Terkini Nasional
Refly Harun Duga Jokowi Angkat Stafsus Milenial Cuma untuk Pamer: Ini Loh Ada Milenial yang Berhasil
Refly Harun tak mengerti mengapa Presiden Jokowi memutuskan untuk mengangkat staf khusus presiden milenial di dalam tubuh pemerintahan.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun mengaku heran mengapa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengangkat sejumlah pemuda menjadi Staf Khusus (Stafsus) Presiden milenial.
Refly Harun bahkan menduga tujuan presiden mengangkat Stafsus milenial hanya untuk dipamerkan sebagai suatu pencapaian dari generasi milenial bangsa Indonesia yang berhasil sukses.
Dikutip dari YouTube Refly Harun, Sabtu (25/4/2020), awalnya Refly menyinggung kini dua Stafsus milenial telah resmi mengundurkan diri dari posisinya.

• Soroti Mundurnya Stafsus Presiden, Refly Harun Singgung Kematangan: Jangan-jangan Nasihatnya Mentah
"Sudah dua yang rontok pertama adalah Belva Syah Devara, yang kedua Andi Taufan Garuda Putra masih ada lima lagi," kata Refly.
Seperti yang diketahui keduanya mundur setelah dituding memanfaatkan posisi mereka untuk memastikan perusahaan mereka mendapat keuntungan.
Namun bagi Refly masalah sebenarnya bukan pada langkah pengunduran diri para Stafsus.
Mantan Komisaris Utama Pelindo I menjelaskan masalahnya ada pada fungsi Stafsus itu sendiri.
Ia tidak mengerti mengapa Presiden Jokowi mengangkat Stafsus milenial.
"Persoalannya bukan rontok satu demi satu, dari awal saya termasuk orang yang mempertanyakkan buat apa sih fungsi staf khusus itu sebenarnya?" ujar Refly.
Refly bahkan menduga Presiden Jokowi hanya ingin memamerkan para pemuda yang sukses dalam berbagai bidang.
"Ada kesan bahwa Pemerintahan Jokowi atau Presiden Jokowi sendiri ingin memamerkan tujuh anak muda yang dianggap berprestasi, hebat secara akademik, lulusan Harvard, berhasil dalam bisnisnya, pantas diganjar dengan jabatan tinggi staf khusus presiden," paparnya.
• Belva Devara Mundur dari Stafsus, Refly Harun Soroti Ruang Guru: Silakan Lanjutkan Proyeknya
Bandingkan dengan Ali Ngabalin
Refly lalu membandingkan sejumlah Stafus milenial itu dengan Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.
"Bayangkan atau bandingkan atau misalnya juru bicara-juru bicara yang sering berada di luar, bicara seperti Ali Mochtar Ngabalin misalnya," ucapnya.
Membandingkan dengan Ali Ngabalin, Refly menunjukkan betapa tinggi jabatan yang dimiliki oleh para Stafsus milenial tersebut.
"Jabatannya secara struktural tidak tinggi karena dia hanyalah tenaga ahli kedeputian," kata Refly.
"Jadi kalau pakai struktural, kalau yang namanya staf khusus presiden eselon I A, kemudian staf khusus menteri, atau staf khusus kepala KSP misalnya itu eselon I B."
"Rekan saya Ali Mochtar Ngabalin enggak tahu eselon berapa di dalam struktur lingkar Istana tersebut," sambungnya.

