Terkini Nasional
Refly Harun Tegaskan Tidak Memihak Kubu Manapun, tapi Ngaku Pernah Bela Ahok di 2016: Wah itu Ribut
Ahli Tata Hukum Negara, Refly Harun menegaskan dirinya netral. Ia mengaku pernah membela Ahok
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
"Untuk mata kuliah ekonomi karena passion-nya di sana presiden maka saya katakan lulus dengan nilai A, dengan nilai yang baik."
"Karena pada waktu itu getol sekali pembangunan infrastruktur, jalan, pelabuhan dan sebagainya."
"Dan saya kira itulah sampai sekarang kebanggaan dari Presiden Jokowi membangun infrastruktur itu," jelas Refly.
Selain ekonomi, dalam hal politik Jokowi juga dinilai cukup bagus.
"Mata kuliah kedua mengenai konsolidasi politik, mengenai politik saya juga puji," kata dia.
Refly lalu menceritakan bagaimana awalnya partai pendukung Jokowi tidak lebih banyak daripada Prabowo Subianto.
• Refly Harun Pertanyakan Muhadjir Effendy soal Corona, yang Sering Muncul Malah Mahfud MD dan Luhut
Partai yang mendukung Jokowi hanyalah lima partai.
"Karena pasca Pemilu 2014 politik Indonesia terbelah menjadi dua koalisi besar, satu KIH (Koalisi Indonesia Hebat), satu KMP (Koalisi Merah Putih)."
"Koalisi Merah Putih anggotanya PDIP, PKB, Hanura dan Nasdem hanya empat partai politik saja," ujar Refly.
Sedangkan, Prabowo memiliki enam partai pendukung.
"Sementara KMP dihuni oleh Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai PAN, PKS, dan PPP, lima partai politik, waktu itu demokrat bingung mau ke mana."
"Mungkin dia mau ke KIH, tapi mungkin ada soal-soal Demokrat tak bisa masuk di koalisi itu, maka bergabung dengan KMP," ceritanya.
Koalisi milik Prabowo berhasil menguasai DPR dan MPR.
"Terbukti kelompok KMP ini bisa menguasai parlemen, pimpinan MPR dan DPR."
"Tetapi 2016 koalisi tersebut hancur lebur," ungkap pria 50 tahun ini.