Breaking News:

Virus Corona

Anak Guru Besar UI: Makna di Rumah Aja yang Sebagian Kalian Abaikan Jadi Air Mata Keluarga Kami

Anak dari korban meninggal Virus Corona, dr Leonita Triwachyuni memberikan pesan terkait bahayanya covid-19.

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Channel YouTube Najwa Shihab
Anak dari korban meninggal Virus Corona, dr Leonita Triwachyuni (TENGAH) memberikan pesan terkait bahayanya covid-19. 

TRIBUNWOW.COM - Anak dari korban meninggal Virus Corona, dr Leonita Triwachyuni memberikan pesan terkait bahayanya Covid-19.

dr Leonita Triwachyuni sendiri merupakan anak dari Guru Besar Universitas Indonesia, Bambang Sutrisna yang meninggal karena terpapar Virus Corona.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Najwa Shihab pada Rabu (26/3/2020), ia menekankan soal alangkah lebih baiknya di dalam rumah di tengah wabah Virus Corona.

Kabar Baik, Ilmuwan Teliti Obat untuk Kurangi Komplikasi Virus Corona

Leonita mengatakan bahwa di tengah wabah Virus Corona, orang yang berkeluyuran bisa membuat nyawa orang merenggang, khususnya bagi tenaga medis.

Ayah dari Leonita meninggal karena terpapar Virus Corona dari pasiennya.

"Hari ini makna di rumah saja yang sebagian kalian abaikan menjadi air mata buat keluarga kami."

"Ya memang Ayah sakit, bandel, disuruh jangan praktik, bilangnya kasihan orangnya dari jauh dan ternyata pasien itu adalah suspect Covid-19 yang paru-parunya sudah putih semua," jelas Leonita.

Leonita menjelaskan, pasien itu merupakan suspect Virus Corona yang baru pulang dari rumah sakit.

"Pasien tersebut pulang dari rumah sakit karena itu dan itu," katanya.

Sementara itu, ayahnya yang juga sempat dirawat di rumah sakit justru kondisinya semakin memburuk hingga meninggal dunia.

Sesal Anak Korban Virus Corona yang Meninggal, Khawatirkan 7 Tukang Gali Kubur dengan Alat Seadanya

"Dibawa ke RS ayah saya tidak membaik, saturasi pun terus menurun sampai kemudian meninggal," ucap dia.

Sehingga, Leonita memberi pesan bagi masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah kecuali ada keadaan memaksa.

"Saya tulis pesan Instagram ini cuma mau minta tolong, plis untuk yang punya pilihan, jangan bandel di rumah saja."

Ia meminta agar jangan sampai menambah beban orang lain, khususnya tenaga medis.

"Dan untuk udah di rumah sakit jangan bandel sampai pulang."

"Jadi selama kalian hidup kalian hargai, punya keluarga yang kalian kasihi, keluarga yang masih hidup jangan sampai menambah beban," pesan Leonita.

Sementara itu, Najwa Shihab yang mendengar cerita dari Leonita terdengar sempat tercekat.

Suara Najwa Shihab terdengar seperti menahan tangis.

"Jangan sampai menambah beban, jangan sampai yang punya pilihan menahan beban terutama mereka-mereka tenaga medis, seperti yang dialami oleh Mbak Leonita."

"Terima kasih banyak. bergabung dengan Mata Najwa Mbak Leonita, Mba Eva terimakasih sudah bergabung, sekali lagi bela sungkawa yang mendalam untuk keluarga Mbak Leonita dan Eva," ujar Najwa Shihab.

Achmad Yurianto Ungkap Kunci Sukses Vietnam dalam Cegah Penyebaran Corona: Jadi Kekuatan Besar

Sedangkan, anak dari korban meninggal Virus Corona yang lain, Eva Rahmi Salama memberi pesan khusus bagi pemerintah.

Ia meminta pemerintah untuk tak hanya melakukan rapid test darah.

Pasalnya, rapid test dengan darah hasilnya tak maksimal seperti yang terjadi pada adiknya yang merupakan pasien positif Viru Corona.

Adiknya sempat dinyatakan negatif meski sudah dilakukan rapid test darah.

"Masukan untuk bagi pemerintah, jangan rapid tes saja karena swab test hasilnya lebih akurat dari rapid test."

"Soalnya adik saya pada saat rapid tes itu, dan hanya darah dan toraksnya normal dan saat di swab test, dia positif," ujar Eva.

Lalu, ia juga meminta agar hasil swab test diberitahukan secara cepat hingga dapat segera ditangani dokter.

"Penanganan hasil swab test itu kalau bisa dipercepat supaya bisa ditangani dokter dengan baik," ungkapnya.

