Kabar Tokoh
Haris Azhar Ungkap Alasan Penjara Penuh, Buka-bukaan soal Buruknya Proses Hukum di Pengadilan Negeri
Haris Azhar mengatakan penjara penuh karena banyak orang-orang yang dihukum atas hal-hal yang tidak penting.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar menyoroti mengapa kondisi penjara di Indonesia melebihi kapasitasnya.
Haris mengatakan banyak orang-orang di dalam penjara yang dihukum karena hal-hal tidak penting atau sepele.
Ia bahkan menceritakan bagaimana proses hukum di pengadilan negeri terdapat banyak hal janggal seperti saksi yang tak jelas, dan bukti yang minim.
• Sindiran Najwa Shihab untuk Anggota DPR, Singgung soal Pembebasan Koruptor: Apa Kabar Pak Yasonna?
Pernyataan tersebut ia sampaikan lewat acara '1 Hari, 1000 Pesan' yang tayang di channel YouTube Talk Show tvOne pada Sabtu (2/5/2020).
Awalnya Haris bercerita soal ketidakjelasan proses hukum di pengadilan.
Ia menyoroti tidak adanya keteraturan dalam proses tersebut, seperti siapa yang akan disidang, siapa yang lebih dulu disidang, dan hakim kerap berhalangan untuk hadir.
"Sidang di pengadilan-pengadilan negeri itu semua orang yang diundang pada hari tertentu dibilang oleh hakim oke sidang berikutnya misalnya hari Rabu jam 9," ujar Haris.
"Jadi jam 9 itu ternyata cuman disuruh hadir di pengadilan."
"Siapa yang sidang pada hari itu ternyata banyak, siapa yang lebih enggak ada yang tahu."
"Kadang hakimnya sakit, kadang hakimnya rapat, kadang hakim satu belum datang, kadang hakimnya cabutan dari pengadilan lain," sambungnya.
Haris mengatakan tidak ada yang pasti dalam menunggu jadwal persidangan.
"Jadi penuh ketidakpastian menunggu jadwal kapan diperiksa," kata dia.
"Kadang-kadang diperiksanya lewat dari jam 6 sore, kadang-kadang sampai malam," tambahnya.
Haris mengakui ia bahkan meragukan apakah hakim betul-betul memerhatikan kesaksian, argumen, dan fakta yang disuguhkan selama persidangan berlangsung.
"Jadi kadang-kadang kita juga berpikir ini sebetulnya hakimnya bisa jernih enggak denger apa yang kita argumentasikan atau fakta yang muncul di pengadilan," ucap dia.
• DPR Sibuk Urus RUU Kontroversial di Tengah Pandemi, Najwa Sindir Yasonna: Ada Koruptor Ngebet Bebas?
Alasan Penjara Penuh
Kemudian Haris menyoroti soal nasib orang-orang yang dibui setelah melalui proses pengadilan.
Haris justru merasa percaya orang-orang yang saat ini sedang dipenjara adalah orang yang dihukum atas kasus-kasus yang menurutnya sepele.
"Saya orang yang meyakini bahwa yang dalam penjara itu banyak orang-orang yang dihukum dari kasus-kasus yang enggak penting," tuturnya.
Ia juga mengatakan banyak terdapat celah dalam berjalannya proses hukum.
Haris menyinggung soal saksi yang tidak kredibel dan minimnya barang bukti untuk menjebloskan terdakwa ke penjara.
"Enggak penting dipidanakan atau kasusnya bukan kasus pidana, atau kalaupun didakwa kasus pidana, proses hukum, cara menghukumnya enggak benar semua," jelas dia.
"Banyak barang bukti yang enggak ada, banyak kesaksian yang dibuat-buat, itulah kenapa penjara kita overcrowded (penuh)," tandasnya.
Seperti yang diketahui banyak lapas narapidana yang terlibat tindak pidana sudah terlalu sempit untuk dihuni karena membludaknya kapasitas penghuni.
Bahkan belum lama ini Menteri Hukum, dan HAM Yasonna Laoly juga menginisiasi kebijakan asimilasi terhadap para napi.
Napi-napi tersebut akan dikeluarkan dari tahanan karena kapasitas yang sudah di atas batas normal.
Kebijakan Yasonna mulanya bertujuan agar penyebaran Covid-19 dapat ditekan.
• Komentari Pencopotan Refly Harun, Rocky Gerung: Udah Enggak Punya Power, Sekarang Main YouTube
Lihat videonya mulai menit ke-5:54:
Haris Azhar Ingin Hukum Penguasa Zalim
Pada acara yang sama di segmen selanjutnya, Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar sempat ditanya apa yang akan dilakukan jika menjadi penguasa.
Haris Azhar mengatakan, jika dirinya menjadi seorang penguasa maka dia tak segan menghukum penguasa yang zalim.
Itu dilakukan agar rakyat juga tertib menjalankan aturan.
"Kalau saya jadi penguasa di Indonesia supaya hukumnya jadi lebih baik, saya akan menghukum penguasa yang zalim."
"Supaya orang tertib di jalan, supaya orang tertib di bawah," kata Haris.
Menurut keterangan Haris, banyak orang di kalangan bawah mengaku tidak tertib mengikuti aturan para penguasa karena itu hanya menguntungkan mereka.
"Orang enggak tertib hari ini karena mereka bilang kita ini tertib buat apa? Karena kalau kita tertib kita ternyata tertib pada permainan para penguasa."
"Sementara penguasa, tambah hari tambah kaya," ujarnya.

• Singgung Pilpres 2024, Rocky Gerung Blak-blakan Sampaikan Dukungan untuk Haris Azhar, Ini Alasannya
Banyak orang berontak atas ketidakpuasan kebijakan yang dibuat para penguasa.
"Mereka bukan berkeringat dan berotot gara-gara ngurusin kita, kok kita yang tambah kurus badan kita harus ngikutin aturan mereka, tapi mereka yang tambah gemuk."
"Kok kita yang jadi disiplin tapi mereka ugal-ugalan seenaknya, akhirnya mereka berontak iya kan?" ungkap dia.
Pria lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini menilai, undang-undang yang ada sekarang sudah cukup untuk menghukum para penguasa yang zalim.
• Haris Azhar Terang-terangan Sebut Sosok yang Layak Pimpin Indonesia 2024: Rocky Gerung Boleh Juga
Apalagi menurutnya kini banyak penguasa yang tak dapat dipercaya.
"Dalam kajian sosiologi hukum, hukum itu awalnya dilihat sebagai konstruksi ideal enggak perlu undang-undang baru, undang-undang lama juga sudah cukup kok untuk menghukum para penguasa zalim itu."
"Karena negeri ini diserahkan pada orang-orang yang enggak amanah, enggak punya integritas, dan enggak punya rasionalitas," ucap Haris. (TribunWow.com/Anung/Gipty)