Breaking News:

Virus Corona

Jokowi Terang-terangan Kenapa Tak Ingin Lockdown Indonesia: Coba Tunjukkan Negara Mana yang Berhasil

Jokowi menjelaskan secara gamblang mengapa ia tidak menerapkan lockdown di Indonesia untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
facebook/@OfficialTRANS7
Wawancara eksklusif Najwa Shihab dengan Presiden RI Joko Widodo, Senin (21/4/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan mengapa pemerintah tidak menerapkan lockdown di Indonesia untuk mengatasi pandemi Virus Corona (Covid-19).

Jokowi pertama memaparkan bahwa Jakarta membutuhkan dana sebesar Rp 550 miliar per hari untuk menghidupi masyarakat apabila diberlakukan lockdown.

Ia juga mengatakan sampai saat ini belum ada negara yang berhasil mengatasi Covid-19 lewat solusi lockdown.

Pusat dari wabah Virus Corona (Covid-19), Wuhan, jalanan kota nampak sepi, setelah pemerintah China memberlakukan penutupan kota, Kamis (12/3/2020). Terbaru, ilustrasi lockdown di Wuhan.
Pusat dari wabah Virus Corona (Covid-19), Wuhan, jalanan kota nampak sepi, setelah pemerintah China memberlakukan penutupan kota, Kamis (12/3/2020). Terbaru, ilustrasi lockdown di Wuhan. (STR / AFP)

 

Najwa Shihab Singgung Jalan Masih Ramai meski PSBB, Jokowi: Aktivitas Bisa Dilakukan tapi Jaga Jarak

Dikutip dari wawancara eksklusif Jokowi dengan presenter kondang Najwa Shihab, Senin (21/4/2020), awalnya Najwa menanyakan bagaimana tanggapan Jokowi terhadap orang-orang yang mau tidak mau harus keluar untuk bekerja.

RI 1 menjawab memang pilihan yang sulit bagi masyarakat untuk berdiam diri di rumah menghindari Covid-19, atau tetap pergi keluar untuk bekerja.

"Itu memang pilihan-pilihan yang semuanya tidak enak," kata Jokowi.

"Dan kita semuanya harus menyadari bahwa di luar itu masih banyak."

Ia kemudian memaparkan sejumlah pekerjaan yang mau tidak mau harus keluar bekerja di tengah pandemi Covid-19.

"Buruh harian, pekerja harian, pedagang-pedagang asongan, ini hidupnya harian," kata dia.

Jokowi mengatakan keputusan mengenai para pekerja tersebut harus diambil secara hati-hati, supaya tidak menimbulkan masalah baru.

"Ini juga yang harus menjadi hitungan, kalkulasi kita, jangan sampai kita ingin menyelesaikan sebuah masalah, tapi muncul masalah baru yang lain, yang lebih besar, kalau kita tidak hitung, dan kalkulasi," jelasnya.

Evaluasi 13 Hari PSBB DKI Jakarta, Pengamat Kebijakan Publik Soroti Aturan dan Ketegasan Aparat

Tak Ada Lockdown yang Sukses

Kemudian Najwa menanyakan kepada Jokowi, apakah anggaran pemerintah cukup untuk mengayomi masyarakat selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.

Najwa menyinggung PSBB tidak mengharuskan pemerintah menjamin kehidupan rakyat.

Ia bahkan mengibaratkan PSBB layaknya karantina wilayah gratisan, dimana pemerintah tidak memilki tanggung jawab untuk menyuplai bantuan kepada masyarakat.

Jokowi menjawab bahwa karantina wilayah adalah hal yang sama dengan lockdown, dimana transportasi dimatikan total, dan masyarakat harus di rumah.

"Kalau yang namanya karantina wilayah itu kan sama dengan lockdown," kata dia.

"Artinya apa? Masyarakat harus hanya di rumah, bus berhenti enggak boleh keluar, taksi berhenti, ojek berhenti, pesawat berhenti, kereta api berhenti, MRT berhenti, KRL, semuanya berhenti, hanya di rumah," lanjutnya.

Jokowi mengaku, dirinya pernah memperhitungkan apabila Jakarta diberlakukan lockdown, pemerintah membutuhkan Rp 550 miliar untuk memastikan semua kebutuhan masyarakat tercukupi.

"Untuk Jakarta saja pernah kami hitung-hitungan per hari membutuhkan Rp 550 miliar, hanya Jakarta saja," terangnya.

"Kalau Jabodetabek tiga kali lipat, itu per hari."

Susi Pudjiastuti Dibuat Heran Dengar Kepercayaan Presiden ILC soal Corona: Bang Karni Ini Gimana

Kemudian Najwa menanyakan apakah budget menjadi alasan Indonesia tidak menerapkan lockdown.

Jokowi menjawab tegas, bahwa budget bukan alasan lockdown tidak diberlakukan.

Ia mengatakan hingga saat ini belum ada negara yang berhasil mengatasi pandemi Covid-19 dengan mekanisme lockdown.

"Bukan karena masalah budget, kita kan juga belajar dari negara-negara lain, apakah lockdown itu berhasil menyelesaikan masalah? Kan tidak," ujar Jokowi.

"Coba tunjukkan negara mana yang berhasil melakukan lockdown, dan bisa menghentikan masalah ini, enggak ada sama sekali," lanjutnya.

Jokowi mengatakan ia setiap hari memantau juga bagiamana negara-negara lain mengatasi Covid-19.

"Karena setiap hari saya selalu ada briefing kertas yang di situ menginformasikan mengenai negara-negara A, B, C melakukan apa, hasilnya apa, " ucapnya.

"Kemudian di sana kasus positif berapa, yang meninggal berapa ada."

"Saya setiap hari ada informasi mengenai itu," lanjut Jokowi.

Selanjutnya Jokowi menekankan bahwa suatu kebijakan yang diambil oleh negara lain, belum tentu bisa diterapkan di Indonesia.

Ia juga mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada negara yang berhasil menemukan strategi untuk mengatasi Covid-19 secara sempurna.

"Jadi dalam memutuskan sesuatu, sekali lagi bahwa setiap negara berbeda-beda, karena karakternya berbeda-beda, tingkat kesejahteraan berbeda, tingkat pendidikan berbeda, tingkat kedisplinan berbeda, geografis berbeda, kemampuan fiskal juga berbeda," paparnya.

"Jadi enggak bisa kita suruh niru-niru negara lain, dan sampai saat ini saya melihat tidak ada formula yang pasti, yang bisa menyelesaikan masalah Covid-19 ini," pungkasnya.

WHO Bantah Tuduhan Trump, Tegaskan Virus Corona Berasal dari Kelelawar, Bukan Laboratorium

Simak videonya mulai menit awal:

 

(TribunWow.com/Anung)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
JokowiLockdownVirus CoronaCovid-19
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved