Virus Corona
Bahas PSBB di ILC, Miing Soroti Nasib 'Perih' Warga Miskin: Manusia Mau Diatur kalau Butuh Makan
Seniman Dedi Gumelar alias Miing angkat bicara soal nasib warga miskin yang terdampak pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Seniman Dedi Gumelar alias Miing angkat bicara soal nasib warga miskin yang terdampak pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Dilansir TribunWow.com, Miing menyatakan banyak warga miskin yang kini kehidupannya semakin memprihatinkan.
Menurut dia, pemerintah perlu memikirkan solusi agar warga miskin bisa tetap mencari nafkah di tengah wabah Virus Corona.

• Hasil Rekam Media Covid-19 Bocor, Bupati Sragen Copot Kepala Lab RSUD dr Soehadi: Di Mana Etikanya
• Yasonna Kembali Jadi Sorotan, Napi Ngaku Bayar Rp 5 Juta agar Bisa Bebas: Nawar, Awalnya Rp 7 Juta
Hal itu disampaikan Miing saat menjadi narasumber acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (14/4/2020).
"Kalau Pak Wali Kota mengatakan ada angka kemiskinan meningkat di Bekasi, layaknya yang miskin baru ada saya satu antaranya," ucap Miing.
Ia menyatakan, para pedagang kecil kini kesulitan setelah dilarang berjualan dan melakukan kegiatan di luar rumah.
"Kemudian yang berikutnya saya tadi melihat ibu bapak para pedagag kecil saudara-saudara kita perih betul," ujar Miing.
"Saya belum bicara seniman dan artis ini Bang Karni, perih betul."
Terkait hal itu, Miing lantas mengimbau pemerintah melakukan pendekatan yang manusiawi kepada para pedagang kecil itu.
Menurutnya, para pedagang itu kini justru merasakan ketakutan yang sengat besar.
• Kota Batam Jadi Zona Merah, Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB Diberlakukan
Di samping takut Virus Corona, para pedagang itu disebutnya juga ketakutan memikirkan nasib di kemudian hari jika dilarang bekerja.
"Kalau boleh usul mungkin pendekatannya lebih human, karena kondisi masyarakat secara psikologis sekarang dalam kondisi ketakutan," ujar Miing.
"Ketakutan terhadap penyakit, ketakutan terhadap bagaimana hidupya seperti ibu-ibu yang jualan baju, jualan soto."
Lebih lanjut, Miing bahkan berharap pemerinta menyiapkan solusi atas masalag Virus Corona maupun kondisi ekonomi warga.
"Saya lihat mungkin pendekatannnya tidak perlu juga bangkunya diangkut, dikasih nasihat saja," jelas Miing.
"Atau mungkin bikin sistem aja, boleh beli nasi tapi ngantri 3 meter satu orang antriannya. Kan bisa diatur, manusia juga mau kalau butuh makan," tukasnya.
Simak video berikut ini menit ke-2.35:
Pedagang Kaki Lima Menangis
Pada kesempatan itu, sebelumnya Yernis, seorang pedagang kaki lima mencurahkan isi hatinya.
Dilansir TribunWow.com, Yernis mengaku sempat diusir oleh petugas saat sedang berjualan pakaian dalam.
Di tengah wabah Virus Corona, Yernis mengaku kesulitan menghidupi keluarga dan membayar cicilan rumah yang belum lunas.
Sambil menangis, bahkan ia mengaku nekat berjualan di tengah wabah Virus Corona demi menyambung hidup.
Pada kesempatan itu, Yernis menceritakan perjalanan hidupnya yang dimulai dari pedagang makanan hingga pakaian dalam.
"Saya sudah lama, pertama saya jual nasi ada empat tahun tapi bangkrut, akhirnya alih dagang pakaian dalam," kata Yernis.
"Saya jualan keliling dari pasar malam."
Semenjak merebaknya Virus Corona, ditambah dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Yernis mengaku perekonomiannya semakin menurun.
Ia yang biasanya berjualan pakaian dalam di pasar malam pun terpaksa membuka lapaknya di sekitar rumah.

• Anies Baswedan Sebut Kematian di Jakarta Tembus 987 Orang, Sebut Kurva Kini Bentuknya J
• Karni Ilyas Blak-blakan Kritik PSBB DKI dan Kartu Prakerja Jokowi: Jangan Lihat Tukang Ojek Saja
"Kan adanya Virus Corona ini kan enggak boleh lagi, pasar malam ditutup, sama sekali kita enggak boleh jualan di pasar malam itu," ujar Yernis.
"Iya di pasar malam saya, nah pas kebeneran dekat rumah ada yang dagang sayur."
Melanjutkan ceritanya, terdengar suara Yernis mulai bergetar menahan tangis saat menyebut kondisi anak-anaknya kini.
"Di sana kan lumayan lah ada pembeli orang lewat juga ada, saya coba-coba buka di situ karena udah 10 hari di rumah," ucapnya.
"Namanya saya punya kebutuhan banyak, anak masih kecil-kecil pak," sambung Yernis dengan suara bergetar.
Tak hanya menghidupi anak-anaknya, Yernis juga masih harus membayar cicilan rumahnya yang hingga kini belum lunas.
Ia bahkan menangis saat mengaku terpaksa tetap bekerja di tengah wabah Virus Corona.
"Kami masih butuh biaya, harus setor rumah juga," kata Yernis.
"Jadi saya coba, enggak ada lagi pegangan, daripada kami mati kelaparan dalam rumah kami nekat jualan ke luar pak."
"Itu saya lakukan untuk menyambung hidup pak, kalau saya enggak kerja bagaimana nasib kami, anak saya masih kecil, masih butuh biaya," imbuhnya menangis.
Pada tayangan tersebut, tampak Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Danny Amrul Ichdan hanya tertunduk saat Yernis menangis.
"Rumah katanya kan ditangguhkan pembayarannya, itu enggak ada pak, enggak ada ditangguhkan," kata Yernis.
"Kan katanya dari Pak Presiden ditangguhkan pembayaran yang kredit, kredit rumah saya, kalau enggak kredit enggak punya rumah saya," tukasnya. (TribunWow.com)
BACA JUGA Bahas PSBB di ILC, Miing Soroti Nasib 'Perih' Warga Miskin: Manusia Mau Diatur kalau Butuh Makan