Virus Corona
Deterjen Disebut Mampu Hancurkan Virus Corona, Ahmad Yurianto: Sangat Mungkin Jadi Tempat Perantara
Juru Bicara Pemerintah, Achmad Yurianto blak-blakan mengakui bahwa Virus Corona bisa hancur.
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Ananda Putri Octaviani
Dampak tersebut di antaranya mulai dari stigma negatif, hingga kesedihan yang mendalam bagi keluarga korban Covid-19.
"Satu, stigmatisasi pada korban, dan keluarganya, termasuk yang sudah meninggal, pasti akan sangat sakit," kata Ganjar.
"Kedua, masyarakat yang sudah terstigmatisasi akan ditolak di mana-mana, kasihan dia."
"Dia butuh dukungan, bukan musuh kita," tambahnya.
• Sebut Penyemprotan Disinfektan ke Manusia Justru Berbahaya, Ganjar Pranowo: Jangan sampai Terhirup
Ganjar mengimbau agar masyarakat melihat pemberitaan positif terkait wabah Covid-19, yakni banyak pasien yang telah sembuh.
"Ingat banyak yang sudah sembuh, maka saya mohon kepada masyarakat, ikuti ketentuan yang ada dari pemerintah, dan jangan ditolak, jagalah perasaan mereka," ucapnya.
Terakhir, Ganjar kembali menekankan bahwa masyarakat justru harus membantu moral keluarga korban Covid-19 yang telah dilanda kesedihan akibat kehilangan orang yang mereka cintai.
"Sakitnya seperti apa sih keluarganya, melihat mukanya tidak boleh, melihat mayatnya tidak boleh, orang tercintanya meninggal, dan kemudian melayat juga tidak boleh, itu sudah sakit," kata Ganjar.
"Tolong jangan ditambah lagi perasaan sakitnya mereka," pungkasnya.
Pada kolom caption unggahan tersebut, Ganjar juga menuliskan pesan agar masyarakat bisa bersimpati terhadap perasaan keluarga korban yang kehilangan akibat wabah Covid-19.
"Mari kita saling tahu & jaga perasaan.
Apakah anda menolak pemakaman jenazah yg positif covid19?
Kalau alm/almh keluarga kita bgmn perasaan kita?" tulis Ganjar.
Dikutip dari Kompas.com, Rabu (1/4/2020), berikut ini adalah beberapa contoh kasus penolakan jenazah pasien positif Covid-19 yang terjadi di berbagai daerah, di Indonesia.
(TribunWow.com/Khistian TR/Anung)