Breaking News:

Virus Corona

Terdampak Covid-19, Kuli Bangunan di Solo Sudah 1 Bulan Ajak Istri dan Anak Balita Tinggal di Becak

Kisah pilu seorang kuli bangunan di Solo yang terpaksa mengajak keluarga kecilnya tinggal di becak akibat pandemi Covid-19.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
(TribunSolo.com/Ilham Oktafian)
Keluarga yang bertempat tinggal di sebuah becak Dul Rohmat di kawasan Jalan Adi Sucipto, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, Rabu (6/5/2020). 

Neneng yang kini tengah hamil selama lima bulan menahan tangis bercerita bagaimana saat ini ia tidak bisa lagi memeriksakan kandungannya, lantaran tak punya uang, dan ditolak oleh Puskesmas karena situasi Covid-19.

Dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Kamis (23/4/2020), awalnya Neneng bercerita bahwa dirinya hanyalah seorang ibu rumah tangga.

Satu-satunya penghasilan ia peroleh dari suaminya yang bekerja sebagai petugas kebersihan atau cleaning service.

Wanita asal Bandung, Jawa Barat tersebut menceritakan setelah pandemi Covid-19 menyebar, suaminya sempat dirumahkan selama satu minggu pada bulan Maret.

Neneng lalu bercerita bahwa tiba-tiba perusahaan meminta agar suaminya segera mengundurkan diri.

"Setelah satu minggu dirumahkan, langsung ada kabar harus mengundurkan diri secara massal untuk kesuluruhan pegawai cleaning service," katanya.

Neneng Nurhayati menceritakan bagaimana kehidupannya kini semakin sulit setelah suami nya di-PHK karena pandemi Covid-19, Kamis (23/4/2020).
Neneng Nurhayati menceritakan bagaimana kehidupannya kini semakin sulit setelah suami nya di-PHK karena pandemi Covid-19, Kamis (23/4/2020). (youtube Najwa Shihab)

 

Neneng yang kini sudah memiliki satu orang anak mengatakan bahwa suaminya sebenarnya tidak mau mengundurkan diri dari perusahaan.

"Setelah itu suami saya ke perusahaan tersebut, dan disuruh buat surat pengunduran diri, padahal kan kita enggak mau mengundurkan diri," ucapnya.

Ia bercerita perusahaan tempat suaminya bekerja tetap memaksa agar suaminya mengundurkan diri, dengan alasan kondisi perusahaan yang buruk.

"Cuman disuruh perusahaannya mengundurkan diri," jelas Neneng.

"Karena keadaan perusahaan yang lagi oleng."

Neneng bercerita perusahaan tidak memberikan pesangon kepada suaminya yang telah dipaksa mengundurkan diri tersebut.

Tidak hanya itu, Neneng mengatakan gaji suaminya di bulan lalu juga belum diberikan.

"Sama sekali tidak dapat apapun, benar-benar enggak dapat," kata Neneng.

"Malahan gaji yang kemarin belum keluar," lanjutnya.

Neneng mengatakan sebagai pegawai outsourcing, suaminya berpenghasilan sebulan mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 1,8 juta.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Virus CoronaCovid-19Solo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved