya melalui Dinas Sosial nanti kan harus disurvei agar tepat sasaran seperti itu mas, jadi enggak sembarangan," katanya.
• Iuran BPJS Naik di Tengah Pandemi Corona, Ali Ngabalin: Jangan Dulu Kita Berprasangka Buruk
Bahkan, Tony mengatakan jika ada orang menerima satu motor akan sulit menerima menjadi PBI.
"Kalau kita dilihat punya motor satu dan segala macam tentunya enggak mudah ya."
"Masih ada orang yang lebih parah, mereka tidak tahu background kita sebenarnya sudah tidak punya uang lagi karena kita pengangguran seperti itu," kritiknya.
Kenaikan Iuran BPJS Memberatkan
Tony Samosir yang sudah di PHK akibat penyakit ginjal menceritakan oknum dari Dinas Sosial yang mengatakan bahwa iuran BPJS tak seberapa.
Sedangkan, Tony sendiri merupakan Penerima Bantuan Iuran (PBI).
"Jadi beberapa laporan ke kita, bahkan Dinas Sosial sendiri itu mengatakan ya sudah syukur dibayarin cuci darah, iurannya kan juga enggak seberapa," cerita Tony.
Tony merasa banyak atau tidaknya iuran BPJS tergantung dari siapa yang mengukurnya.
"Kalau ngomong gitu dari kantong siapa gitu? Kalau mau mengukur jelas dulu dari kantong siapa kita mengukur."
"Kalau kantong orang susah, uang Rp 10 ribu juga besar bagi mereka," keluhnya.
Sehingga, Tony meminta seharusnya pengajuan PBI juga tidak dipersulit jika memang iuran BPJS naik.
"Iya, jadi pemerintah harusnya kalau memang ingin serius menjalani program ini monggo (silakan -red) PBI itu dipermudahlah."
"Kalau pasien-pasien kronis di PHK ya tinggal ditunjukkan surat PHK masuklah ke PBI," kata dia.
• Ali Ngabalin Bahas BPJS Naik, Pasien Cuci Darah Soroti Angka Rp 35 Ribu: Orang Kaya Enggak Apalah
Tony juga menyarankan seharusnya iuran kenaikan tidak dikenakan pada peserta BPJS kelas III.
"Atau kelas III dibuat biayanya rendah dan lebih terjangkau oleh masyarakat, kita juga enggak tega orang punya mobil Alphard 3, terus kelas I nya Rp 80 ribu itu juga enggak kita terima."
"Enggakpapa kelas I kelas II monggo naik, tapi kelas III bijaklah dalam membuat peraturan agar apa semua orang bisa menjangkau kesehatan," protesnya.
Lihat videonya mulai menit ke-1:30:
Tanggapan Ali Ngabalin
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Ngabalin lantas memberikan klarifikasinya.
Ali Ngabalin menjelaskan bahwa akan ada informasi lebih lanjut terkait BPJS yang disampaikan oleh menteri.
Sehingga ia meminta agar masyarakat jangan berpikiran buruk terlebih dahulu.
"Saya ingin menyampaikan agar besok kita akan mendengarkan secara resmi pengumuman yang disamapaikan oleh Menteri Menko, ada juga BPJS supaya dari awal jangan kita dulu berprasangka buruk," ujar Ngabalin.
Ngabalin menegaskan bahwa pemerintah tidak bermaksud untuk menambah penderitaan warganya.
"Karena begini tidak ada satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menyerangsakan masyarakatnya itu menjadi poin terpenting," sambungnya.
• Ali Ngabalin Bahas BPJS Naik, Pasien Cuci Darah Soroti Angka Rp 35 Ribu: Orang Kaya Enggak Apalah
Ngabalin berjanji bahwa pemerintah lebih lanjut akan memberikan informasi detail terkait kenaikan BPJS tersebut.
"Itu makanya sejak awal saya katakan bahwa karena dalam hitungan yang sangat teknis terkait dengan angka InsyaAllah besok Bung Tony dan kawan-kawan atau masyarakat umum akan mendapatkan informasi yang secara sempurna, detail terkait dengan data, angka, dan penempatan dan kelas III tadi," ujar dia. (TribunWow.com/Mariah Gipty)