Virus Corona
Keluh Kesah Perawat Gunakan APD, 8-10 Jam Tahan Lapar, Buang Air Kecil, dan Haus demi Pasien Corona
Firly Pebriana menceritakan perjuangan perawat yang harus memakai APD seharian saat menangani pasien Covid-19.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Perawat pasien Corona (Covid-19) di RSUD Cibinong, Firly Pebriana menceritakan bagaimana hambatan, dan kesulitan yang dialami oleh perawat selama memakai Alat Pelindung Diri (APD).
Firly mengatakan ketika memakai APD dirinya harus menyiasati bagaimana caranya untuk menahan rasa lapar, haus, dan buang air kecil.
Sebab ketika seorang tenaga medis telah menggunakan APD, dirinya tidak diperbolehkan untuk mengunjungi area steril.

• Miris, Perawat Pasien Corona Ceritakan Stigma Negatif Warga: Kalau Anak Saya Keluar yang Lain Masuk
Dikutip dari acara iNews Sore, Sabtu (18/4/2020), awalnya Firly bercerita tentang jam kerja dirinya di RSUD Cibinong.
"Kalau untuk satu harinya kita paling lama sekitar sampai 10 jam," katanya.
Ia bercerita selama seharian itu ia harus memakai APD lengkap, mulai dari baju hazmat, sepatu boots, pelindung wajah, hingga masker.
Firly menceritakan banyak kesulitan yang ia rasakan setelah memakai APD lengkap, di antaranya adalah untuk beribadah, dan buang air kecil.
"Kalau sudah pakai itu (APD), kita tidak boleh lagi kontak ke area yang steril," ujarnya.
"Kita hanya boleh di tempat yang sudah terkontaminasi," lanjut Firly.
Kemudian Firly bercerita bagaimana dirinya, dan rekan-rekan perawat yang lain mencari cara agar bisa bertahan 8 hingga 10 jam memakai APD, tanpa lapar, dan haus.
"Paling kita menyiasati sebelum kita mau ke pasien, kita makan dulu, kita minum dulu, kita buangair kecil dulu, supaya semaksimal mungkin kalau masuk ke dalam ruangan itu, harus sudah kondisinya sudah kenyang, enggak haus," paparnya.
Ketika ibadah, Firly menjelaskan dirinya, dan rekannya saling bergantian merawat pasien Covid-19.
Apabila dirinya ingin beribadah, maka rekannya yang menggantikannya, begitupula sebaliknya.
• Perawat Pasien Corona Akui Sulit Kontrol Emosi: Saat Video Call sama Anak, Mereka Lagi Lucu-lucunya
Percuma Kita Berteriak-teriak
Terakhir Firly menyampaikan pesannya terhadap masyarakat soal pandemi Covid-19.
Ia mengimbau agar masyarakat mematuhi aturan untuk tetap beraktivitas dari rumah.
"Yang ingin saya sampaikan itu peringatan tetap di rumah harus dilakukan," ujar Firly.
Firly mengatakan akan sia-sia usaha para tenaga medis, apabila warga di luar masih nekat keluar rumah.
"Karena percuma kita di sini berteriak-teriak, tapi warga di luarnya masih tetap keluar rumah," ucapnya.
Di sisi lain Firly mengakui bahwa ada warga yang harus keluar rumah demi mendapat penghasilan.
"Kita tahu memang berat untuk tidak keluar rumah, apalagi bagi masyarakat yang tidak punya penghasilan tetap," kata Firly.
Firly berpesan yang terpenting adalah menjaga imunitas.
Menurutnya akan percuma perlindungan seketat apapun jika imunitasnya tidak dijaga dengan baik.
"Tapi setidaknya walaupun kalian masih terpaksa untuk keluar rumah, tolong dijaga imunitas tubuhnya," jelas Firly.
"Karena percuma pakai masker berjam-jam, cuci tangan sampai tangannya keriput, tapi imunitas tubuhnya tidak dijaga, itu sama saja," pungkasnya.
• Blak-blakan di Depan Bupati Tangerang, Ketua RT Dilema soal Bantuan: Kami Lebih Tahu Keadaan Mereka
Lihat videonya mulai menit ke-5.20:
Video Perawat Pakai APD Buat Ganjar Merenung
Sebelumnya beberapa kali telah terjadi kejadian masyarakat menolak memakamkan jenazah yang memiliki hubungan dengan wabah Virus Corona (Covid-19).
Penolakan tersebut terjadi kepada pasien hingga tenaga medis yang turun langsung menangani Covid-19.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah beberapa kali mengirimkan pesan supaya masyarakat tidak takut berlebihan terhadap jenazah yang meninggal karena Covid-19.

