Breaking News:

Virus Corona

Penularan Corona Meningkat, Pandu Riono Soroti Tingkat Kepatuhan Masyarakat: PSBB Masih Top Down

Soroti meningkatknya kasus positif Covid-19, Pandu Riono sebut PSBB masih belum efektif karena masih bersifat top down, Sabtu (9/5/2020).

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Capture YouTube Official INews
Pandu Riono sebut PSBB masih belum efektif karena masih bersifat top down, Sabtu (9/5/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono menyoroti tingginya angka penularan Virus Corona di Indonesia setiap harinya.

Dilansir TribunWow.com, jumlah kasus pasien positif Virus Corona di tanah aiar per Sabtu (9/5/2020) mencapai 13.645 kasus terkonfirmasi, jumlah ini naik sebanyak 533 kasus dari pada hari sebelumnya.

Menanggapi hal tersebut, Pandu Riono secara khusus menyinggung tingkat kepatuhan masyarakat terhadap imbauan-imbauan untuk meminimalisir penularan Covid-19.

Sejumlah pekerja berjalan usai bekerja di perkantoran di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (4/5/2020). Hingga hari ke-21 pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemprov DKI Jakarta telah menutup sementara 126 perusahaan yang melanggar Pergub Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB dalam Penanganan Covid-19. Tribunnews/Irwan Rismawan
Sejumlah pekerja berjalan usai bekerja di perkantoran di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (4/5/2020). Hingga hari ke-21 pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Pemprov DKI Jakarta telah menutup sementara 126 perusahaan yang melanggar Pergub Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB dalam Penanganan Covid-19. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

UPDATE Virus Corona di Indonesia Sabtu 9 Mei 2020: 13.645 Kasus Positif, 2.607 Sembuh

Ia juga menyinggung tren di DKI Jakarta yang turut meningkat akibat menurunnya tingkat kepatuhan masyarakat.

Padahal DKI Jakarta dalam beberapa waktu terakhir telah mengalami penurunan kasus penularan cukup bagus.

"Karena tingkat kepatuhan masyarakat itu tidak nambah, seperti data-data nasional menggunakan data dari Google itu tidak ada peningkatan kepatuhan masyarakat," ujar Pandu dikutip dari Inews, Sabtu (9/5/2020).

"Data DKI juga demikian, begitu tadinya sudah tingkat kepatuhannya meningkat sekarang menurun lagi."

"Tidak heran angka kasus meningkat padahal tadinya sudah turun," tambahnya.

PSBB Masih Top Down

Menurut Pandu, pembatasan sosial berskala besar yang diterapkan sejauh ini di berbagai wilayah masih belum efektif.

Masih ada celah-celah bagi masyarkat untuk leluasa beraktivitas akibat tidak adanya monitoring dan evaluasi yang efektif pula.

"Belum efektif, karena masih banyak bocornya sana sini," ujar Pandu.

"Kenapa tidak efektif karena tidak dimonitoring, tidak dievaluasi.

"Jadi kalau ada kegiatan PSBB, mohon dimonitoring dan dievaluasi sehingga selalu ada perbaikan," imbuhnya.

Aksi Pembobolan Rekening Meningkat di Tengah Wabah Corona, Jangan Berikan Kode Ini pada Siapapun

Menurutnya, masyarakat masih melihat data Covid-19 hanya sebatas statistik saja.

Hal itu tidak lain adalah karena penerapan PSBB sejauh ini masih bersifat top down.

Menurut Pandu, PSBB saat ini mestinya sudah tidak berbasis wilayah lagi.

Melahinkan lebih dispesifikan dal tiap-tiap komunitas masyarakat, bottom up.

Hal itu akan memupuk kesadaran masyarakat dari bawah langsung dan penerapan PSBB mungkin bisa jauh lebih efektif dibanding saat ini.

"Angka itu tidak hidup, angka itu kan cuma angka orang tidak sadar bahwa angka itu juga manusia apalagi bila kita melihat jumlah kematian," ucap Pandu.

