Virus Corona
Sopir Travel Cerita Selundupkan Pemudik Nekat saat PSBB: Antara Mati di Jakarta atau Mati di Kampung
Seorang sopir travel di Jakarta, Andre, mengungkapkan pengalamannya tetap dapat menyelundupkan pemudik pulang kampung di tengah PSBB.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
"Jadi tidak ada pilihan lain mau ke mana, siapa yang mau nanganin, siapa yang mau back up mereka," lanjut dia.
Faktor ekonomi juga menjadi pertimbangan lain bagi para pekerja tersebut.
"Kalau misalnya mereka mati di sini enggak ada yang ngurus, mendingan mereka mati di kampung," komentar Andre.
"Seandainya mereka kena penyakit ini juga, setidaknya keluarga mereka ada di kampung," lanjut dia.
Argo menambahkan sebetulnya arus mudik sudah mulai berlangsung bahkan sejak PSBB berlaku.
Melihat banyaknya karyawan putus kontrak yang hendak pulang kampung, Argo menawarkan jasa travel miliknya.
Ia kemudian menjelaskan caranya mendapat calon penumpang.
"Sebelum Corona ini memang kita udah main di travel, jadi di status teman-teman di WA itu kita udah pasang iklan," kata Argo.
"Mungkin teman ini ingat sama kita kalau kita ada kendaraan," lanjut dia.
Oleh karena ada larangan mudik, pengusaha travel kini turut terdampak dan kehilangan penghasilan.
"Namanya kita posisi butuh, apapun yang terjadi, terjadilah," tambah Argo.
• Bukan untuk Mudik, Achmad Yurianto Ungkap Alasan Transportasi Umum Jalan Lagi, Termasuk Angkut Nakes
Lihat videonya mulai dari awal:
Tanggapan Ahli Epidemiologi
Ahli epidemiologi Dewi Nur Aisyah menyebutkan pentingnya mematuhi larangan mudik yang disampaikan pemerintah.