Disumpahi Kena Virus Corona oleh Fanbase Peserta LIDA, Gilang Dirga: Kami Pertaruhkan Nyawa di Sini!

Lihat videonya mulai menit ke-6:14:

Sesal Eva soal Dua Orang Tuanya Meninggal karena Corona

Kedua orang tua Eva Rahmi Salama meninggal akibat Virus Corona hanya selang dua hari.

 Disumpahi Kena Virus Corona oleh Fanbase Peserta LIDA, Gilang Dirga: Kami Pertaruhkan Nyawa di Sini!

Mulanya, Najwa Shihab sebagai presenter bertanya soal viralnya foto Eva Rahmi Salama yang menunjukkan dirinya berdiri bertiga saat pemakaman orang tuanya.

"Mbak Eva status atau postingan Anda di media sosial ketika Anda memposting foto di pemakaman yang hanya berdiri bertiga dengan keluarga dan Anda menyebutkan sangat berat rasanya memakamkan orang yang Anda cintai tetapi tidak bisa berdoa bersama-sama keluarga besar," tanya Najwa Shihab.

Eva menjawab, dirinya memang sengaja meminta untuk keluarga besar maupun teman-temannya datang melayat.

Ia takut jika orang lain terpapar Virus Corona akibat ikut melayat.

"Iya jadi sebenarnya saya melarang saudara-saudara saya dan teman-teman saya pada acara pemakaman Mamah karena saya khawatir mereka jadi tertular juga gitu."

"Dan jadi tanggung jawab saya kalau sampai ada yang tertular gitu," ujar Eva.

 Jejak Kegiatan Pangeran Charles sebelum Positif Corona, Ada Pertemuan dengan Ratu Elizabeth

Lantas, Eva mengungkapkan kondisi saat pemakaman ibunya.

Di sana tak ada petugas medis yang mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), yang ada hanya tujuh tukang gali kubur dengan alat perlindungan seadanya.

Sehingga, Eva mengaku khawatir jika tukang gali kubur itu ikut tertular.

"Dan pas pada saat sampai di pemakaman, saya pikir ada petugas yang memakai baju APD ternyata tidak, hanya tukang gali kubur berapa orang tujuh orang kalau enggak salah."

"Mereka cuma makai baju apa adanya terus sama pakai tutupan mulut terus pakai sarung tangan itu saja, makanya saya takutnya mudah-mudahan mereka tidak terpapar," cerita Eva.

Eva mengatakan dirinya khawatir meski jenazah Ibunya sudah dimasukkan ke dalam peti dan dilapisi dengan plastik.

"Meskipun itu jenazah Mama sudah dimasukkin ke dalam peti, direp lagi ama plastik gitu kan, tapi ya makanya itu langsung dikubur, enggak lama dari jam kematian," ujarnya.

 Rachel Vennya Mampu Kumpulkan Dana Lebih dari Rp 7 M untuk Atasi Corona, Rp 2 M Disumbangkan ke PMI

Saat ditanya apakah jenazah ayahnya juga dimakamkan dengan cara yang sama, Eva mengaku tak tahu.

Namun, Eva menyayangkan bahwa ayahnya dimakamkan terlambat.

Padahal sepengetahuannya, jenazah Virus Corona harus segera dikubur maksimal empat jam.

"Enggak, kalau untuk Papah itu meninggal setengah empat tapi dikuburnya jam 7 (keesokan) paginya jadi sebenarnya itu sangat berisiko kan maksimal 4 jam itu harus dikubur tapi kenyataanya baru besoknya," kata Eva.

Selain itu, Eva mengaku juga sempat tak mendapat kejelasan terkait kematian ayahnya.

"Dan saya juga enggak tahu awalnya, di mana papa saya akan dikuburkan mereka enggak tahu, dan mereka bilang itu akan dihubungi dari pihak Dinkes."

"Maka dari itu naruhnya di ruang jenazah dan saya tidak boleh mendekat karena potensi untuk terpapar kan mereka masih rapping petinya juga," cerita Eva.

 dr Tirta Geregetan Lihat Cuitan Netizen Twitter soal Corona: Itu Pengin Saya Jitak Kepalanya

Dengan menangis, Eva mengatakan dirinya sangat sedih lantaran tak bisa melihat orang tuanya di saat-saat terakhir.

"Ya makanya itu saya ngerasa enggak bisa ngapa-ngapain, enggak bisa lihat muka mamah terakhir, muka papa terakhir," sesalnya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul "Anak Guru Besar UI: Makna di Rumah Aja yang Sebagian Kalian Abaikan Jadi Air Mata Keluarga Kami".

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Najwa ShihabUniversitas IndonesiaVirus Corona
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved