Terkini Nasional
Bupati Boltim Balas Bupati Lumajang Mengapa 'Marah' pada Mensos: Saya Mencak-mencak Itu Ada 2 Hal
Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sehan Salim membalas pernyataan Bupati Lumajang, Thoriqul Haq.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sehan Salim membalas pernyataan Bupati Lumajang, Thoriqul Haq.
Sehan Salim terlibat perseteruan dengan Thoriqul Haq akibat pernyataannya pada Menteri Sosial. Juliari Batubara terkait bantuan sosial (bansos).
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube tvOneNews pada Minggu (10/5/2020), Sehan Salim mengatakan bahwa penyaluran dana bansos tidak sesuai dengan daerahnya.

• Kian Memanas, Bupati Boltim Balas Bupati Lumajang: Anda Cuma Kasih 5 Kg Beras, Saya Minimal 15 Kg
"Beda dong, saya bicara regulasi tidak berkesusuain daerah kita."
"Kedua dari Menteri Sosial itu rekrutnya gampang karena di dalam penyebutan dalam surat edaran yang dimintakan oleh Menteri Sosial pokoknya semua yang kena dampak," jelas Sehan Salim.
Sehan Salim menjelaskan bahwa yang membuat dirinya mengkritik Juliari Batubara adalah soal penerima bansos harus memiliki rekening.
Menurutnya, itu menyulitkan warga Boltim.
"Nah berarti semua kena dampak kita diberikan kuota 4.446, kita rekrut itu gampang."
"Tapi yang sulitnya itu untuk menerimakan karena dipersyaratkan harus buka rekening, di situ juga saya protes karena menyusahkan rakyat saya," lanjut Sehan.
Sehan menjelaskan bahwa warga harus keluar uang sekitar Rp 450 ribu terlebih dahulu untuk mendapatkan dana bantuan sebesar Rp 600 per bulan.
Rp 450 ribu digunakan untuk transport menuju bank dan pembuatan rekening.
"Itu bantuannya cuma Rp 600 ribu tapi rakyat harus keluarkan uang dari Rp 250 ribu sampai Rp 450 ribu, yang jauh itu harus punya modal Rp 450 ribu."
"Dia datang ke bank, pergi pulang 200 ribu, kemudian buka rekening bank itu sekitar Rp 150 ribu," kata Sehan.
• Balas Bupati Boltim yang Kritik Menteri, Bupati Lumajang: Jangan-jangan Enggak Bisa Urus Daerahnya
"Nanti kalau dia dapat, dia balik lagi untuk ambil duitnya," imbuhnya.
Selain itu, tidak ada Bank yang bisa mengeluarkan buku rekening lebih dari 30 dalam sehari.
"Kedua, tidak ada Bank yang sanggup menerbitkan buku rekening lebih dari 30, cuma 30 buah satu hari."
"Nah kalau 4.446 itu perlu lima bulan," ujar Sehan.
Sehingga, ia merasa marah-marahnya bukan tanpa alasan.
"Makanya saya mencak-mencak itu ada dua hal, pertama kayaknya saya tidak boleh memberikan stimulan beras ke rakyat saya yang mendapat BLT (Bantuan Langsung Tunai)."
"Tapi BLTnya belum datang," ujar Sehan.
• Kronologi Video Viral Adu Mulut Bupati Lumajang dan Bupati Boltim, Bermula Ucapan Bodoh ke Menteri
Lihat videonya mulai menit ke-2:48:
Video Bupati Bolaang Ngamuk Pertanyakan Kapan BLT Turun
Sebelumnya, Sehan mengamuk lantaran bantuan langsung tunai (BLT) untuk warganya belum juga turun.
Dilansir TribunWow.com dalam tayangan Youtube Official INews, Sehan mengaku geram masih banyak aturan atau kriteria yang diberikan pemerintah kepada penerima blt.
Sehan Salim juga menyoroti prosesnya yang panjang dan berbelit-belit dan pada akhirnya menjadi lambat.
Padahal di satu sisi, banyak warganya yang sudah menunggu bantuan tersebut bisa turun lantaran sudah kelaparan karena tidak ada lagi yang akan dimakan.
"BLT-nya kapan, masih mau buka rekening inilah, kriteria inilah, kriteria mcam-macam, negeri udah mau bangkrut menteri-menteri masih pada ngeyel semua," ujar Sehan.
"Iya dana desa, prosesnya kan panjang," jelasnya.
Menurut Sehan Salim, seharusnya BLT itu bisa diberikan dengan proses yang mudah.
Apalagi penerima BLT ini diperuntukan untuk masyarakat yang benar-benar tidak mampu.
Maka dari itu harapannya tidak perlu lagi dipersulit.

• Viral Video Kakek PDP Corona Dobrak Pintu RS hingga Buat Aksi Saling Dorong dengan Dua Nakes
Dirinya juga merasa kesal karena seakan-akan Kementerian Sosial tidak percaya dengan para kepala daerah untuk bisa meneruskan bantuan tersebut kepada masyarakat.
"Yang BLT ini lapar, dia yang paling miskin sekarang, uangnya enggak tau mau kucur kapan," kata Sehan Salim.
"Emangnya Menteri itu lebih hebat dari para Bupati, jangan menggeneralisir bahwa seakan-akan kepala daerah itu menggarong, kasih aja diskresi, dikawal oleh polisi, oleh KPK oleh Jaksa, dikawal oleh LSM, wartawan."
"Terlalu banyak bikin aturan kertas-kertas menteri-menteri itu."
Lebih lanjut, Sehan Salim kemudian mengatakan sudah banyak rakyatnya yang menayakan kapan bantuan tersebut bisa turun.
Bahkan menurutnya, ada warga yang sampai rela meminta langsung beras sejumlah 5 kilo sebagai pengganti blt yang tidak kunjung diberikan.
"Tapi rakyat sampai minta 1 liter beras, dia dapat blt, tapi bltnya kapan dia bilang," ungkapnya.
"Bahkan ada yang bilang kasih aja beras biar 5 kilo enggak usah blt, kita sudah mau makan sekarang," sambungnya.
• 4 Kabar Baik soal Penanganan Virus Corona di Indonesia, Produksi Ventilator dan Bantuan dari Amerika
Simak videonya:
(TribunWow/Mariah Gipty/Elfan Fajar Nugroho)