Breaking News:

Virus Corona

Benarkan Pemerintah Persuasif Tangani Corona, Pengamat Sosial: Yang Taat Jauh Lebih Banyak

Pengamat Sosial, Devi Rahmawati membenarkan langkah yang dilakukan oleh pemerintah dalam menangani Virus Corona yakni dengan cara lebih persuasif.

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
Youtube/Talk Show tvOne
Pengamat Sosial, Devie Rahmawati mengaku sependapat dengan langkah dari pemerintah dalam menangani Virus Corona. 

Lebih lanjut, ketika dibandingkan dengan negara lain, Devi mengatakan masyarakat Indonesia jauh lebih baik dari segi ketaatan.

Bisa melihat contoh kasus di India yang harus dilakukan dengan cara kekerasan untuk bisa mengendalikan masyarakatnya.

Pesan Dokter Mikhael Marampe sebelum Meninggal, Kuatkan Rekan-rekan Tenaga Medis Tangani Corona

Lebih lanjut, Devi Rahmawati berpandangan ketika pemerintah lebih memilih tindakan yang represif maka yang terjadi jutru akan adanya gejolak sosial yang besar.

Ditakutkan masyarakat justru akan memberikan perlawanan.

"Masyarakat itu jauh lebih taat dibandingkan masyarakat negara-negara lain," ungkapnnya.

"Kalau kemudian kita memilih yang represif, saya khawatir justru ini akan menimbulkan guncangan sosial lagi di masyarakat," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke-6.58

Alasan Lain Masyarakat Tetap Mudik, Sosiolog: Bukan Semata-mata Silaturahmi

Sosiolog Bayu Yulianto mempunyai pandangan lain terkait masih banyak masyarakat yang nekat mudik meski sudah ada larangan.

Dilansir TribunWow.com, Bayu Yulianto mengatakan alasan masyarakat nekat mudik bukan semata-mata karena ingin bersilaturahmi dengan keluarga.

Menurut Bayu ada faktor lain yang lebih mendesak yang mengharuskan mereka untuk tetap mudik.

Lihat Foto Polisi menghalau mobil bus yang membawa penumpang di jalan tol Jakarta-Cikampek untuk keluar ke Gerbang tol Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020). Larangan mudik mulai diberlakukan 24 April 2020 pukul 00.00 WIB. Polda Metro Jaya melarang kendaraan pribadi baik motor atau mobil dan kendaraan umum berpenumpang keluar dari wilayah Jabodetabek. Pemeriksaan dan penyekatan kendaraan tersebut akan dilakukan di 18 titik pos pengamanan terpadu dan pos-pos check point di jalur tikus dan perbatasan.
Lihat Foto Polisi menghalau mobil bus yang membawa penumpang di jalan tol Jakarta-Cikampek untuk keluar ke Gerbang tol Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

 

 Sempat Menurun dalam 5 Hari Terakhir, Jakarta Alami Penambahan 2 Kali Lipat Kasus Corona

Hal ini disampaikan Bayu dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam yang tayang di Youtube Talk Show tvOne, Minggu (26/4/2020).

"Jadi saya kira begini ya kita bicara mudik kan apalagi dalam situasi-situasi sekarang saya kira memang ini bukan persoalan semata-semata silaturahmi dengan keluarga mereka di kampung halaman," ujar Bayu.

Bayu menilai masalah utama yang mendorong masyarakat untuk tetap mudik ke kampung halamannya karena masalah ekonomi.

Terlebih bagi mereka masyarakat kalangan bawah yang istilahnya tidak bisa bertahan hidup di Jakarta atau kota-kota besar lainnya.

Halaman
123
Tags:
Virus CoronaCovid-19Pengamat Sosial
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved