Virus Corona
Yuli Meninggal seusai 2 Hari Tak Makan karena Dampak Corona, Camat Serang Buka Suara soal Bantuan
Camat Serang TB Yassin mengakui keluarga Yuli belum terdaftar sebagai penerima bantuan terdampak Covid-19 di tengah kondisinya yang miris.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Karena kondisi Covid-19, Yuli becerita suaminya kini sulit menjual rongsokan.
"Sekarang ini mau jual rongsok juga sulit karena lapak-lapak semua sudah pada tutup," kata Yuli.
Yuli menceritakan dengan jumlah uang Rp 25 ribu, dirinya hanya membeli apapun yang bisa dibeli, seperti mie instan, dan makan apa saja yang bisa diperoleh.
"Kadang-kadang mie instan, kalau pengen makan nasi ya pakai beras tapi makan apa saja yang ada," kata dia.
"Istilahnya ada garam, ya garam," lanjutnya.
Dengan dana yang sangat terbatas, Yuli berusaha mencukupi kebutuhan mereka agar keluarganya tetap dapat makan.
Di tengah kondisinya yang serba kesulitan, Yuli masih peduli dengan kondisi di sekitarnya.
Ia menyadari banyak orang yang memiliki nasib serupa dengannya.
Maka dari itu ia memutuskan untuk tidak menunjukkan kesulitannya kepada orang-orang di sekitarnya.
"Bukan kita saja, orang lain juga banyak," kata Yuli.
"Saya tidak mau orang tahu," tambahnya.

Yuli bercerita anak-anaknya hanya bisa menangis menahan rasa lapar ketika tidak ada makanan yang tersedia.
Anaknya yang masih berusia tujuh bulan bahkan jatuh sakit, dan harus dilarikan ke Puskesmas.
"Nangis saja, kebetulan sekarang lagi sakit, barusan kemarin ke puskesmas," kata Yuli.
Kemudian Yuli mulai menangis saat menceritakan dirinya kini telah mendapat banyak bantuan dari para dermawan.