Terkini Nasional
Refly Harun Ungkap Kekhawatiran Sistem Pemerintah ke Depan: Menuju Jurang Otoritarianisme
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengungkapkan kekhawatiran pada sistem pemerintahan ke depannya. Yakni mengarah ke jurang otoritarianisme.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengungkapkan kekhawatiran pada sistem pemerintahan ke depannya.
Dilansir TribunWow.com, Refly Harun khawatir pemerintah Indonesia akan menjadi otoriter atau kekuasaan negara dipegang penuh oleh seorang pemimpin.
Kekhawatiran dari Refly Harun tidak terlepas dengan kondisi pemerintahan yang dinilai sudah kebal terhadap kritik yang banyak diberikan.

• Ngaku Pernah Diserang Buzzer Habis-habisan karena Cuitannya, Refly Harun: Kalau Saya Jadi Penguasa
• Jokowi Targetkan Corona Turun Mei, Effendi Gazali Duga Gara-gara Presiden Dengar Prediksi Singapura
Meski begitu, Refly Harun mengatakan untuk saat ini pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum bisa dikatakan demikian.
Menurutnya, masih ada ruang bagi pihak atau masyarakat yang ingin menyuarakan pendapatnya, termasuk yang bersifat kritik.
Meskipun juga kritik tersebut justru dikritik balik oleh pembela pemerintah yang sering disebut sebagai buzzer.
Namun, Refly Harun berpesan kepada semua masyarakat, khususnya kelompok civil sociaty untuk terus memberikan kontrol dan pengawasan terhadap pemerintah.
Hal itu harus dilakukan untuk mencegah adanya kendali kekuasaan penuh dalam pemerintahan.
"Kondisi saat ini kita tidak bisa katakan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi adalah pemerintahan yang otoriter, ada ruang untuk kita tetap melancarkan kritik," ujar Refly Harun.
"Tetapi kalau pemerintahan ini tidak dijaga secara baik oleh kelompok civil sociaty, orang-orang yang tetap berani menyampaikan kritik," jelasnya.
Menurut Refly Harun, lambat tahun pemerintah Indonesia akan mengarah ke pemerintahan otoriter.
Dirinya menyebut otoriter pemerintah dengan cara memanfaatkan konstitusional.
• Blak-blakan Beberkan Kebijakan Buruk Era Jokowi, Refly Harun: Yang Mengkritik akan Dihantam Balik
"Maka saya khawatir lambat laun negara akan menuju jurang otoritarianisme, tetapi dengan cara yang konstitusional," kata Refly Harun.
"Jadi orang menyebutnya sebagai constitutional dictatorship, jadi diktator tetapi konstitusional," imbuhnya.
Refly Harun menjelaskan bahwa sudah terlihat produk-produk hukum memiliki tujuan justru pada kekuasaan pemerintah.
Seperti misalnya Undang-Undang Omnibus Law, Perppu 1 Tahun 2020, UU KPK dan lain sebagainya.
Banyak kontra dari masyarakat terkait tiga kebijakan tersebut dan sudah barang tentu menjadi bahan kritik.
Namun uniknya, kritik tersebut mendapatkan balasan atau pembelaan dari kaum-kaum bayaran pemerintah.
"Artinya apa, produk-produk hukum yang dihasilkan itu justru membangun kekuasaan yang otoriter, kekuasaan yang menumpuk pada satu tangan, seperti contohnya Undang-Undang Omnibus Law, Perppu 1 Tahun 2020, UU KPK dan lain sebagainya," ungkap Refly Harun.
"Dan kebijakan-kebijakan atau produk-produk hukum yang menurut kita buruk tersebut didukung oleh kelompok-kelompok pendukung negara yang kerjanya menumbangkan atau mengkritik mereka yang mau menyampaikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan negara," tambahnya.
"Sekali lagi memang kita tidak boleh menuju jurang dictatorship, baik itu konstitusional maupun unconstitutional dictatorship," pungkasnya.
