Virus Corona
Tiadakan UN untuk SD, SMP, dan SMA karena Corona, Syaiful Huda Ungkap Alternatif Kelulusan Pelajar
Demi menekan penyebaran Corona, Syaiful Huda mengatakan berdasarkan rapatnya dengan Nadiem Makarim, UN untuk SD, SMP, dan SMA akan ditiadakan
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Merebaknya wabah Virus Corona (Covid-19) di Indonesia, mengharuskan pemerintah menghentikan seluruh kegiatan di luar.
Mulai dari bekerja, sekolah, hingga beribadah semua dilaksanakan di rumah.
Dunia pendidikan pun dibuat kesulitan karena wabah yang menyerang bertepatan dengan masa akhir tahun pelajaran siswa, dan siswi di Indonesia.

• WHO Peringatkan Virus Corona Kini Meningkat Pesat, Minta Semua Negara Lakukan Tes Massal
Pada akun resmi Instagram Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, @syaifulhooda, Senin (23/3/2020), Syaiful mengunggah sebuah unggahan yang berisikan video rapat online dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
Rapat daring tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa Ujian Nasional (UN) untuk jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA telah ditiadakan.
Dikutip dari Kompas.com, Senin (23/3/2020), Syaiful mengatakan alternatif pengganti UN akan dilakukan dengan menggunakan nilai rapor.
“Dari rapat konsultasi via daring (online) antara anggota Komisi X dan Mendikbud Nadiem Makarim maka disiapkan berbagai opsi untuk menentukan metode kelulusan siswa salah satunya dengan nilai kumulatif dalam raport,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin malam (23/3/2020).
Penyebab ditiadakannya UN adalah wabah Covid-19 yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga sebulan ke depan.
“Penyebaran wabah Covid-19 diprediksi akan terus berlangsung hingga April, jadi tidak mungkin kita memaksakan siswa untuk berkumpul melaksanakan UN di bawah ancaman wabah Covid-19 sehingga kami sepakat UN ditiadakan,” ujar Syaiful.
Syaiful mengatakan Kementerian Pendidikan, dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini sedang mengkaji opsi pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) sebagai alternatif UN.
“Penyebaran wabah Covid-19 diprediksi akan terus berlangsung hingga April, jadi tidak mungkin kita memaksakan siswa untuk berkumpul melaksanakan UN di bawah ancaman wabah Covid-19 sehingga kami sepakat UN ditiadakan,” ujarnya.
Opsi lain yang disiapkan oleh Kemendikbud adalah nilai kumulatif.
Apabila USBN tidak memungkinkan untuk dilaksanakan, Kemendikbud berencana menentukan kelulusan muridnya berdasarkan nilai kumulatif.
Untuk tingkat SMA dan SMP ditentukan selama masa tiga tahun belajar, lalu untuk SD selama enam tahun masa belajar.
“Jadi nanti pihak sekolah akan menimbang nilai kumulatif yang tecermin dari nilai rapor dalam menentukan kelulusan seorang siswa, karena semua kegiatan kurikuler atau ekstrakurikuler siswa terdokumentasi dari nilai rapor,” ujarnya,” jelas Syaiful.
• Sulawesi Utara Tetapkan Status Siaga Darurat Corona setelah PDP Semakin Bertambah
Jokowi Minta Masyarakat Perhatikan Social Distancing
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat serius menerapkan social distancing dan hal preventif lainnya seperti menjaga pola hidup bersih sehat, demi menekan penyebaran wabah Virus Corona (Covid-19).
Dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/3/2020), awalnya Jokowi menjelaskan terkait perkembangan penanganan Covid-19 di dunia internasional.

Ia mengatakan Indonesia kini telah melakukan langkah cepat untuk menangani virus asal Wuhan, Hubei, China itu.
Jokowi kemudian menyampaikan pesannya kepada masyarakat Indonesia agar terus maksimal dalam melakukan semua upaya penekanan Covid-19 yang telah diserukan oleh pemerintah, mulai dari social distancing, hingga menjaga kesehatan badan.
"Saya tegaskan lagi bahwa kita harus saling mengingatkan untuk disiplin mengikuti protokol kesehatan dalam mengurangi penyebaran Covid-19," kata Jokowi.
Presiden yang kini menjabat di periode kedua itu juga meminta warganya agar tak segan menegur orang yang lalai atau abai dalam menerapkan tindakan pencegahan Covid-19.
"Jangan ragu untuk menegur seseorang yang tidak disiplin dalam menjaga jarak, tidak mencuci tangan, dan abai menjaga kesehatannya," tegas Jokowi.
"Bagi yang terbukti positif terinfeksi Covid-19, atau menduga diri ada kemungkinan terinfeksi, segera isolasi diri, dan menjaga kesehatan," lanjutnya.

• Kisah Perawat Tangani Pasien Corona di Italia: Saya Hancur Berkeping-keping saat Pulang ke Rumah
Jokowi juga memberikan instruksi bagi daerah-daerah yang sudah terinfeksi Covid-19, maupun yang belum terinfeksi.
Instruksi kepada daerah yang belum terinfeksi adalah agar pemerintah daerah wilayah tersebut semakin memperketat protokol kesehatan, guna mencegah potensi penyebaran Covid-19.
Selanjutnya, untuk daerah yang sudah terlanjur terinfeksi Covid-19, Jokowi meminta pemerintahan daerah yang berwenang agar mengimbau warganya melakukan isolasi, dan memberikan bantuan kepada warganya yang membutuhkan.
(TribunWow.com/Anung)