Virus Corona
Najwa Shihab Tanya soal Data Kematian Pasien Corona Versi IDI, Jokowi: Jangan Memperkeruh Suasana
Presiden RI Joko Widodo minta agar pihak yang mengklaim punya data berbeda untuk melaporkan kepada pemerintah, bukan melempar ke publik.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menanggapi soal data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang mengklaim angka kematian akibat pandemi Virus Corona (Covid-19) telah mencapai angka ribuan.
Jokowi mengatakan apabila memang ada pihak yang mengklaim memiliki data lain soal kasus Covid-19, ia meminta agar segera dilaporkan ke pemerintah.
Menurutnya apabila data tersebut dibuka ke publik terlebih dahulu, justru hanya akan menimbulkan kegaduhan.

• IDI Punya Data Beda soal Jumlah Kematian Pasien Corona, Istana Tetap Percaya Jubir Achmad Yurianto
Dikutip dari wawancara eksklusif presenter Najwa Shihab dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka Selasa (21/4/2020), awalnya Najwa menyinggung soal data IDI terkait kematian akibat pandemi Covid-19.
Najwa mengatakan berdasarkan data dari IDI, jumlah kematian yang dilaporkan oleh pemerintah belum menggambarkan kondisi asli di lapangan.
"Ada banyak sekali list masalah yang saya ingin tanyakan ke Bapak, IDI pak angka kematian yang disampaikan oleh pemerintah saat ini belum mengambarkan kondisi riil kasus Corona di Indonesia," kata Najwa.
Merujuk pada data IDI yang berbeda dengan data pemerintah, Najwa menanyakan mengapa saat ini masih terjadi perbedaan data.
"Sesungguhnya menurut IDI lebih seribu orang, jadi pertanyaan ini keluar setelah pernyataan Bapak supaya lebih transparan, tetapi masih terjadi kesalahpahaman, kesimpangsiuran," tanya Najwa.
Jokowi menjawab singkat bahwa inti masalahnya sebenarnya sederhana.
"Ya sebetulnya itu mudah," jawabnya.
Jokowi menekankan bahwa data yang ia miliki berasal dari berbagai pemerintah daerah yang kemudian dikumpulkan.
"Sekali lagi, data yang kita peroleh itu dari daerah, dari kabupaten, kota dan provinsi," ujarnya.
Ayah Kaesang Pangarep itu lantas meminta kepada pihak yang mengaku memiliki data berbeda agar dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Kalau memang ada yang memiliki data itu sampaikan saja ke Gugus Tugas, sampaikan saja ke Kemenkes, data yang seribu itu ada di mana," ujar Jokowi.
Jokowi lalu meluruskan bagaimana kondisi yang terjadi di lapangan.