"Menurut saya sih memang terlalu top down selama ini, PSBB terlalu top down," tambahnya.

"Sehingga seharausnya PSBB di mana masyarakat yang mulai mengambil inisiatif, dalam artian pembatasan wilayahnya tidak berbasis wilayah lagi tapi berbasis komunitas."

Sehingga kalau berbasis komunitas, komunitas akan mengingatkan, mereka sadar bahwa mereka yang memulai."

"Jadi tingkat kepatuhannya akan meningkat kalau dibandingkan dengan top down seperti ini," tegasnya.

Jokowi Targetkan Corona Turun Mei, Effendi Gazali Duga Gara-gara Presiden Dengar Prediksi Singapura

Simak videonya mulai dari awal:

Kasus Kematian Naik, Ini Kata Jubir Penangan Covid-19

Jumlah kasus meninggal akibat Virus Corona kembali mengalami kenaikan pada dua hari terakhir.

Dilansir TribunWow.com, update terbaru pada Kamis (7/5/2020), terdapat 35 pasien Covid-19 yang dinyatakan meninggal.

Selain itu, pada update sebelumnya Rabu (6/5/2020), terdapat 23 penambahan kasus meninggal.

Sejauh ini untuk total pasien meninggal adalah berjumlah 930.

Petugas medis memberikan penanganan epada pasien di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH
Petugas medis memberikan penanganan epada pasien di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/5/2020). TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH (TRIBUN/CECEP BURDANSYAH)

 Singgung Ekonomi di Tengah Corona, Jokowi: Kita Beruntung sejak Awal Pilih PSBB Bukan Lockdown

Sementara itu untuk penambahan kasus baru berjumlah 338, sehingga totalnya menjadi 12.776 kasus positif Covid-19.

Itu artinya terdapat penambahan, baik kasus baru maupun kasus meninggal.

Dapat disimpulkan juga penularan Virus Corona masih terus berlangsung dan belum menunjukkan tanda-tanda adanya penurunan.

Padahal sebelum penambahan pasien meninggal sempat menurun, yaitu hanya 8 dan 9 kasus.

Menanggapi kondisi tersebut, Juru Bicara Pemerintah penanganan Covid-19, Achmad Yurianto juga mengakui sendiri bahwa penularan masih terjadi.

Menurut Yurianto, tidak ada pilihan lain selain mengikuti anjuran dari pemerintah untuk melakukan pembatasan sosial dan tetap berada di rumah.

Dirinya mengatakan cara itulah yang paling ampuh untuk bisa memutus penyebaran Covid-19.

"Penularan Covid-19 masih terjadi, gambaran di atas memberikan gambaran bahwa penularan masih terjadi," ujar Yurianto yang dilansir dari YouTube Kompas TV, Kamis (7/5/2020).

"Oleh karena itu kita tidak dihadapkan pada pilihan yang lain, selain memutuskannya," sambungnya.

"Oleh karena itu saudara-saudara tetap tinggal di rumah adalah jawaban yang paling benar, yang paling baik, karena kita tidak pernah tahu siapa yang membawa virus di luar," tegasnya.

 Krisis Corona, Bank Indonesia Tolak Usulan Cetak Uang: Mohon Maaf, Supaya Tak Menambah Bingung

Tidak hanya itu, Yurianto juga meminta masyarakat untuk lebih meningkatkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Ia mengingatkan bahwa PSBB bukan hanya kebutuhan dari pemerintah, melainkan seluruh masyarakat Indonesia.

"Sehingga PSBB adalah kebutuhan semua masyarakat, bukan hanya kebutuhan pemerintah yang kemudian harus dikontrol dengan ketat dan bahkan diancam dengan sanksi oleh aparat hukum hanya untuk menjalankan PSBB ini," pungkasnya.

Simak videonya:

(TribunWow.com/Rilo/Elfan)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus CoronaCovid-19Pandu Riono
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved