Terkini Daerah
Anggota DPR Curigai Motif Bentrok TNI Vs Polri di Papua: Sepele Sekali, Sangat Tidak Masuk Akal
Anggota DPR F-PKS Sukamta mengatakan sumber terjadinya konflik TNI Vs Polri tidak bisa diterima oleh akal sehat, ia menduga masih ada faktor lainnya.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Ia lalu menanggapi adanya ketidakselarasan antara bawahan, dan atasan dalam TNI, serta Polri.
"Ini seperti menunjukkan bahwa sejumlah anggota TNI dan Polri di bawah tidak peduli dengan upaya membangun soliditas yang terus menerus dilakukan oleh Panglima TNI dan Kapolri," ucap dia.
Arsul lalu menyingung terjadinya konflik di Papua itu, justru terjadi saat Indonesia tengah berjuang menghadapi pandemi Virus Corona (Covid-19).
"Ditengah pandemi Covid-19 dan ancaman atau gangguan keamanan oleh KKB di Papua, maka justru manunggalnya TNI, Polri dan masyarakat setempat sangat diperlukan," ucap dia.
• Viral Ratusan Driver Ojol Hentikan Truk Pembawa Sembako di Surabaya, Ini Kronologi Kejadiannya
Kronologi Bentrok TNI Vs Polri
Menurut narasumber yang enggan disebut namanya, konflik tersebut bermula saat Bripda Petrus Douw menyewa sebuah sepeda motor milik tukang ojek bernama Rahman Sakai, pada Jumat (10/4/2020).
“Peristiwa pemukulan anggota Polisi atas nama Bripkas Petris Douw oleh anggota TNI terjadi Jumat lalu,” ujar salah seorang sumber yang namanya enggan disebut saat dikonfirmasi terkait kejadian itu.
Narasumber itu bercerita kepada Tribunnews.com, antara Bripda Petrus, dan Rahman sepakat bahwa sewa motor dipatok tarif Rp 50.000 per jam.
Namun pihak Bripda Petrus menyalahi kesepakatan sewa menyewa ojek.
Total ia menggunakan motor tersebut selama tiga jam, namun hanya memberikan Rahman uang sebesar Rp 50.000.
Rahman pun tidak menerima uang dari Bripda Petrus lantaran tidak sesuai dengan kesepakatan.
Cekcok pun terjadi, antara Rahman, dan Bripda Petrus saling beradu argumen.
Seorang pengemudi ojek yang melihat Rahman, dan Bripda Petrus bertengkar, segera menghubungi anggota Satgas Yonif 755, dan melaporkan kejadian tersebut.
Setelah mendapat panggilan tersebut, sepuluh personil Satgas Yonif 755 langsung mencari Bripda Petrus, dan melakukan pengeroyokan.
Bripda Petrus kemudian pulang ke rumah, lalu menceritakan apa yang baru saja dialaminya kepada sejumlah anggota Polres Mamberamo Raya.
Peristiwa yang menimpa Bripda Petrus diketahui oleh Kapolres Mamberamo Raya AKBP Alexander Louw.