Virus Corona
Benarkan Pemerintah Persuasif Tangani Corona, Pengamat Sosial: Yang Taat Jauh Lebih Banyak
Pengamat Sosial, Devi Rahmawati membenarkan langkah yang dilakukan oleh pemerintah dalam menangani Virus Corona yakni dengan cara lebih persuasif.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
Lebih lanjut, ketika dibandingkan dengan negara lain, Devi mengatakan masyarakat Indonesia jauh lebih baik dari segi ketaatan.
Bisa melihat contoh kasus di India yang harus dilakukan dengan cara kekerasan untuk bisa mengendalikan masyarakatnya.
• Pesan Dokter Mikhael Marampe sebelum Meninggal, Kuatkan Rekan-rekan Tenaga Medis Tangani Corona
Lebih lanjut, Devi Rahmawati berpandangan ketika pemerintah lebih memilih tindakan yang represif maka yang terjadi jutru akan adanya gejolak sosial yang besar.
Ditakutkan masyarakat justru akan memberikan perlawanan.
"Masyarakat itu jauh lebih taat dibandingkan masyarakat negara-negara lain," ungkapnnya.
"Kalau kemudian kita memilih yang represif, saya khawatir justru ini akan menimbulkan guncangan sosial lagi di masyarakat," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke-6.58
Alasan Lain Masyarakat Tetap Mudik, Sosiolog: Bukan Semata-mata Silaturahmi
Sosiolog Bayu Yulianto mempunyai pandangan lain terkait masih banyak masyarakat yang nekat mudik meski sudah ada larangan.
Dilansir TribunWow.com, Bayu Yulianto mengatakan alasan masyarakat nekat mudik bukan semata-mata karena ingin bersilaturahmi dengan keluarga.
Menurut Bayu ada faktor lain yang lebih mendesak yang mengharuskan mereka untuk tetap mudik.

• Sempat Menurun dalam 5 Hari Terakhir, Jakarta Alami Penambahan 2 Kali Lipat Kasus Corona
Hal ini disampaikan Bayu dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam yang tayang di Youtube Talk Show tvOne, Minggu (26/4/2020).
"Jadi saya kira begini ya kita bicara mudik kan apalagi dalam situasi-situasi sekarang saya kira memang ini bukan persoalan semata-semata silaturahmi dengan keluarga mereka di kampung halaman," ujar Bayu.
Bayu menilai masalah utama yang mendorong masyarakat untuk tetap mudik ke kampung halamannya karena masalah ekonomi.
Terlebih bagi mereka masyarakat kalangan bawah yang istilahnya tidak bisa bertahan hidup di Jakarta atau kota-kota besar lainnya.