Virus Corona
Gubernur Sumatera Barat Optimis PSBB Berjalan Lancar di Wilayahnya, Soroti Pemudik yang akan Datang
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengaku optimis kebijakan tersebut akan dapat dijalankan dengaan baik di wilayahnya.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
Hanya saja sebelumnya mereka harus melakukan karantina mandiri atau melakukan isolasi di tempat karantina yang telah disediakan oleh, Pemprov, Pemkab, maupun Pemkot.
Total pemerintah provinsi sendiri telah menyiapkan 9 tempat karantina.
Sedangkan tempat karantina milik Pemerintah Kabupaten dan Kota seluruhnya berjumlah 18.
"Dan khususnya, ini untuk perantau memang menjadi persoalan tersendiri kita akui memang merantau susah hidup di rantau," terang Irwan.
"Tapi ketika mereka pulang harus isolasi diri atau masuk ke karantina yang disiapkan pemerintah, baik dari provinsi maupun kabupaten," tandasnya.
• Kata Analis Kebijakan Publik soal Pembatalan Penutupan KRL,Sebut PSBB Serba Tanggung Atasi Corona
Simak videonya mulai dari awal:
PSBB Wilayah Tak Memtus Penularan Covid-19? Ini Kata Dewan Pakar IAKMI
Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang telah dan akan dilakukan sejumlah wilayah di Indonesia disebut belum efektif untuk memutus mata rantai penularan Virus Corona.
Hal itu diungkapkan oleh Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, dr. Herwaman Saputra dikutip dari kanal TVOne, Minggu (19/4/2020).
Hermawan Saputra mengatakan, fungsi PSBB sejauh ini bukan untuk memutus penularan Covid-19 melainkan hanya untuk memperlambat.

Memperlambat penularan tersebut dalam arti untuk memberi ruang jeda bagi tenaga dan fasilitas kesehatan agar bisa memberikan pelayanan maksimal.
Hermawan menyatakan hal yang benar-benar efektif untuk memutus penularan Virus Corona adalah physical distancing atau menghindari kontak langsung.
Untuk itu, kebijakan PSBB ditujukan agar angka penularan tidak meningkat dengan cepat sambari masyarakat disiplin untuk menerapkan physical distancing.
"Sebenarnya tidak memutus, cuman memperlambat memberi ruang kepada fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan untuk semacam 'menarik nafas'," terang Hermawan.
"Agar memebrikan pelayanan berkualitas tidak menumpuk dan juga perawatan yang intensif dan juga bagus untuk pasien positif dan maupun PDP. Sebernarnya memperlambat ini supaya landai, sambil masyarakat ini betul-betul melakukan physical distancing."
"Karena cara terbaik menghindari atau memutus itu sebenarnya menghindari atau melakukan physical distancing."