Virus Corona
Bahas soal Lockdown, Mahfud MD: Di Amerika Sudah Borong Senjata, Siapa yang Kuat akan Dapat Makanan
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengungkap kengerian yang terjadi di sejumlah negara akibat kebijakan lockdown.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
"Cuma masalah karantina wilayah, masalah lockdown dan sebagainya yang sebenarnya istilah itu tidak tepat untuk Indonesia," terang dia.
"Karena bagi saya lockdown kalau contohnya seperti yang sekarang terjadi di berbagai negara kan mengerikan."
Bahkan, Mahfud menceritakan di Amerika sudah warga bahkan membawa senjata hanya untuk berebut makanan dengan orang lain.
"Di Amerika kan sekarang sudah borong senjata, kalau lockdown mereka akan berebutan senjata dengan siapa yang kuat dia yang dapat ambil makanan," tukasnya.
• Seekor Kucing di Belgia Terjangkit Virus Corona dari Tuannya, Alami Gejala Diare hingga Sesak Napas
Simak video berikut ini menit ke-12.33:
Solusi Kurangi Angka Kematian Pasien Corona
Pada kesempatan lain, Influencer muda, dr Tirta Mandiri Hudhi mengatakan karantina wilayah adalah hal yang harus dilakukan demi mencegah meluasnya persebaran Virus Corona (Covid-19).
Dikutip dari YouTube Kompastv, Jumat (27/3/2020), awalnya presenter SAPA INDONESIA MALAM menanyakan pendapat dr Tirta terkait angka kematian pasien Covid-19.
• Banyak Perantau yang Kembali ke Kampung Halaman, Sri Sultan HB X: Coba Tinggal Sementara 2 Minggu
dr Tirta menjelaskan bahwa jumlah pasien Covid-19 yang semakin membengkak adalah penyebab utama naiknya angka kematian pasien Covid-19.
"Ketidakcukupan tempat pelayanan, membludak," kata dr Tirta.
"Jadi sekarang itu adalah rujukannya cukup, tapi banyak pasien yang ketolak, karena banyak orang yang datang ke sini kondisinya sudah memburuk," sambungnya.
dr Tirta mengusulkan sebuah solusi untuk mengurangi angka kematian pasien Covid-19.
Ia menjelaskan hal yang harus dihentikan adalah tingkat persebaran Covid-19.
"Saran saya untuk mencegah mortality rate (tingkat kematian) semakin tinggi, itu kita harus mengendalikan infection rate-nya (tingkat persebaran virus -red), karena garda di depan sudah down ini," ujar pria lulusan Universitas Gadjah Mada tersebut.
dr Tirta menyinggung korban meninggal tenaga medis juga harus dianggap sebagai sesuatu yang darurat.
"Itu 80an (pasien meninggal Covid-19), sepuluh persen di antaranya adalah tenaga medis, itu hal yang paling harus jadi krusial," katanya.
• 90 Warga Dikarantina setelah Tengok Pasien yang Ternyata Positif Corona, Langsung Local Lockdown