Virus Corona
Melihat Nasib Warga Kelas Bawah akibat Corona, Haris Azhar: Kerja Mati, Enggak Kerja Mati
Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar mengungkapkan kondisi masyarakat kalangan bawah setelah Virus Corona masuk di Indonesia.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar mengungkapkan kondisi masyarakat kalangan bawah setelah Virus Corona masuk di Indonesia.
Dilansir TribunWow.com, Haris Azhar menyebut banyak warga yang terpaksa tetap bekerja di tengah wabah Virus Corona.
Ia menjelaskan, warga terpaksa tetap beraktivitas di luar rumah untuk memenuhi kebutuhan hidup meskipun sebanarnya takut tertular Virus Corona.

• Viral Video Puluhan Jenazah Pasien Covid-19 Diangkat ke Truk Pendingin dengan Alat Pengakut Barang
• Alumnus Matematika UI Prediksikan Kapan Waktu Pandemi Corona Berakhir di Indonesia, di Akhir Mei
Hal itu disampaikan Haris Azhar melalui tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (31/3/2020).
"Pertama, kalau saya mau bilang sama ngelihat tadi bapak-bapak asongan itu sebetulnya ada semacam fakta yang tidak terbahasakan kira-kira," ucap Haris.
Haris bahkan memberi istilah untuk menggambarkan perjuangan masyarakat kelas bawah yang tetap bekerja meski dilanda Virus Corona.
"Kerja mati, enggak kerja mati," ujar Haris Azhar.
Menurut dia, tak ada satu pun warga yang tak takut pada Virus Corona.
Termasuk masyarakat yang masih nekad bekerja, Haris menyebut mereka menyadari resiko terpapar Virus Corona.
"Pergi kerja ya mereka juga takut dengan Corona, meskipun tadi dibilang bahwa perlu ada penjelasan-penjelasan yang lebih membumi, antropoligis menjelaskan," ujarnya.
"Tetapi juga kesadaran itu ada."
• Empat Pasien Covid-19 Asal Semarang Ungkap Kunci Kalahkan Virus Corona hingga Dinyatakan Sembuh
Melanjutkan penjelasannya, Haris menceritakan kisah seorang rekannya yang merupakan seorang pekerja informal.
Haris menyebut, para pekerja informal itu tetap bekerja meski takut tertular Virus Corona.
"Minggu lalu saya dikontak teman saya yang bekerja di sektor informal harian, dia bilang dia juga takut sama virus ini," jelas Haris.
"Tapi di rumah juga tekanannya, rong-rongan-nya juga nyata, jadi memang harus direspon."