Terkini Nasional
Sering Kritik Jokowi, Rocky Gerung Tetap Pilih Jadi Oposisi: Artinya Saya Ingin Dia Jadi Otoriter
Pengamat politik Rocky Gerung mengungkapkan alasannya tetap menjadi oposisi dan enggan terlibat dalam pemerintahan saat ini.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Jadi kalau semua orang misalnya bilang dukung presiden, kalau saya dukung diminta mendukung presiden, artinya saya mesti konsisten meyakinkan saudara-saudara untuk dukung presiden," paparnya.
• Kritik Jokowi soal Corona, Rocky Gerung Bandingkan Beda Ucapan Presiden: Paling Fatal Bawa Intelijen
"Saya berupaya pergi ke mana-mana untuk mendukung presiden. Berarti saya ingin supaya tidak terjadi perubahan politik," lanjut dia.
Rocky Gerung menyebutkan tergabung dengan pemerintahan sekarang berarti dia harus mendukung total setiap kebijakannya, meskipun itu baik atau buruk.
Seperti diketahui, Rocky Gerung kerap mengkritik berbagai kebijakan pemerintah.
Tidak jarang kritikannya menuai kontroversi dan disorot publik.
"Saya ingin supaya dia jangan jatuh, itu artinya saya ingin dia jadi otoriter. Begitu jalan logikanya," jelas mantan pengajar di Universitas Indonesia ini.
Rocky Gerung juga heran dengan orang-orang yang terus meminta dirinya mendukung pemerintah.
"'Tapi 'kan enggak perlu semuanya'. Loh, kalau enggak perlu semuanya yang harus mendukung presiden, kenapa Anda minta saya mendukung?" unkap Rocky.
"Kebanyakan menjengkelkan argumennya," komentarnya.
Selain itu, ia tidak merasa perlu bergabung dengan pemerintah saat ini.
"'Kalau Saudara Rocky ada di dalam kekuasaan masih ada yang di luar'. Kalau masih ada yang di luar, kenapa saya disuruh masuk ke dalam?" tanya Rocky Gerung.
"Kalau masuk ke dalam, saya mesti berupaya supaya yang di luar masuk ke dalam," tambah dia.
"Jadi kita berselancar dalam arus pasang kedunguan," komentar Rocky.
Ia mengungkapkan pendapatnya tentang pola pikir semacam itu.
"Bangsa ini heboh dengan 4.0, tapi otaknya 0.4," tandasnya.
• Singgung 2024, Begini Prediksi Rocky Gerung soal Corona: Kalau Jokowi Salah, PDIP Disalahkan Juga