Virus Corona
Jokowi Terang-terangan Beberkan Rincian Anggaran untuk Covid-19, Total Keluarkan Dana Rp 405 Triliun
Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan jumlah anggaran dan penggunaan dana yang disiapkan pemerintah untuk menanggulangi Virus Corona.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan jumlah anggaran dan penggunaan dana yang disiapkan pemerintah untuk menanggulangi pandemi Virus Corona di Indonesia, Selasa (21/4/2020).
Menurut Jokowi, saat ini pemerintah telah menyediakan dana hingga 405 triliun rupiah untuk membiayai kebutuhan terkait Covid-19.
Jokowi menyebutkan besaran dana tersebut akan digunakan untuk urusan kesehatan, bantuan ekonomi pada usaha rakyat, dan bantuan sosial.
• Najwa Shihab Minta Maaf pada Jokowi saat Bahas Transparasi Data Corona: Saya Tanya Masalah Terus
Hal ini disampaikannya dalam tayangan Mata Najwa yang diunggah akun YouTube Najwa Shihab pada Rabu (23/4/2020).
Sesuai yang dituturkan, pemerintah telah menyiapkan dana sejumlah Rp 405 triliun, dimana sebesar Rp 75 triliun akan digunakan untuk kebutuhan medis.
"Kita menyiapkan 405 triliun rupiah yang itu dipakai 75 triliun untuk urusan kesehatan, untuk tenaga medis, perbaikan fasilitas kesehatan, pembelian alat-alat kesehatan," ungkap Jokowi.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa anggaran senilai Rp 70 triliun akan dipakai untuk memberikan stimulus ekonomi bagi rakyat.
"Kemudian 70 triliun itu dipakai untuk stimulus kredit usaha rakyat (KUR) dan juga insentif perpajakan," tutur Jokowi.
Penggunaan dana paling besar akan dihabiskan untuk melakukan restrukturisasi kredit-kredit usaha mikro, kecil, dan menengah.
Sementara sisanya akan digunakan untuk memberi bantuan sosial bagi masyarakat terdampak pandemi Virus Corona.
"150 triliun itu dipakai untuk restrukturisasi kredit-kredit usaha mikro usaha kecil dan usaha menengah," terang Jokowi.
"110 triliun itu dipakai untuk social safety net, menambah PKH, pada minggu ini akan ada bantuan sosial tunai (bansos tunai), 9 juta."
"Paket sembako untuk 4,1 juta di Jabodetabek, untuk Kartu Sembako itu 20 juta KK (Kepala Keluarga)," imbuhnya.
• Najwa Shihab Singgung PHK karena Corona, Jokowi Ungkap Solusinya: Semua Negara Mengalami Itu
Sementara itu, untuk menambah jumlah anggaran yang dapat digunakan, Jokowi juga melakukan realokasi anggaran dari dana pemerintah yang kurang diprioritaskan saat ini.
"Kemudian juga mengalihkan anggaran-anggaran yang tidak prioritas untuk masuk ke penanganan Covid ini, baik untuk kesehatan atau sosial ekonomi," kata Jokowi.
Ia memberikan contoh pengalihan dana dari Kementerian Desa sebesar 72 triliun rupiah yang dialihkan untuk mendanai bantuan sosial.
Kementerian lain dalam jajaran kabinetnya juga telah melakukan hal serupa meskipun belum seluruhnya.
Untuk mendukung upaya pemerintah pusat tersebut, Jokowi juga mengimbau kepada pemerintah daerah untuk melakukan hal serupa.
"Kita minta juga daerah-daerah, Provinsi, Kabupaten, dan Kota juga melakukan hal yang sama," imbau Jokowi.
"Belanja-belanja barang yang tidak prioritas alihkanlah separuhnya atau seperempatnya alihkan hal-hal yang berkaitan dengan Covid," sambungnya.
Jokowi yakin bahwa dengan partisipasi pemerintah daerah bersama-sama dengan pemerintah pusat, akan dapat membantu kehidupan masyarakat di tengah pandemi ini.
"Saya kira kalau semua melakukan ini, rakyat akan terbantu banyak," pungkasnya.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-03:13:
Jokowi Instruksikan agar BI Fokus
Pandemi Virus Corona yang makin merebak berdampak buruk pada kondisi perekonomian di Indonesia.
Namun pemerintah terus mengupayakan berbagai cara sehingga tingkat perekonomian mulai membaik.
Dalam beberapa minggu terakhir, nilai tukar rupiah terus melemah, begitupun dengan bursa saham yang terus berada di garis merah.
Diketahui nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat menyentuh level Rp 15.559 per Dollar Amerika Serikat, Kamis (23/4/2020) pukul 17.00 WIB.
Namun sedikit harapan tumbuh di bursa saham dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah berada di garis hijau, dengan peningkatan sejumlah 0,57 persen.
Diharapkan keadaan ini akan terus membaik sehingga bisa menyetabilkan kondisi keuangan Indonesia.
Seperti yang dikutip TribunWow.com, dalam menghadapi kondisi ekonomi yang sedang menurun, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan pada Bank Indonesia (BI) untuk mengupayakan langkah penanggulangan.
"Saya minta BI fokus terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, menjaga inflasi agar terkendali, dan mempercepat berlakunya ketentuan penggunaan rekening rupiah di dalam negeri," tegas Jokowi.
Mematuhi instruksi presiden, Bank Indonesia telah mengeluarkan sejumlah kebijakan, salah satunya dengan memberlakukan ketentuan penggunaan rupiah bagi para investor asing.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiya menyatakan ketentuan tersebut mengalami perubahan dari yang semula akan diberlakukan pada Rabu (1/4/2020), menjadi berlaku pada Senin (23/3/2020).
Diharapkan dengan kebijakan yang telah ditetapkan tersebut, akan meningkatkan kepemilikan rupiah sehingga stabilitas ekonomi dapat terus terjaga.
Sementara itu, untuk menarik minat investor, pemerintah diimbau agar sigap dan cekatan penangani penyebaran wabah Virus Corona.
Dengan langkah pemerintah yang cepat, para investor akan merasa aman untuk menginvestasikan kepemilikannya sehingga menambah stimulus ekonomi di Indonesia.
Kepala Ekonom Bank Permata Joshua Pardede, menyatakan tindakan yang cepat dan koordinasi yang baik akan mendapat respon positif dari pelaku usaha dan investor.
"Respon dari pemerintah harus cepat, dan koordinasi antar pemerintah pusat dan daerah pun juga mustinya lebih sinkron, sehingga tidak terjadi penambahan yang lebih signifikan lagi," ujar Joshua.
Pemerintah akan terus mengusahakan dan memberikan stimulus agar perekonomian Indonesia tidak terganggu dan terus berjalan dengan stabil.
Lihat tayangan selengkapnya mulai dari menit pertama:
(TribunWow.com/Via)