Jasad ABK Dibuang ke Laut
Dugaan Perbudakan, Pengacara Ungkap Hal Tak Manusiawi pada ABK, Makanan Busuk dan Minum Air Laut
Kasus pelarungan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia oleh kapal berbendera RRT memunculkan fakta baru. Mereka mendapatkan perlakukan tak manusiawi.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
"Bahkan ada yang tidak diberikan gaji sama sekali," imbuhnya.
"Semua enggak sesuai (kontrak)" tegasnya.
Tidak hanya soal gaji, mereka ternyata juga mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi.
Boris mengungkapkan bahwa mereka makan makanan yang tidak higenis atau kata lainnya makanan busuk.
Makanan tersebut seharusnya adalah untuk umpan ikan.
"Soal kesehatan, jadi yang mereka makan itu makanan yang tidak layak, makanan yang tidak higenis, kalau bahasa kasarnya adalah makanan yang sudah busuk," ungkapnya.
"Karena makanan yang mereka makan adalah makan untuk umpan ikan, ayam memang ayam, daging, tetapi dagingnya sudah biru."
• Iklim Kerja Ekstrem dan Diskriminasi ABK Indonesia di Atas Kapal China: Kadang Kita Tidur Cuma 3 Jam
• Susi Pudjiastuti Bicara Solusi Kasus ABK Indonesia di Kapal China: Tinggal Ada Keseriusan atau Tidak
Berbeda halnya dengan ABK yang diperlakukan seperti budak, untuk para pekerja lain dan nahkoda mendapatkan makanan yang layak dan masih segar.
"Sementara untuk nahkoda atau petugas-petugas kapal lain, makannya berbeda dari mereka," kata Boris.
"Mereka makan udang, telur, ikan fresh, minumnya air kemasan," imbuhnya.
Kemudian untuk minum, mereka juga bernasib buruk, yakni minum air laut.
"Kalau mereka ini minumnya air garam, air laut yang disaring,"
"Kemudian mandi juga pakai air laut, lalu ada yang sakit itu yang dikasih obat expayed," pungkasnya.
Simak videonya:
(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)