Breaking News:

Virus Corona

DPR Ungkap Kecurigaan soal Kartu Prakerja: Jangan sampai Pak Jokowi Ditipu sama Anak Kecil

Program Kartu Prakerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini menimbulkan kekhawatiran di DPR.

Editor: Lailatun Niqmah
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Posko pendampingan pendaftaran program Kartu Prakerja yang disediakan Pemprov Jatim di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim didatangi banyak pencari kerja terutama mereka yang terdampak pandemi virus corona atau Covid-19, di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Program Kartu Prakerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini menimbulkan kekhawatiran di DPR.

Sejumlah anggota DPR dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (29/4/2020) meminta agar program tersebut diawasi lebih ketata.

Kekhawatiran tak hanya disampaikan oleh oposisi, tapi juga koalisi pemerintah.

Soroti Kartu Pra Kerja, Sandiaga Uno Minta Porsi Dana Tunai Lebih Banyak: Tak Mungkin Lakukan Hiring

Mereka mengungkapkan kekhawatiran yang sama, yakni peluang penyelewengan dalam program pelatihan online dengan anggaran Rp 20 Triliun tersebut.

Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Gerindra Habiburokhman meminta KPK untuk mengawasi lebih ketat program yang diinisiasi oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo tersebut.

"Kami ingin lebih detail soal Kartu Prakerja, tadi kurang detail."

"Sebenarnya ide Pak Jokowi sangat baik, tapi pelaksanaannya sangat mengkhawatirkan jangan sampai Pak Jokowi ditipu sama anak kecil," kata Habiburokhman.

Pengawasan tersebut, kata dia, bisa dimulai dari proses pengadaan jasa pelatihan dengan tarif harga yang tinggi.

"Saya bingung ada pelatihan bikin pempek Rp 600.000, di YouTube itu gratis," ujarnya.

Oleh karenanya, Habiburokhman mendorong KPK untuk mengejar pihak-pihak yang "bermain" dalam anggaran Kartu Prakerja.

"Itu dikejar pak, ini kita geregetan Pak, kita ingin Pak Jokowi sukses dengan program Kartu Prakerja jangan ada yang berani mengambil kesempatan," kata dia.

Senada dengan Habiburokhman, Anggota Komisi III dari Fraksi PDI-P Arteria Dahlan meminta KPK mengusut terpilihnya delapan platform digital tanpa tender dalam program Kartu Prakerja.

"Namun, bagaimana delapan vendor digital tanpa tender yang diberikan kuota raksasa oleh pemerintah? Bagaimana bisa terjadi? Bagaimana strategi pengawasannya?," kata Arteria.

Arteria menyoroti keberadaan Ruangguru dalam program Kartu Prakerja.

Sebab, keberadaan platform digital itu masuk dalam program Kartu Prakerja disaat pemiliknya Adamas Belva Syah Dewavara masih menjadi Staf Khusus Presiden.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Tags:
Kartu PrakerjaJokowiDewan Perwakilan Rakyat (DPR)HabiburokhmanArteria DahlanHinca PandjaitanAce Hasan SyadzilyKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK)Firli Bahuri
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved