Breaking News:

Virus Corona

Gamblang Sebut Pemerintah Pelit saat Atasi Corona, Rocky Gerung: Brankasnya Habis untuk Transfer

Pengamat Politik, Rocky Gerung gamblang menyoroti dana yang diberikan pemerintah pusat untuk penanganan Virus Corona.

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
YouTube Rocky Gerung Official
Pengamat Politik Rocky Gerung dalam saluran YouTube Rocky Gerung Official, Rabu (29/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Pengamat Politik, Rocky Gerung gamblang menyoroti dana yang diberikan pemerintah pusat untuk penanganan Virus Corona

Dilansir TribunWow.com, Rocky Gerung menganggap pemerintah pusat terlalu pelit dalam mengeluarkan anggaran. 

Bahkan, ia menyebut hal itulah yang menyebabkan terjadinya kekacauan koordinasi di daerah.

Presiden Jokowi dalam konferensi video di Istana Merdeka, Senin (13/4/2020) yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Presiden Jokowi dalam konferensi video di Istana Merdeka, Senin (13/4/2020) yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden. (Youtube/Sekretariat Presiden)

 Nekat Ingin Pulang Kampung ke Tegal, Ojol Ini Singgung Larangan Jokowi: Kan Dilarangnya Mudik

 Dipecat sebagai Komisioner, Sitti Hikmawatty Minta Jokowi Perbaiki Internal KPAI

Melalui tayangan YouTube Rocky Gerung, Rabu (29/4/2020), Rocky kembali mengungkit usulan kepala daerah soal pemberian kebebasan mengambil keputusan (diskresi) untuk menyelesaikan wabah Virus Corona di daerah masing-masing.

Menurut Rocky, selama ini pemerintah memang enggan memberikan diskresi pada pemimpin daerah.

Padahal, Rocky menilai ada sejumlah pemimpin daerah yang bahkan sudah mengusulkan hal tersebut.

"Itu yang terjadi ketika Anies minta diskresi, terjadi ketika Ridwan Kamil minta diskresi," terang Rocky.

"Jawa Timur juga begitu, tapi pemerintah pusat selalu takut memberikan diskresi karena dianggap sekali diberi diskresi maka semua wilayah juga minta diskresi."

Lantas, Rocky menyinggung kewajiban pemerintah jika para pemimpin daerah itu memilih lockdown sebagai solusi wabah Virus Corona.

 Mengingat Flu Spanyol di Tengah Wabah Virus Corona: Tewaskan Sepertiga Penduduk Dunia di Tahun 1920

Menurut dia, pemerintah enggan memenuhi kebutuhan warga yang terdampak virus ini.

"Bayangkan kalau diskresinya lockdown, maka berlakulah undang-undang karantina wilayah di mana pemerintah mesti turunkan dana," jelas Rocky.

"Jadi yang terjadi sebetulnya kekacauan ini tidak disebabkan karena tidak ada pemimpin, di lokal banyak sekali pemimpin."

Lebih lanjut, Rocky menilai pemerintah pusat terlalu menghemat dana untuk menangani Virus Corona.

"Yang tidak ada adalah koordinator pusat, kenapa koordinator pusatnya ragu-ragu?," tanya Rocky.

"Karena dianggap nanti brankas dia habis untuk transfer ke daerah, itu kan soalnya."

Bahkan, ia menyebut pemerintah pusat terlalu pelit pada daerah yang ingin menangani Virus Corona secara mandiri.

"Pemerintah pusat yang pelit menyebabkan kekacauan koordinasi di daerah."

"Padahal pemerintah daerah punya kemampuan untuk mengatasi problem-nya kalau dipercaya," tukasnya.

Simak video berikut ini menit ke-4.35:

Strategi Jokowi Atasi Corona

Di sisi lain, sebelumnya Rocky Gerung memberikan komentar terhadap strategi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam menangani pandemi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia.

Rocky mengatakan pemerintah kini telah kehilangan kendali sebab kebijakan yang terus berubah-ubah.

Ia juga mengatakan kini pemerintah sudah mentok dalam memikirkan strategi penanganan Covid-19.

 Ulas Istilah Mudik dan Pulang Kampung Jokowi, Rocky Gerung: Yang Salah Itu Najwa

Dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu (25/4/2020), awalnya host acara Rocky Gerung, Hersubeno Arief memaparkan bahwa pemerintah mengatakan strategi penanganan Covid-19 dilakukan sedemikian rupa agar masyarakat tidak panik, dan publik bisa rileks.

Rocky lalu menjawab apabila pemerintah memang sengaja melakukan strategi untuk membuat masyarakat tidak panik, seharusnya tetap bisa mengendalikan kondisi di sekitarnya.

Ia mengatakan saat ini pemerintah tidak bisa mengendalikan apa yang dilakukannya.

"Orang itu kalau punya strategi, orang itu yang berpikir strategis, pertama-tama dia tau wujudnya apa, ujungnya seharusnya kalau katakanlah presiden lagi guyon segala macam, maka setelah guyon dia bisa kembalikan penguasaan," papar pria asal Manado itu.

"Dia udah guyon tapi dia lepas kendali," lanjutnya.

Kemudian Rocky menjelaskan mengapa pemerintah saat ini lepas kendali.

Ia menunjukkan langkah pemerintah yang saat ini kebijakan penanganan pandeminya berganti-ganti.

"Gimana dia lepas kendali? Ya karena berubah-ubah kebijakannya," ucap Rocky.

Rocky lalu menyindir adanya larangan aturan mudik yang menurutnya sudah terlambat untuk ditegakkan.

"Orang udah separuh nyampai di Jawa baru dinyatakan sebagai larangan (larangan mudik -red), dan sekarang diubah lagi prinsip-prinsip pembatasan manusia, pergerakan manusia," kata dia.

Hersubeno lalu menanyakan kepada Rocky apakah langkah pemerintah membuat rileks masyarakat memang bukan strategi, namun aksi genuine (original) dari pemikiran Presiden Jokowi.

 Refly Harun Pertanyakan Muhadjir Effendy soal Corona, yang Sering Muncul Malah Mahfud MD dan Luhut

Rocky mengatakan bahwa original dalam arti sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi karena sudah mentok.

"Genuine dalam arti enggak ada lagi imajinasi melebihi apa yang dia ucapkan kemarin," kata dia.

"Artinya genuine yang mentok."

"Mentok artinya yasudah mentok habis," lanjutnya sembari tertawa.

Hersubeno lalu mengingatkan kepada Rocky bahwa saat ini bulan suci Ramadan, dan harus berprasangka baik terhadap orang-orang.

"Karena ini Ramadan Bung Rocky, jadi Husnudzan, berprasangka baik," saut Hersubeno sambil tertawa.

Menjawab perkataan Hersubeno, Rocky kembali mengatakan dirinya selalu berpikiran baik meskipun dalam kondisi yang memang buruk.

"Saya berprasangka baik, dalam hal-hal buruk saya berprasangka baik," ucap Rocky. (TribunWow.com)

Tags:
Virus CoronaRocky GerungCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved