Virus Corona
Bahas Kebijakan Persuasif Pemerintah soal Corona, Ali Ngabalin: Kita Punya Kultur Masyarakat Taat
Tenaga Ahli Utama KSP Ali Ngabalin mengatakan pemerintah mengutamakan kebijakan yang bersifat persuasif dalam penanganan pandemi Virus Corona.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan pemerintah mengutamakan kebijakan yang bersifat persuasif dalam penanganan pandemi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, dalam tayangan Youtube Talk Show tvOne, Senin (31/3/2020), Ali Ngabalin menilai kebijakan yang sifatnya persuasif dinilai efektif untuk masyarakat Indonesia.
Seperti yang diketahui, sejauh ini pemerintah memang belum mengeluarkan kebijakan yang nyata terkait pencegahan penyebaran Covid-19.

• Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Gubernur DIY Sri Sultan Minta Jokowi Buka Data Daerah Zona Merah
Padahal diketahui beberapa pemerintah daerah sudah meminta kepada pemerintah pusat mengambil tindakan tegas, satu di antaranya yaitu segera diberlakukannya lokcdown ataupun dengan nama lainnya karantina wilayah.
Namun, pemerintah pusat sempat menolak diberlakukan lockdown ataupun karantina untuk setiap wilayah tersebut.
Meski begitu, untuk saat ini kebijakan karantina wilayah menjadi pertimbangan dan akan dikaji oleh pemerintah.
Pemerintah hanya mengeluarkan beberapa imbauan, seperti misalnya mengimbau bekerja, belajar, dan beribadah di rumah dalam rangka penerapan social distancing.
Termasuk yang terbaru yaitu imbauan untuk tidak melakukan mudik ke daerahnya masing-masing.
"Berulang-ulang pemerintah mengingatkan supaya jaga jarak, biasakan cuci tangan dan lain-lain sebagainya, ini adalah masuk dalam esensi yang kita bahas dalam Undang-Undang nomor 6, tentang karantina," ujar Ali Ngabalin.
"Jadi harapan yang disampaikan oleh Bapak Presiden ini sebetulnya adalah kalau langkah ini bisa diikuti," jelasnyanya.
Ali Ngabalin percaya masyarakat bisa mengikuti semua imbauan dan arahan dari pemerintah.
Dirinya lalu menyebut bahwa masyarakat Indonesia mempunyai budaya yang taat dan juga menghormati pendapat dari pemimpin.
• Kondisi Jakarta Mengkhawatirkan, Anies Baswedan: 283 Pemakaman, Jangan Hanya Anggap Angka Statistik
"Kan yang dilakukan ini adalah persuasif, imbauan, karena kita punya kultur-kultur orang yang taat, kita punya komunitas-komunitas orang yang bisa hormat kepada pemimpin," ungkapAli Ngabalin.
"Suara pemimpin, suara opinion leader, pemuka pendapat itu kan didengar, jadi imbauan persuasif itu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari harapan Bapak Presiden," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke-2.10