• Komentari Konflik Said Didu dan Luhut Binsar, Refly Harun Tuai Banyak Hujatan: Pikirannya Cuma Uang
• Penularan Corona Meningkat, Pandu Riono Soroti Tingkat Kepatuhan Masyarakat: PSBB Masih Top Down
Simak videonya mulai menit ke- 15.16
Pernah 'Diserang' Buzzer Habis-habisan, Refly Harun: Kalau Saya Jadi Penguasa
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengandaikan diri jika suatu saat menjadi penguasa di negeri ini.
Dilansir TribunWow.com, Refly Harun secara gamblang mengaku tak akan menggunakan jasa buzzer agar terhindar dari kritikan masyarakat.
Menurut Refly Harun, kehadiran buzzer justru akan membungkam kritikan masyarakat yang menginginkan pemerintahan yang lebih baik.
Hal itu disampaikannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Minggu (10/5/2020).
"Tapi yang paling berbahaya adalah kritik kita dibungkam, baik melalui aparatur negara, agen-agen resmi maupun melalui perantara buzzer," kata Refly.
"Jadi peran para buzzer dan fans klub."
• Viral Video Kakek PDP Corona Dobrak Pintu RS hingga Buat Aksi Saling Dorong dengan Dua Nakes
Refly pun menceritakan pengalaman sempat diserbu buzzer saat dirinya menuliskan cuitan di akun Twitter-nya.
Ia mengaku menulis sebuah kritikan terhadap pemerintahan sebelum diserang buzzer.
"Saya pernah nge-tweet baru-baru ini, padahal tweet-nya biasa aja 'Seorang intelektual itu adalah orang yang mengkritik pemerintah. Kalau dia mengkritik pengkritik pemerintah namanya buzzer atau fans klub'," kata dia.
"Wah rupanya diserang habis-habisan saya sama para buzzer dan fans klub."
Lebih lanjut, Refly bahkan menyebut banyak buzzer yang memiliki latar belakang pendidikan yang baik.
Refly bahkan mengatakan ada sejumlah buzzer yang sampai menelisik latar belakangnya untuk kembali menyerang balik.
"Dan celakanya buzzer dan fans klub itu bukan orang biasa, orang intelek juga," terang Refly.
"Bahkan membuat artikel panjang tentang saya dan saya tidak balas, saya biarkan saja."
"Menggugat soal sekolah lah, soal apalah, macam-macam dan lain sebagainya," sambungnya.
Tak hanya itu, Refly menyebut dirinya sempat kembali akan melayangkan kritik untuk pemerintah melalui akun Twitter.
Namun, ia akhirnya mengurungkan niatnya karena khawatir akan menimbulkan masalah baru.
"Ini yang sebenarnya memperihatinkan, saya mau bikin tweet yang baru sebenarnya," terang Refly.
"Tapi akhirnya saya tidak bikin daripada menimbulkan polemik yang enggak karu-karuan."
• Maju Mundur Aturan Transportasi, Refly Harun Sebut Kemenhub Tidak Tunduk di Bawah Koordinasi BNPB
Lantas, Refly membeberkan cuitan yang bakal ia tulis di akun Twitter.
Ia mengandaikan diri sebagai penguasa yang tak akan mengandalkan buzzer jika banyak pihak yang mengkritik.
"Yaitu adalah 'Kalau saya jadi penguasa, saya akan biarkan orang mengkritik saya. Tapi saya tidak akan biarkan orang yang megatasnamakan diri saya membalas kritik atau membungkam kritik kepada para pengkritik," jelas Refly.
"'Kalau saya jadi penguasa saya tidak akan menggunakan peran para buzzer dan fans klub'."
"Karena buzzer dan fans klub itu kan orang kurang kerjaan," tandasnya. (TribunWow/Elfan Nugroho/Jayanti)