• Potret Ridwan Kamil Hanya Pakai Masker Pantau Langsung Jenazah PDP Corona: Jangan Cemas Berlebihan
Lewat unggahan akun Instagramnya, @ganjar_pranowo, Jumat (10/4/2020), ia mengunggah sebuah video yang menunjukkan perjuangan seorang perawat kasus Covid-19.
Video tersebut menampilkan proses seorang perawat memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
Pertama, wanita berhijab tersebut nampak memakai seragam perawat biasa dengan masker yang terikat di wajahnya.
Setelah itu ia menggunakan baju OK, atau pakaian berwarna hijau yang biasa dikenakan dalam ruangan operasi.
Saat memakai baju tersebut, ia tampak dibantu oleh seorang perawat lain yang juga menggunakan masker.
Seusai memasang baju operasi, perawat itu lalu lanjut memakai sarung tangan bedah.
Kemudian ia lanjut memakai APD lengkap yang menutupi seluruh badan, hingga kepalanya.
Setelah selesai menggunakan APD, perawat itu nampak menambah masker yang ia pakai.
Masker medis yang telah dipakainya, ditimpa lagi dengan masker N95 yang diketahui memiliki perlindungan lebih tinggi, dan dilapisi kembali menggunakan masker medis, jadi total perawat tersebut mengenakan tiga lapis masker hanya untuk turun langsung menangani kasus Covid-19.
Lalu, pelindung mata juga dikenakannya, lengkap dengan penutup kepala yang ia balutkan di hijabnya.
Sama seperti masker yang dikenakan dua lapis, perawat tersebut juga mengenakan sarung tangan sebanyak dua lapis.
Setelah selesai, ia lanjut melapisi kakinya dengan sebuah plastik sebelum mengenakan sepatu boots.
Perawat itu juga tampak kembali melindungi wajah dengan sebuah APD yang berbentuk seperti kaca depan helm.
Benda itu menutupi seluruh area wajahnya.
Terakhir, perawat itu lagi-lagi kembali menggunakan sarung tangan medis, sehingga total yang ia kenakan adalah tiga lapis sarung tangan medis.

• MUI Minta Masyarakat Hentikan Aksi Penolakan Jenazah Pasien Virus Corona: Dalam Hadist Diterangkan
Pada captionnya, Ganjar menuliskan betapa hati-hati, dan teliti para perawat menangani pasien Covid-19.
"Berlapis-lapis,
Beginilah para dokter, perawat & tenaga kesehatan menyiapkan diri utk merawat pasien," tulis Ganjar.
Ganjar lanjut menyinggung soal beberapa kasus dimana jenazah perawat masih mendapat penolakan dari masyarakat setempat, walaupun telah berkorban nyawa berjuang di lini terdepan.
" Lalu ada sebagian warga yg menolak pemakaman jenazah seorang perawat? ... ya Allah manusia spt apa saya ini..." ujarnya.
Unggahan tersebut menuai banyak simpati, dan kesedihan dari warganet.
Mereka beramai-ramai meminta Ganjar agar menindak tegas oknum yang memprovokasi melakukan penolakan terhadap jenazah para perawat tersebut.
"Mohon ditindak tegas pak oknum2 seperti itu.. apalagi udah jadi provokator dengan alasan meindungi warganya.. tim medis juga gk akan gegabah asal2an dlm memperlakukan jenazah dan sudah ada protokolernya... atau paling gk diterjunkan tim buat sosialisasi ke masyarakat." tulis akun @dee_rooney1907.
"Mereka pahlawan yg tak bersuara pak..tolong diberikan tempat yang istimewa.." ujar @anyaslindri.
Warganet juga menyayangkan adanya stigma negatif yang masih berkembang di masyarakat.
"Saya sangat sedih pak ganjar, padahal kami tidak pernah menolak untuk merawat pasien positif covid-19, tapi stigma para masyarakat terhadap kami begitu rendahnya." tulis @erna_dlibra.
(TribunWow.com/Anung)