Virus Corona
Gamblang Ungkap Kejanggalan Kartu Prakerja, Faisal Basri Soroti Dominasi Luhut: Kemenko Kurang Kerja
Ekonom Senior, Faisal Basri terang-terangan mengungkap kejanggalan dalam program Kartu Prakerja.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Ekonom Senior, Faisal Basri terang-terangan mengungkap dugaan kejanggalan dalam program Kartu Prakerja.
Dilansir TribunWow.com, Faisal Basri bahkan melayangkan sindirannya untuk Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Menurutnya, janggal jika urusan Kartu Prakerja justru ditangani oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto.
Terkait hal itu, ia bahkan menyebut Airlangga Hartanto diamanahi program tersebut karena tak tak punya kesibukan.

• Soroti Polemik Kartu Prakerja, Fadli Zon Sebut Perampokan Digital hingga Meleset dari Tujuan
• Reaksi Refly Harun saat Fadli Zon Gamblang Sebut Kartu Prakerja sebagai Perampokan: Kayak Main-main
Ucapan gamblang Faisal Basri itu sampai membuat sang presenter tertawa.
Melalui tayangan YouTube Kompas TV, Kamis (7/5/2020), Faisal Basri mulanya menyoroti besarnya dana yang digelontorkan untuk melancarkan program Kartu Prakerja.
"Yang saya lihat janggal adalah jangan anggap 28 persen dari (Rp) 5,6 triliun itu kecil, itu jumlahnya (Rp) 1,5 triliun," ucap Faisal.
"Itu jumlah yang sangat teramat besar."
Lantas, ia pun menyoroti sasaran Program Kartu Prakerja yang dinilai begitu banyak.
Faisal mengatakan, jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat, bahkan mencapai 9 juta orang.
"Kemudian yang kedua, yang mau disasar ini apa? Penganggur?," terang Faisal.
"Penganggur per Februari (2020) itu 6,9 juta, korban PHK menurut Kemenaker mendekati 3 juta, jadi 9 jutaan ya."
• Bahas PHK saat Corona, Konfederasi KASBI Soroti Kartu Prakerja Tak Sesuai: Sangat Tidak Nyambung
Menurut Faisal, akan sangat luar biasa jika semua pengangguran itu dibantu oleh Kartu Prakerja.
"Nah berarti yang melamar di platform ini 9 juta semua penganggur dan korban PHK, secara matematik itu ter-cover luar biasa hebat," terangnya.
Lebih lanjut, Faisal menyinggung soal Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartanto yang mengurusi Kartu Prakerja.
Menurutnya, urusan Kartu Prakerja tak selayaknya ditangani oleh Airlangga Hartanto.
"Sangat tidak tepat, namanya juga menteri koordinator, bukan pelaksana," terang Faisal.
"Itu saya sudah sepakat sekali lah."
Terkait hal itu, ia lantas menyoroti dominasi Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang justru mendominasi urusan ekonomi.
Pernyataan Faisal langsung memancing gelak tawa presenter.
"Kalau Kemenko kan kurang kerja karena separuh pekerjaannya beralih ke kantor Menko Maritim," jelasnya.
"Jadi Menko Perkonomian sekarang kerjanya ngurus Omnibuslaw dan Kartu Prakerja, itu aja," tandasnya.
• Pemegang Saham Lolos Daftar Kartu Prakerja: Ada Saldo Rp 1 Juta, Saya Belanjakan Video Rp 220 Ribu
Simak video berikut ini menit ke-6.18:
Kartu Prakerja Adalah Perampokan
Di sisi lain, sebelumnya Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon angkat bicara soal polemik Kartu Prakerja yang menghabiskan dana hingga triliunan rupiah.
Dilansir TribunWow.com, Fadli Zon secara gamblang menilai adanya perampokan terhadap uang negara melalui program Kartu Prakerja.
Hal itu pun sejalan dengan pernyataan Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun yang menyebut pemerintah seolah menganggap sepele anggaran Kartu Prakerja yang begitu besar.
Melalui kanal YouTube Refly Harun, Rabu (6/5/2020), mulanya Fadli Zon menganggap ada skandal di balik Kartu Prakerja.
• Bahas PHK saat Corona, Konfederasi KASBI Soroti Kartu Prakerja Tak Sesuai: Sangat Tidak Nyambung
• KPK Diminta Selidiki Dugaan Korupsi dalam Proyek Kartu Prakerja yang Telan Anggaran Rp 5,6 Triliun
Karena itu, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu segera mengusut tuntas kasus tersebut.
Jika tak mampu, Fadli Zon menyebut pemerintahan presiden selanjutnya harus turut mengungkap teka-teki anggaran yang begitu besar Kartu Prakerja.
"Saya kira ini harus diusut, kalau tidak di pemerintahan sekarang mungkin di pemerintahan yang akan datang," kata Fadli.
"Karena ini menggunakan anggaran negara secara berlebihan dan kelihatan tidak ada yang berdaya untuk melakukan koreksi."
Pernyataan Fadli itu pun langsung memancing tanggapan Refly Harun.
Menurut Refly Harun, sejumlah pejabat justru menunjukkan reaksi santai saat ditanya soal anggaran besar Kartu Prakerja.
"Dan menurut saya ini berbahaya apalagi kalau reaksi-reaksinya itu sudah seperti bercanda," sahut Refly.
"Itu kan pertanda tidak ada lagi saluran," ucap Fadli.
• Pemegang Saham Lolos Daftar Kartu Prakerja: Ada Saldo Rp 1 Juta, Saya Belanjakan Video Rp 220 Ribu
Lantas, Refly menyebut anggaran Kartu Prakerja bahkan hampir menyamai dana penyelamatan Bank Century.
"Salam Rp 5,6 triliun kan begitu, jadi uang Rp 5,6 triliun itu dianggap seperti main-main saja padahal uang yang besar sekali," kata Refly.
"Hampir sama dengan penyelamatan Bank Century yang Rp 6,7 triliun itu kan."
Karena itu, Fadli menganggap dana Kartu Prakerja itu merupakan suatu perampokan.
Bahkan, ia menyebut meskipun curiga masyarakat tak bisa berbuat apa-apa untuk mengungkap teka-teki di balik anggaran Kartu Prakerja.
"Iya, menurut saya negara kita memang sedang dirampok kok," ucap Fadli.
"Kalau ini benar-benar perampokan di siang hari bolong dan kita yang mengetahuinya seperti cuma bisa teriak maling-maling tapi enggak bisa gebukinnya," tandasnya. (TribunWow.com)