Terkini Nasional
Berbincang dengan Rocky Gerung, Refly Harun Soroti Dana Triliunan Kartu Pra Kerja: Mulai Panas Ini
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyoroti anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk program Kartu Pra Kerja.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyoroti anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk program Kartu Pra Kerja.
Tak sendiri, Refly Harun ditemani oleh Pengamat Politik Rocky Gerung.
Dilansir TribunWow.com, kedua tokoh itu menyebut anggaran sebesar Rp 5,6 triliun rupiah itu terlalu besar untuk program yang berisikan pelatihan online.
Bahkan, Refly Harun sampai menyamakan dengan kasus korupsi Bank Century yang ditaksir mencapai 5,7 triliun rupiah.

• Menduga Sri Mulyani Tak Setuju soal Kartu Pra Kerja, Rocky Gerung: Kesannya Dipaksakan
• Rocky Gerung Sebut Kartu Pra Kerja Hanya Buang-buang Anggaran: Prabowo Terpaksa Ambil Alih
Hal itu disampaikannya melalui tayangan YouTube Refly Harun, Sabtu (2/5/2020).
"Saya banyak sekali mendapatkan masukan-masukan, memang spektakuler kan (Rp) 5,6 triliun tapi luar biasa seperti penyelamatan Bank Century saja," ucap Refly.
"Kalau enggak salah Bank Century kan (Rp) 5,7 triliun, jadi cukup mendekati (Rp) 5,6 triliun ini untuk belajar online, mulai panas ini."
Pernyataan Refly itu pun langsung ditanggapi oleh Rocky Gerung lewat sambungan telepon.
Menurut Rocky, ada perbedaan antara kasus korupsi Bank Century dengan program Kartu Pra Kerja.
Rocky menyebut ada kejahatan terselubung di balik program Kartu Pra Kerja tersebut.
"Century itu kan karena bolong ditambal, kalau sekarang justru diguyur dulu supaya dibolongin," jelas Rocky.
"Tapi (Rp) 5,6 triliun itu memang perencanaan kejahatan melalui ilmu-ilmu digital," sambungnya.
• Saat Rosi Paksa Pakar Epidemiologi Jawab Pertanyaan soal Corona, sampai Diulangi Berkali-kali
Rocky menyebut Kartu Pra Kerja merupakan suatu kejahatan digital yang sudah direncanakan.
"Kan dari awal bisa terlihat, begitu 5,6 triliun disebut wah semua langsung datang dengan ide-idenya," terang Rocky.
"Simpan dulu idenya, tiba-tiba satu per satu dikeluarin, dicicil, dikeluarin itu. Itu kan perampokan digital, bukan pelatihan digital."