Virus Corona
Deterjen Disebut Mampu Hancurkan Virus Corona, Ahmad Yurianto: Sangat Mungkin Jadi Tempat Perantara
Juru Bicara Pemerintah, Achmad Yurianto blak-blakan mengakui bahwa Virus Corona bisa hancur.
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Pemerintah, Achmad Yurianto menerangkan bahwa Virus Corona bisa hancur.
Hal tersebut diketahui melalui kanal YouTube KOMPASTV pada Rabu (1/4/2020).
Mulanya Achmad Yurianto mengungkapkan soal betapa pentingnya mencuci tangan.

• Manusia Disemprot Disinfektan, Dokter Erlina: Bukan Virus Saja yang Mati, Mungkin Dia Juga Mati
Pasalanya Virus Corona ternyata mudah hancur jika terkena deterjen.
"Kemudian cuci tangan dengan menggunakan sabun, ini menjadi sesuatu yang sangat penting," kata Achmad Yurianto.
"Karena kita pahami bersama, bahwa Virus Corona sangat mudah hancur manakala terkena deterjen."
"Oleh karena itu, ini yang menjadi kunci salah satunya di dalam kaitan dengan keberhasilan," paparnya.
Tak hanya itu, Achmad Yurianto juga menjelaskan tempat-tempat di mana Virus Corona sering singgah.
Tepatnya melalui beberapa barang yang sering kali disentuh oleh tangan.
• 3 Skenario Kapan Waktu Pandemi Virus Corona Berakhir di Indonesia Menurut Ahli
Akhirnya, Virus Corona berpindah di tangan dan selanjutnya masuk ke tubuh melalui organ pernapasan manusia.
"Tetapi droplet yang ditinggalkan oleh orang sakit di berbagai barang yang lazim digunakan bersama," ujar Achmad Yurianto.
"Sebagai contoh handle pintu, meja, atau pegangan pada kendaraan umum."
"Ini sangat mungkin menjadi tempat antara bagi Virus Corona," sambung Yurianto.
Disampaikannya, masyarakat kerap kali memgang barang-barang tersebut, terlebih karena hal tersebut berpotensi menularkan virus yang kini menjadi pandemi global itu.
"Seringkali kita tanpa tersengaja, tanpa sepengatahuan menyentuh ini dan kemudian memindahkan Virus Corona ke tangan kita."
Oleh karena itu, Achmad Yurianto menegaskan bahwa sering cuci tangan adalah solusi utama untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona.
"Oleh karena itu mencuci tangan, dengan sabun dan air yang mengalir minimal 20 detik sesering mungkin ini menjadi kunci," kata Achmad Yurianto.
Lihat videonya dari awal
• UPDATE Virus Corona di Indonesia 1 April 2020: 1677 Kasus Positif, 157 Meninggal, 103 Sembuh
Ganjar Pranowo Miris Banyak Jenazah Pasien Corona Ditolak Warga
Ketakutan dan kurangnya informasi mengenai Virus Corona (Covid-19), membuat masyarakat panik dan menjadi paranoid, hingga beramai-ramai menolak adanya pemakaman jenazah pasien Covid-19 di sekitar kediaman mereka.
Melihat beberapa kejadian penolakan penguburan pasien Covid-19, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo akhirnya buka suara.
Tanggapannya terkait penolakan jenazah, ia unggah lewat akun Instagram resminya, @ganjar_pranowo, Rabu (1/4/2020).
Pada video tersebut Ganjar menjelaskan bahwa dirinya telah berbincang dengan sejumlah pakar terkait jenazah pasien Covid-19.
Berdasarkan perbincangannya, Ganjar menjamin selama pemakaman dilakukan sesuai prosedur, maka mayat jenazah pasien Covid-19 tidak akan membahayakan penduduk sekitarnya.
"Penolakan jenazah Covid-19 ini mulai muncul di beberapa tempat," kata Ganjar.
"Tolong betul saya meminta, saya sudah tanya pada beberapa pakar, kalau orang itu sudah meninggal, terus kemudian prosedur SOPnya sudah bagus, semua sudah dibungkus, itu tidak apa-apa," paparnya.
Ganjar mengatakan yang perlu dilakukan oleh masyarakat sekitar cukup dengan tidak ikut melayat.
"Yang penting Anda tidak usah ikut melayat, ikuti prosedurnya, maka kalau sudah dikubur, sudah selesai, karena virusnya akan ikut mati juga di situ," ujarnya.

Efek Penolakan Jenazah Pasien Corona
Kemudian, Ganjar menjelaskan apa saja dampak dari penolakan yang dilakukan oleh warga terhadap keluarga pasien Covid-19.
Dampak tersebut di antaranya mulai dari stigma negatif, hingga kesedihan yang mendalam bagi keluarga korban Covid-19.
"Satu, stigmatisasi pada korban, dan keluarganya, termasuk yang sudah meninggal, pasti akan sangat sakit," kata Ganjar.
"Kedua, masyarakat yang sudah terstigmatisasi akan ditolak di mana-mana, kasihan dia."
"Dia butuh dukungan, bukan musuh kita," tambahnya.
• Sebut Penyemprotan Disinfektan ke Manusia Justru Berbahaya, Ganjar Pranowo: Jangan sampai Terhirup
Ganjar mengimbau agar masyarakat melihat pemberitaan positif terkait wabah Covid-19, yakni banyak pasien yang telah sembuh.
"Ingat banyak yang sudah sembuh, maka saya mohon kepada masyarakat, ikuti ketentuan yang ada dari pemerintah, dan jangan ditolak, jagalah perasaan mereka," ucapnya.
Terakhir, Ganjar kembali menekankan bahwa masyarakat justru harus membantu moral keluarga korban Covid-19 yang telah dilanda kesedihan akibat kehilangan orang yang mereka cintai.
"Sakitnya seperti apa sih keluarganya, melihat mukanya tidak boleh, melihat mayatnya tidak boleh, orang tercintanya meninggal, dan kemudian melayat juga tidak boleh, itu sudah sakit," kata Ganjar.
"Tolong jangan ditambah lagi perasaan sakitnya mereka," pungkasnya.
Pada kolom caption unggahan tersebut, Ganjar juga menuliskan pesan agar masyarakat bisa bersimpati terhadap perasaan keluarga korban yang kehilangan akibat wabah Covid-19.
"Mari kita saling tahu & jaga perasaan.
Apakah anda menolak pemakaman jenazah yg positif covid19?
Kalau alm/almh keluarga kita bgmn perasaan kita?" tulis Ganjar.
Dikutip dari Kompas.com, Rabu (1/4/2020), berikut ini adalah beberapa contoh kasus penolakan jenazah pasien positif Covid-19 yang terjadi di berbagai daerah, di Indonesia.
(TribunWow.com/Khistian TR/Anung)