Virus Corona
Jenazah Perawat Corona Ditolak di TPU Semarang, 3 Tokoh Masyarakat Ditetapkan Tersangka Provokator
Polda Jawa Tengah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus penolakan jenazah perawat yang meninggal dunia akibat Virus Corona.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Polda Jawa Tengah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus penolakan jenazah perawat yang meninggal dunia akibat Virus Corona (Covid-19).
Sebelumnya penolakan warga sempat terjadi pada Kamis (9/4/2020) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, Kabupaten Semarang.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas TV, polisi kemudian menetapkan tiga orang tersangka yang diduga memprovokasi warga agar menolak jenazah.

• Bus Jakarta-Semarang Nekat Bawa Pemudik Gelap saat Wabah Corona, Polisi: Cek di Bagasi Ada 6 Koper
Berdasarkan penelusuran, mereka mengaku takut akan tertular Virus Corona, mengingat lokasi TPU yang dekat dengan perumahan warga.
Hal itu dikonfirmasi Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Iskandar Fitriana Sutisna.
Ia menyebutkan ketiga tersangka menghasut sembilan orang lainnya untuk menolak jenazah.
"Terjadilah negosiasi waktu itu sampai dengan cukup panjang, tidak ada titik temu dan mereka tetap menolak," jelas Kombes Iskandar Fitriana Sutisna, melalui Kompas TV, Senin (4/5/2020).
Penolakan tersebut sudah terjadi bahkan sebelum jenazah sampai di lokasi TPU.
"Sementara jenazah almarhumah ini masih di RS Kariadi, belum diberangkatkan," ungkapnya.
Setelah terjadi perdebatan, pemakaman akhirnya dipindahkan di Bergota, komplek makam keluarga Dr Kariadi, Semarang.
"Kita melakukan pemeriksaan terhadap sembilan orang. Yang kita ambil sebagai provokatornya sebanyak tiga orang," jelas Iskandar.
"Inisial T (31), inisial B (54), dan inisial S (60). Sisanya enam orang dikenakan sebagai saksi karena ikut-ikutan waktu itu," lanjutnya.
• Viral Foto Petugas Pemakaman Pakai APD Lengkap Antar Jenazah Covid-19 Seberangi Sungai di Solok
Ia menyesalkan ketiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka adalah tokoh masyarakat setempat, termasuk Ketua RT.
Selain takut tertular, ketiga tersangka menyebutkan jenazah korban Covid-19 bukan warga setempat.
"Yang kita sesalkan dari tiga tersangka ini adalah tokoh, boleh kita bilang Ketua RT. Ini kan harusnya jadi panutan," papar Iskandar.
"Pak RW-nya saja sudah mengizinkan, kok Pak RT-nya malah tidak dengan alasan katanya bukan warga Sewakul," tambahnya.
Ketiga orang tersebut mengajak warga lainnya untuk menghambat proses pemakaman yang tengah disiapkan keluarga.
"Ketika nanti mobil jenazah masuk, dia akan menghalangi dengan benda apapun," ungkap Iskandar.
Iskandar menuturkan sebetulnya proses pemakaman tersebut sudah sesuai prosedur yang disarankan dalam menangani jenazah korban Covid-19.
"Kalau protapnya, yang jelas pemakaman itu sendiri disterilkan. Digali dan disemprot dengan desinfektan," jelas Iskandar.
"Kemudian ada tim Gugus Tugas dari penanganan Covid yang akan datang ke sana menjelaskan kepada warga," tambah dia.
• Gembira 26 Tenaga Medis RSUP Kariadi Semarang Sembuh, Ganjar Pranowo Apresiasi Dukungan Masyarakat
Lihat videonya mulai menit 2:00
Ganjar Pranowo Beri Peringatan soal Kasus Virus Corona
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa kasus Virus Corona di Semarang makin banyak.
Akibatnya, Ganjar Pranowo memperingatkan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi untuk bersiap jika dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Hal itu diungkapkan Ganjar Pranowo di acara Apa Kabar Indonesia Malam tvOne pada Sabtu (19/4/2020).
• Dinyatakan Sembuh, Pasien Covid-19 di Yogyakarta Ini Persembahkan Puisi dan Lagu untuk Tim Medis
Mulanya, Ganjar Pranowo menyinggung soal banyaknya warga yang sudah bertanya masalah bantuan sosial karena terdampak wabah Virus Corona.
Ganjar mengatakan, dirinya tak bisa begitu saja melangkah.
Ia ingin belajar terlebih dahulu soal bantuan itu pada DKI Jakarta dan Jawa Barat yang terlebih dahulu memberlakukan PSBB.
"Kita belajar juga dari DKI, kita belajar dari rencana pemberian bantuan-bantuan dari pemerintah dan ini yang komplain ke saya sudah minta ampun banyaknya."
"Sampai di IG (Instagram) saya sampaikan untuk masyarakat Jawa Tengah di Jabodetabek yang kena PSBB silakan daftar ke sini-sini, sehingga saya harus komunikasi dengan gubernur DKI dan Jabar," jelas Ganjar.
Ia mengatakan, sebelum mengambil langkah PSBB harus mempersiapkan banyak hal mulai dari bantuan hingga keamanan.
"Ini data dari dulu yang berikutnya kita meminta agar logistiknya disiapkan, sistem transportasinya disiapkan, jaring pengaman sosialnya disiapkan, sosial dan ekonominya disiapkan, keamanannya disiapkan."
"Sehingga jika kemudian itu bisa dilaksanakan ya InsyaAllah ini akan lebih baik," ujarnya.
• Cegah Penularan Covid-19, PBNU Imbau untuk Tidak Laksanakan Ziarah dan Sungkeman Jelang Ramadan

Sehingga, kini ia menegaskan sekali lagi untuk bisa belajar dari Jabodetabek serta Kota Tegal yang baru saja ia setujui untuk mengusulkan PSBB ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Maka semua kawan-kawan di Kabupaten Kota saya mintakan ini ada kesempatan belajar dari Jabodetabek dan belajar persiapannya dari Kota Tegal," ucapnya.
Selain itu, ia juga memperingatkan Semarang untuk bersiap-siap jika pihaknya memutuskan untuk PSBB.
"Bahkan kota Semarang sudah saya warning sekarang siapkan skenarionya, karena perkembangan atau pertumbuhan Covid-19 di Semarang ini kan cukup tinggi itu saya minta kan Pak Wali Kotanya," ungkapnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis/Mariah Gipty)