Virus Corona
Kekeuh Jalankan Pelatihan Kartu Prakerja saat Corona, Jokowi: Sudah Bukan Murni Pelatihan
Presiden RI Joko Widodo menjelaskan mengapa pemerintah tetap mengalihkan anggaran pelatihan Kartu Prakerja ke dalam bentuk bantuan sosial.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
"Karena enggak mungkin kita ketemu untuk melakukan pelatihan, barista kan harus ketemu, melatihnya harus ketemu, chef juga harus ketemu," kata Jokowi.
"Nah ini dubah ke online dalam waktu yang sangat cepat, tetapi ini sudah bukan murni training, atau murni pelatihan, tetapi ini sudah semi bansos," tambahnya.
Jokowi lalu menjelaskan bagaimana peserta pelatihan Kartu Prakerja, khususnya yang merupakan korban PHK, bisa mendapatkan sejumlah uang dari mengikuti pelatihan tersebut.
"Sehingga yang enam ratus ribu selama empat bulan itu sudah semi bansos, terutama untuk korban PHK," kata dia.
"Ini hampir saya kira 80, 90 persen yang ikut Kartu Prakerja ini memang korban PHK," tambahnya.
Jokowi lalu menjelaskan bagaimana Kartu Prakerja adalah program yang terbuka, dimana masyarakat bisa bebas ingin mengikuti pelatihan yang mana.
"Bahwa ada biaya satu juta untuk pelatihan, itu bukan itu," jelasnya.
Ia mengatakan banyak paket pelatihan yang tersedia, dari mulai yang biayanya Rp 168 ribu, hingga Rp 800 ribu.
"Karena ini adalah sebuah program yang terbuka, artinya semua perusahaan bisa menawarkan pelatihan lewat online," kata Jokowi.
"Biayanya juga terbuka di situ bisa dilihat," tambahnya.
Ayah Gibran Rakabuming Raka itu menambahkan bahwa peserta Kartu Prakerja bebas untuk memilih ingin mengikuti pelatihan yang mana.
Jokowi kembali menekankan bahwa program Kartu Prakerja sudah memiliki bentuk semi bansos.
"Kartu Prakerja ini sudah bukan murni training, atau murni pelatihan, tetapi sudah masuk ke semi bansos dalam rangka Covid-19 ini," ujarnya.
• Blak-blakan Tagih Janji Pemerintah di Depan Mensos, Ibu Rumah Tangga: Lama-lama Kita Mati Kelaparan
Simak videonya mulai menit ke-5.24:
Pengusaha: Sampai Bulan Juni Kita Inalillahi
Di sisi lain Pengusaha Restoran Emil Arifin menjelaskan kerugian bisnis restoran semakin parah setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.