Terkini Daerah
1 Keluarga di Bantaeng Terlibat Pembunuhan, Sosiolog Soroti soal Kesurupan: Menyampaikan Rasa Sakit
Sosiolog Syamsuddin Simau menyoroti soal faktor kesurupan dalam kasus pembunuhan wanita muda di Bantaeng yang melibatkan satu keluarga.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Kasus pembunuhan oleh satu keluarga di Bantaeng menuai perhatian dari masyarakat lantaran disebut sebagai pengaruh ilmu hitam.
Kasus tersebut menewaskan ROS (16) anak perempuan yang dibunuh oleh keluarganya sendiri.
Sosiolog Syamsuddin Simau memandang faktor kesurupan atau kerasukan memang dilakukan oleh anggota keluarga tersebut sebagai pelarian dari rasa tertekan.

• Proses Dramatis Penangkapan 1 Keluarga di Bantaeng yang Bunuh Putri Sendiri, Tak Mempan Gas Air Mata
Dikutip dari YouTube Official iNews, Selasa (12/5/2020), awalnya Syamsuddin menjelaskan bahwa anak-anak di keluarga tersebut mengalami gangguan sosiologis.
"Menurut kami ini gejala sosial yang memiliki hubungan satu sama lain," kata dia.
"Pertama adalah kekerasan terhadap anak, korban berada pada posisi sebagai anak."
"Kami menduga bahwa anak-anak si korban (keluarga kroban) ini sesungguhnya berada pada tekanan sosiologis," lanjut Syamsuddin.
Syamsuddin melanjutkan, di bawah kondisi tertekan para anggota keluarga tersebut tidak memiliki cara untuk melampiaskan.
Akhirnya kerasukan jadi pilihan untuk melampiaskan rasa tertekan tersebut.
"Jadi dia (anak-anak keluarga korban) mau menyampaikan sesuatu tentang apa yang dialami, tapi tidak punya saluran," ujar Syamsuddin.
"Ini membuat dia tertekan."
"Karena dia tertekan, maka salah satu cara untuk menyampaikan rasa sakit dan penderitaan ini adalah dengan kesurupan," sambungnya.
Syamsuddin mengatakan hal semacam itu seharusnya bisa dihindari apabila tokoh-tokoh masyarakat memberi perhatian kepada keluarga-keluarga yang ada di lingkungannya.
"Jadi keluarga dalam hal ini dibebaskan dari pemantauan, harusnya sejak awal keluarga ini dipantau bukan hanya keluarga korban tapi keluarga di masyarakat," terang dia.
"Dalam hal ini tokoh-tokoh masyarakat perlu mengetahui persoalan-persoalan yang dihadapi secara sosiologis pada setiap anggota keluarga," tambahnya.
Kini pihak kepolisian telah menetapkan dua tersangka yakni Rahman (anak pertama) dan Anto (anak keempat).