Imbauan Kemenag Solo bagi Pihak yang Tak Patuh Aturan Pemerintah di Tengah Wabah Corona

TRIBUNWOW.COM - Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Solo, Musta'in Ahmad, memberikan imbauan bagi pihak yang tak patuh terhadap aturan pemerintah.

Berikut imbauannya:

"Kita minta agar rumah-rumah ibadah menyelenggarakan kegiatan ibadah di rumah, baik itu salat berjamaah, salat jumat, kebaktian, misa dan sejenisnya.

Dan kita mendapatkan respons yang baik, setidaknya dari 706 masjid di Kota Solo, 600-an lebih masjid sudah melaksanakan itu.

• Pesan Kemenag Solo kepada Tokoh Agama di Surakarta untuk Hadapi Corona: Ayo Satukan Langkah

Memang masih ada 100-an masjid yang belum mengikuti aturan pemerintah, dan ini terus kami dekati dan kami komunikasikan agar kita bisa melaksanakan langkah-langkah yang sama.

Sementara kebaktian dan misa semuanya sudah berhenti.

Kami mendapatkan informasi mereka yang belum mengikuti anjuran pemerintah bukan karena beliau-beliau ini menolak apa yang menjadi aturan pemerintah tetapi karena merasa di daerahnya itu wabah belum ada sehingga masih merasa aman.

Tetapi pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan pada semua tokoh-tokoh agama di Solo bahwa Solo ini zona merah Virus Corona sehingga kondisinya harus kita jaga.

Sementara kita prihatin dulu satu dua bulan ini, mudah-mudahan tidak sampai dua bulan untuk kehidupan yang lebih baik di bulan-bulan dan tahun-tahun yang akan datang.

Daripada satu dua bulan ini kita sembrono dan itu harus kita tebus nanti dengan hari-hari yang lebih panjang kita mengalami pandemi.

Sekali lagi terima kasih kepada tokoh-tokoh agama yang bersama-sama dengan pemerintah menghadapi pandemi ini dengan beribadah di rumah.

Untuk yang lain yang belum melaksanakan, saya masih terus mengajak ayo kita bersama-sama satukan langkah, satukan tekad, dan kita akan koordinasi terus bersama-sama.

Ini memang dilematis kalau kita berhadapan dengan mereka yang nekat.

• Tanya Ustaz: Penjelasan Kemenag Solo soal Dalil Rasulullah terkait Ibadah di Rumah saat Ada Wabah

Tetapi nekat itu bukan contoh umat beragama. Umat beragama itu beramal dengan ilmu.

Maka dari itu kita berharap tidak ada yang mengabaikan data-data ilmiah baik dari kesehatan maupun agama.