Breaking News:

Virus Corona

Masih Ada Berita Baik soal Virus Corona, Sosiolog Imam Prasodjo: Informasi yang Baik Saja Tak Cukup

Menurut Sosiolog Imam Prasodjo, hal positif di tengah wabah itu terjadi karena adanya pemahaman yang baik.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
Channel YouTube Najwa Shihab
Menurut Sosiolog Imam Prasodjo, hal itu terjadi karena adanya pemahaman yang baik. 

TRIBUNWOW.COM - Stigma negatif banyak terjadi akibat Virus Corona, misalnya soal adanya kabar penolakan jenazah.

Meski demikian, masih ada cerita baik di tengah Virus Corona, seperti polisi yang rela ikut membantu pemakaman jenazah.

Menurut Sosiolog Imam Prasodjo, hal positif di tengah wabah itu terjadi karena adanya pemahaman yang baik dari masyarakat.

Viral Polisi Bantu Kuburkan Jenazah Corona karena Tak Ada yang Mau: Saya Sempat Diteriaki Kapolsek

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Najwa Shihab pada Rabu (15/4/2020), Imam Prasodjo menilai hal itu bukan hanya karena informasi yang baik.

Menurutnya, hal yang penting adalah adanya rasa empati dari masyarakat.

"Orang tidak mungkin berada di situasi ini tidak dilengkapi pemahaman yang baik."

"Tetapi informasi yang baik ini tidak cukup, dia harus masuk ke empati tadi," ujar Imam.

"Kita bicara bagaimana dia mampu untuk mengasah hatinya, rasanya, bagaimana kalau seandaianya dia seperti korban itu. Jadi rasa itu diasah," lanjutnya.

Imam Prasodjo menilai, dengan adanya rasa empati di masyarakat, maka masyarakat tersebut pun akan tergugah.

Dengan demikian, masyarakat pun mau untuk melangkah.

"Langkah berikutnya, dia tergugah. Bayangkan orang ada kesadaran tapi dia tidak tergugah, dengan modal tiga itu dia kemudian melangkah," ucap Sosiolog asal Universitas Indonesia ini.

Ini Perbedaan Batuk karena Gejala Terinfeksi Virus Corona dengan Batuk Biasa, Jangan Langsung Panik

Dengan adanya hal tersebut, jelas Imam  Prasodjo, orang bisa memperlakukan para pasien Virus Corona dengan baik.

"Dan kemudian dia menjadi champion, dia menjadi orang yang menggerakan lingkungannya. Jadi itulah rentetan yang panjang," kata Imam.

"Hingga nanti muncul tanggung jawab, bukan hanya pada sendiri, tapi tanggung jawab pada keluarga dan tanggung jawab masyarakat di lingkungannya," imbuh dia.

Lihat videonya mulai menit ke-3:00:

 Viral Polisi Ikut Kuburkan Jenazah Covid-19

Polisi di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Bripka Jerry Tumundo sempat viral karena keberaniannya mengubur jenazah Covid-19.

Di acara Mata Najwa Trans 7 pada Rabu (15/4/2020), Bripka Jerry Tumundo akhirnya ikut menguburkan jenazah Covid-19 lantaran mayat tersebut sempat terlantar hingga beberapa jam.

Bripka Jerry Tumundo mengatakan bahwa awalnya saat mobil pengangkut jenazah datang di pemakaman, terlihat tanpa petugas yang mendampingi mayat tersebut.

 Sopir Ambulans Menangis, Kesal karena Jakarta Masih Ramai: Pengin Teriak, Enggak Ada yang Ngerti

Saat itu, Bripka Jerry sendiri ditugaskan untuk mengawal ambulans

Akibatnya, jenazah sempat terlantar beberapa jam.

Setelah itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 setempat datang hanya dengan membawa APD tanpa petugas.

Ditanya Najwa Shihab, Bripka Jerry mengatakan ingin membantu menguburkan mengingat jenazah itu masih jemaat di gerejanya,

Bripka Jerry mengatakan dirinya adalah penatua kolom (pelayan khusus) di gereja yang sama dengan orang meninggal itu.

"Yang membuat saya ingin membantu langsung dikarenakan pasien ini merupakan jemaat saya."

"Di mana saya selaku penatua di jemaat kolom satu," kata Bripka Jerry.

 Waspada Predator Seksual Manfaatkan Corona, Reza Indragiri: Kunjungan Situs Pornografi Meningkat

Polisi yang bertugas di Kanit Reskrim Polsek Dimembe ini mengatakan, dirinya sempat diteriaki oleh Kapolsek untuk jangan nekat menguburkan jenazah tersebut.

"Dan pada saat saya bersedia diri mendekati salah satu petugas yang memegang APD, saat itu saya sempat dilarang pimpinan saya dalam hal ini Bapak Kapolsek Dimembe Bapak AKP Decky Demus."

"Di mana dia langsung berteriak dan bilang ke saya agar supaya jangan memakai APD," ceritanya.

Namun, Kapolsek akhirnya mengizinkan setelah mendapat penjelasan dari Juru Bicara Covid-19 setempat yaitu Stevan Daendels.

Bripka Jerry mengatakan, atasannya itu sempat melarang karena dirinya juga baru saja di rapid tes,

"Namun dikarenakan saya diberi penjelasan oleh Juru Bicara Covid-19 yaitu Stevan Daendels, maka kapolsek mengiyakan saya."

"Di mana saat itu Kapolsek melarang saya karena dua hari sebelum itu saya sempat di rapid test, karena saya sempat kontak dengan pasien ini."

"Namun setelah diberikan pengarahan dari juru bicara Covid-19 maka ia mengiyakan untuk menggunakan APD dan menguburkan jenazah," jelasnya.

 Imam Prasodjo Ungkap Stigma Negatif Virus Corona karena Kurangnya Simpati: Menangnya Rasa Ketakutan

Saat ditanya apakah ada rasa takut yang sempat menghinggapi, Bripka Jerry tak membantahnya.

Ia sempat takut setelah mengenakan APD dan masuk ke dalam mobil jenazah.

"Ya nanti saya rasa takut saat saya akan memakai APD, setelah saya memakai APD baru timbul rasa takut di diri saya dan juga pada saat berjalan kaki menuju mobil jenazah, di situ rasa takut saya kembali timbul dan malah lebih takut dan was-was," akunya.

Meski demikian, ia terus berdoa kepada Tuhan agar dijauhkan dari perasaan takut tersebut.

"Namun saya berdoa kepada Tuhan agar supaya bisa diberikan kekuatan, saya bisa menghilangkan rasa takut, dan akhirnya rasa takut itu hilang dan dengan secepatnya saya menurunkan peti jenazah ke dalam liang penguburan," pungkasnya.

Lihat videonya mulai menit ke-2:39:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)

Tags:
Virus CoronaCovid-19Imam Prasodjo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved