Virus Corona
Kisah Keluarga Pasien Corona yang Video Call sang Ibu sebelum Meninggal: Dia Tak akan Bangun Lagi
"Beberapa jam sebelum ibu saya meninggal, saya berbincang dengannya melalui panggilan video."
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Beberapa jam sebelum dia mengembuskan napas terakhir, saya menghubungi ponsel ibu pukul 02.00 pagi dan mendengar dia menyebut nama-nama orang terdekat dan tersayang.
Saya menenangkannya selama 15 menit, berbicara dengannya sampai dia tertidur. Saya pikir dia tak lagi terbangun.
• Peta Sebaran Virus Corona di 21 Provinsi di Indonesia, DKI Jakarta Catat Penambahan Signifikan
Video pemakaman
Ayah dan keluarga adik saya menghadiri acara pelepasan selama 10 menit, beberapa pekan kemudian.
Menurut aturan hukum di Inggris, sebanyak 10 orang bisa menghadiri pemakaman. Namun, kami memutuskan akan lebih aman untuk mengirim beberapa orang.
Kami masih khawatir pada risiko penularan, sehingga keluarga adik saya memakai masker.
Tidak ada fasilitas video di krematorium. Adik dan keponakan saya lantas menggunakan aplikasi Zoom pada ponsel mereka untuk menyiarkan acara pelepasan dengan kerabat, termasuk saya. Saya merekamnya untuk orang-orang yang tidak bisa hadir di acara tersebut.
Majelis gereja tidak membolehkan pendeta yang biasa melayani ibu untuk memimpin ibadah karena dia berusia 70 tahun dan lebih rentan terhadap Covid-19.
Pendeta yang lebih muda, dan belum pernah saya jumpai sebelumnya, memimpin ibadah.
Video kesaksian
Kini kami mempunyai rekaman ibadah pelepasan, Begitu acara selesai, saya mengedit videonya dan menggunakan foto-foto untuk mengenang mendiang ibu.
Saya sengaja merekam sejumlah momen saat ibadah berlangsung, sehingga saya bisa mengabadikan semua orang yang hadir secara daring sekaligus di krematorium.
• Korban Corona Meningkat, Fahri Hamzah Menggebu-gebu Tanyakan Keberadaan Terawan: Tiba-tiba Kabur
Ini adalah pertama kalinya saya benar-benar berduka atas perginya ibu.
Saya mengkhawatirkannya selama tiga pekan. Saya belum pernah benar-benar bersedih, dan khawatir saya mungkin hancur belakangan.
Saat mengedit foto-foto keluarga dan mendengarkan musik yang saya gunakan dalam video—musik yang diciptakan dan dibawakan keponakan saya, Jude Pegler Webb, untuk tugas kuliahnya—saya menangis.
Teknologi itu membantu saya memulai proses duka.
Kenangan saya pada periode ini adalah kemurahan hati, kekuatan, dan kebaikan dari orang-orang.
Saya hanya berharap bahwa apa yang saya ketahui mengenai penggunaan teknologi ini bisa membantu orang lain dalam situasi serupa. (BBC Indonesia)
Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul Kisah Keluarga Pasien Corona yang Video Call sang Ibu sebelum Meninggal: Saya Rasa Dia Tak akan Bangun Lagi