Setelah menjelaskan perbandingan jabatan tersebut, Refly mengatakan bahwa jabatan yang diemban oleh para Stafsus milenial tersebut begitu istimewa.
"Jadi luar biasa anak muda ini diberikan kekuasaan, jabatan yang sangat tinggi," ujarnya.
Refly kemudian menyinggung prestasi dua pemuda yang kini telah pamit dari jabatan Stafsus milenial, yakni Belva Devara yang menjadi CEO Ruang Guru, dan Andi Taufan sekaligus bos dari Amartha Fintech.
"Tapi di situlah persoalannya mereka mungkin pandai secara akademik, berhasil paling tidak dalam bisnis mereka, setidaknya Ruang Guru sudah membuktikan dalam menyediakan konten-konten pelajaran," terangnya.
"Amartha Fintech juga harus diperhitungkan itulah sebabnya Presiden Jokowi tertarik untuk merekrut mereka," imbuhnya.
Refly lalu kembali mempertanyakan siapa sebenarnya yang diuntungkan dari adanya jabatan Stafsus milenial tersebut.
Ia masih beranggapan bahwa Presiden Jokowi mengangkat Stafsus milenial hanya untuk pamer.
"Jadi sesungguhnya kita tidak tahu siapa butuh siapa, mereka butuh Presiden Jokowi karena menaikkan pengalaman legitimasi mereka," kata dia.
"Presiden Jokowi membutuhkan mereka untuk etalase mungkin untuk pameran bahwa ini loh ada generasi milenial yang berhasil di bangsa ini," pungkasnya.
• Sebut Andi Taufan Makelar Kasus Corona, Rocky Gerung Gamblang Sarankan Istana Jadi ODP, Kenapa?
Lihat videonya mulai menit ke-4.00:
Jokowi: Saya Memahami kenapa Mereka Mundur
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menanggapi soal pamitnya dua Staf Khusus (Stafsus) Presiden milenial yang ia lantik pada tahun lalu.
Dua Stafsus tersebut adalah Belva Syah Devara, dan Andi Taufan Garuda Putra.
Seperti yang diketahui, keduanya mengundurkan diri setelah dituding memanfaatkan jabatan stafsus untuk kepentingan sendiri.
Dikutip dari Kompas.com, Jumat (24/4/2020), Jokowi mengatakan dirinya menerima pengunduran diri tersebut.
Ia memahami alasan mundurnya dua pemuda yang juga menjadi pengusaha tersebut.
"Saya memahami kenapa mereka mundur, Saudara Belva Devara dan Andi Taufan," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/4/2020).
"Mereka anak-anak muda yang brilian, yang cerdas, dan memiliki reputasi serta prestasi yang sangat baik," lanjutnya.

• Bahas Klarifikasi Belva Devara, Refly Harun Akui Ruang Guru Memang Bukan Perusahaan Abal-abal
Jokowi bercerita tujuan dirinya mengangkat sejumlah pemuda tersebut agar mereka bisa belajar tentang bagaimana cara mengelola pemerintahan.
"Sebetulnya saya ingin mereka tahu mengenai pemerintahan dan kebijakan publik," kata Presiden.
Pria yang kini menjabat presiden di periodenya yang kedua itu mengatakan bahwa Belva, dan Andi telah menunjukkan kinerjanya dalam membantu pemerintahan.
"Mereka telah banyak membantu saya bersama-sama dengan staf khusus lainnya dalam membuat inovasi di berbagai sistem pelayanan publik sehingga lebih cepat dan efektif," ucapnya.
Jokowi melanjutkan, optimis Belva, dan Andi tetap dapat berkreasi meski telah mengundurkan diri dari posisi Stafsus.
"Saya meyakini, insyallah, mereka akan sukses di bidang masing-masing. Belva di bidang pendidikan dan Andi Taufan di bidang tekfin keuangan mikro dan usaha kecil," sambungnya.
Seperti yang telah diketahui, Belva sekaligus CEO Ruang Guru tersebut telah menyatakan mengundurkan diri dari posisi Stafsus.
Pernyataan tersebut ia sampaikan lewat akun sosial medianya, pada Selasa (21/4/2020).
Ia mengatakan alasan dirinya mundur karena tidak ingin pemerintah dipusingkan oleh masalahnya yang dituding mengambil kesempatan untuk meraup keuntungan lewat keterlibatan Ruang Guru dalam program Kartu Prakerja.
Dikutip dari unggahan akun Instagram @belvadevara, Selasa (21/4/2020), Belva mengakui enggan membuat beban pikiran presiden tambah berat, maka dari itu ia memutuskan untuk mundur.
Namun dirinya juga mengklarifikasi bahwa ia sama sekali tidak memanfaatkan jabatan Stafsus untuk kepentingan Ruang Guru.
Kemudian Andi Taufan Garuda Putra yang merupakan CEO dari PT Amarta Fintek Mikro sempat menjadi perhatian publik, lantaran beredarnya surat tulisannya.
Surat yang berkop Sekretariat Kabinet tersebut meminta para camat untuk memberikan dukungan terhadap perusahaannya dalam penanggulangan pandemi Covid-19.
Langkah tersebut lantas menuai kritik lantaran sudah menyalahi kewenangan Stafsus yang seharusnya hanya bisa memberikan saran ke dalam, dan bukan berupa perintah.
Menyusul Belva, Andi pun akhirnya ikut mengundurkan diri.
Ia mengatakan pengunduran dirinya telah ia sampaikan kepada presiden pada Jumat (17/4/2020). (TribunWow.com/Anung)