Virus Corona
Anies Benarkan Ada Lonjakan Kematian Misterius di Jakarta pada Maret: Diminta Bawa Peti
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengakui adanya lonjakan kasus kematian misterius pada Maret 2020.
Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
Aiman juga menyebut bahwa ada banyak yang pihak mengkritik langkah Gubernur 50 tahun tersebut.
"Saya ingin menambahkan sedikit soal kecepatan, tadi Anda dinilai cepat untuk kemudian membuka data meskipun belakangan kritikan juga datang."
"Bahwa Jakarta satu-satunya daerah yang membuka data detail terkait dengan data-data penyebaran, data-data jumlah positif Corona, diperiksa dan lainnya lewat corona.jakarta.go.id, tapi itu dianggap kemudian membuat panik apa yang Anda bisa sampaikan Pak Gubernur," tanya Aiman.
Lalu, Anies menegaskan bahwa orang yang terjangkit Virus Corona itu bukanlah aib.
Ia menilai dengan data tersebut, pihaknya akan lebih mudah menyelamatkan orang-orang yang berinteraksi dengan pasien yang positif Covid-19.
• Andrea Dian Pamerkan Tenaga Medis yang Telah Merawatnya: Hebat Banget Mereka, Nyawa Jadi Taruhan
"Begini, nomor satu, Coronavirus atau Covid-19 ini bukan penyakit aib, ini sama sekali bukan aib."
"Justru kita harus mengetahui siapa yang kena, di mana, supaya bisa menyelamatkan keluarganya, tetangganya," ujar Anies.
Pasalnya, penyakit Covid-19 ini diketahui sering ditemui tanpa gejala.
Mereka tiba-tia mendadak sesak nafas hingga harus dirawat di rumah sakit.
"Karena kalau itu taunya terlambat itu yang kita banyak kita temui di banyak rumah sakit-rumah sakit."
"Banyak orang yang tidak ada gejalanya, terus tahu-tahu mendadak sesak napas, mendadak sulit bernapas."
"Yang sifatnya mendadak-mendadak begini tertanganinya jadi lambat," jelas Anies.
Anies menuturkan, semakin pihaknya banyak tahu di mana saja yang sakit, maka semakin banyak pula orang yang diketahui berkontak langsung dan harus segera ditangani.

• Doni Monardo: Kalau Presiden Putuskan Lockdown, Mungkin BNPB akan Kewalahan Distribusikan Anggaran
"Jika kita mengetahui di mana yang sakit, siapa yang terkena, lalu keluarganya bisa langsung dites, bisa langsung karantina mandiri, lalu tetanggannya yang ada interaksi bisa dites, koleganya bisa dites," ucapnya.
Menurutnya, langkah yang dilakukan itu akan lebih efektif untuk menangani kecepatan penularan virus.